Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rambut Mulai Botak, Pangeran William Akhirnya Pilih Plontos

Pangeran William muncul dengan penampilan barunya saat menghadiri acara di rumah sakit anak Evelina di London, Inggris (17/1).

Bukan rahasia lagi jika bangsawan bergelar Duke of Cambridge ini mengalami kebotakan dini di usianya yang baru berusia 35 tahun. Padahal, ketika masih remaja rambutnya terbilang tebal dan ikal.

"Penipisan rambut bisa terjadi sampai 20 persen di usia 20-an, 30 persen di usia 30-an, dan seterusnya. Dua pertiga pria mengalami kebotakan dalam derajat tertentu sejak usia 35 tahun," kata Dr.Alan Bauman, seperti di kutip dari Huffington Post.

Tipisnya rambut pria dipicu oleh dihydrotestoterone (DHT), produk pecahan dari hormon testoteron yang menyebabkan mengecilnya ukuran folikel rambut.

"Faktor genetik juga berperan. Ayah Pangeran William, Pangeran Charles juga memiliki rambut yang tipis. Tapi banyak faktor lain yang berpengaruh pada cepat lambatnya kebotakan pria, mulai dari stres, pola tidur, dan pola makan," katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/19/123500320/rambut-mulai-botak-pangeran-william-akhirnya-pilih-plontos

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com