Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biarkan Anak Bermain Bebas Sendiri

Para ahli menyarankan anak untuk free play, yakni bermain tanpa ditemani atau diatur oleh orangtua, serta bebas dari gadget. Ini akan membantu mengasah imajinasinya.

"Ini adalah jenis permainan yang membiarkan anak memakai imajinasi dan benda-benda di sekitar mereka, bisa mainan atau kardus bekas. Mereka bisa eksplorasi dan bersenang-senang sesuka mereka, tentu dengan batasan yang aman," kata Liat Hughes Joshi, peneliti dan pakar perkembangan anak.

Ia mengatakan, anak balita saat ini punya kehidupan yang sibuk. Dimulai dengan mengikuti "kelas bayi" atau ikut klub berenang.

Ketika di rumah, waktu mereka juga dihabiskan untuk menonton televisi, diberi permainan "edukatif", dan bermain dengan orangtua atau pengasuhnya.

Bukan berarti anak tidak perlu ditemani bermain, tetapi sesekali membiarkan mereka bermain bebas justru bermanfaat positif bagi tumbuh kembangnya.

"Bermain bebas merupakan permainan yang tidak terstruktur, dan ini sangat berharga. Anak-anak, seperti orang dewasa, juga perlu waktu untuk rileks dan merefleksikan apa yang mereka alami. Itu tidak bisa terjadi kalau mereka terlalu sibuk," kata Joshi seperti dikutip dari MotherandBaby.co.uk.

Manfaat dari permainan yang tidak terstruktur antara lain membantu anak belajar mandiri. Termasuk anak bisa belajar mengatur dirinya saat ia merasa bosan, mencari sesuatu hal untuk membangun ketahanan diri.

Anak juga akan lebih percaya diri untuk mengikuti rasa ingin tahunya, sebuah kreativitas yang ia butuhkan untuk mulai permainan, termasuk imajinasi dan konsentrasi.

"Tidak semua anak secara alami penuh imajinasi. Sebagai awal bermainlah dengannya dan ajarkan bagaimana bermain kreatif. Misalnya, katakan 'Kita bisa bikin apa ya dari balok-balok ini? 'Apakah kita susun berdasarkan warnanya?', selanjutnya biarkan mereka berpikir kreatif," katanya.

Orangtua perlu membiarkan anak sesekali merasa bosan. Anak bosan yang tidak pernah belajar bermain mandiri akan terus menuntut perhatian orang di sekelilingnya. Sebaliknya, anak yang sudah belajar mandiri akan selalu punya kesibukan dan ini berarti rumah akan lebih berantakan.

"Sebagai orangtua kita harus menerima ini sementara. Saat mereka sudah lebih besar, lebih mudah mengajarkan mereka untuk membereskan barang daripada mengajarinya bermain mandiri," katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/09/121500820/biarkan-anak-bermain-bebas-sendiri

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com