Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berteman dengan Mantan? Ada Sisi Positif dan Negatifnya

KOMPAS.com - Memutus hubungan atau tetap menjalin pertemanan dengan mantan kekasih adalah pilihan yang sangat sulit. Ada sisi positif dan negatif dari masing-masing pilihan tersebut.

Jika kita berpisah karena sebuah pertengkaran yang hebat, apakah ide untuk tetap berteman dengan mantan kekasih adalah pilihan yang tepat?

Di sisi lain, sama sekali memutus hubungan, atau bahkan kita berpura-pura tak pernah mengenalnya juga bukanlah pilihan yang baik.

Negatif

Sisi negatif berteman dengan mantan kekasih terlihat jelas. Kenyataan bahwa ada suatu hal yang belum usai di antara kalian berdua, atau dendam akan perpisahan bisa menjadi trauma tersendiri.

Jika Kamu memutuskan untuk tetap berteman, yang terbaik adalah mengakui bahwa hubungan kalian tidak akan pernah seperti dulu.

Pastikan, bahwa kekasih barumu nanti mampu membuatmu tak lagi merindukan bekas kekasihmu ini.

Pastikan juga, kekasih barumu itu dapat memaklumi bahwa menghapus kenangan dengan mantan bukanlah hal yang mudah.

Kamu mungkin akan merasakan 'sakit' saat mengunjungi tempat favorit di mana dulu kalian berdua membuat kenangan indah.

Lebih dari itu, sadarilah, hubungan asmara kalian berubah menjadi masa lalu karena suatu alasan. Kebanyakan, sesuatu yang rusak dalam sebuah hubungan sulit diperbaiki lagi.

Positif

Terlepas dari kenyataan bahwa ada banyak kerugian untuk tetap berteman dengan mantan kekasih, ada sejumlah keuntungan untuk menjaga hubungan baik.

Jika Kamu sering mendengar orang lain menjelek-jelekkan mantan kekasihnya, Kamu justru akan terlihat keren karena tetap menjaga hubungan baik bersamanya.

Kamu mungkin berpikir bahwa mereka yang tetap berteman dengan bekas kekasih hanyalah orang-orang yang tak bisa move on. Tapi ternyata, menjaga pertemanan dengan mantan dapat membantu melanjutkan hidup dengan pola pikir positif.

Sisi positif ini dapat kita rasakan terutama saat ada anak di antara hubungan kalian -ini dalam konteks pernikahan.

Bagaimana pun, Kamu dan bekas kekasihmu dulu pernah dekat. Dan sudah seharusnya, kalian tetap menjaga hubungan baik, meski tak seperti dulu lagi.

Baca: 3 Manfaat "Ngomongin" Mantan Saat Kencan Pertama

Menjaga pertemanan dengan mantan kekasih

Setelah kita mengalami kegagalan dalam hubungan asmara, kita perlu waktu untuk menenangkan diri.

Hati yang baru saja mengalami kehancuran biasanya memiliki masalah dalam menerima hubungan baik dengan orang yang mendatangkan rasa sakit itu.

Tapi setelah itu, kita harus menetapkan batasan antara persahabatan dan hubungan romantis yang bisa saja muncul kembali.

Dengan cara tersebut, kita akan terbebas dari melankolisme masa lalu yang membuat kita gagal move on.

Ingat. Tetap berteman dengan mantan karena menaruh harapan untuk kembali bersamanya hanya akan membawa rasa sakit.

Selain itu, menaruh harapan kembali dengannya hanya akan membuat kita kehilangan kemungkinan untuk membangun hubungan asmara yang lebih baik dengan orang baru.

Padahal, bisa jadi orang baru itu lebih baik dari kekasih kita yang dulu.

Hal terbaik adalah mempertimbangkan kembali niatmu untuk menjaga pertemanan dengannya.

Jika Kamu memutuskan berteman dengannya hanya karena kesepian atau malas mencari orang baru, ini adalah alasan yang buruk untuk tetap menjalin hubungan dengannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/27/090000120/berteman-dengan-mantan-ada-sisi-positif-dan-negatifnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com