Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelit Senyum Membuat Kita Terlihat Kurang Keren

KOMPAS.com - Jika kalian merasa keren saat memasang wajah dingin tanpa senyum, pikirkan kembali hal ini. Sebab, riset yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Psychology menemukan fakta sebaliknya.

Riset tersebut melaporkan bahwa mereka yang pelit senyuman justru tak akan terlihat keren. Riset dilakukan dengan meiminta sejumlah peserta menilai daya tarik model dalam iklan cetak.

Hasilnya, peserta riset menilai para model yang tak ekspresif terlihat tidak keren, dan justru terkesan tidak ramah.

"Ada keyakinan bahwa cara orang menjadi keren adalah dengan bersikap tidak ekspresif," kata Caleb Warren, selaku pemimpin riset.

Sebagai contoh, periset dari University of Arizona ini menceritakan pengalamannya saat difoto. Ia memutuskan tak tersenyum dalam foto tersebut karena mengira fotonya tak akan terlihat keren jika ia tersenyum. Lewat hasil riset ini, ia ingin menyampaikan bahwa anggapan tersebut seringkali salah.

“Kebanyakan, menjadi tidak ekspresif membuat orang tampak kurang keren. Mereka akan terlihat lebih baik bila tersenyum,” tambahnya.

Untuk mendapatkan hasil yanga akurat, periset menunjukan kepada peserta penelitian iklan cetak sebuah merek pakaian dengan model yang tersenyum dan tidak tersenyum. Beberapa di antara model tersebut adalah orang-orang terkenal seperti Michael Jordan dan James Dean.

Hasilnya, para peserta menganggap model menjadi lebih keren ketika mereka tersenyum, karena saat tidak menunjukkan ekspresi, mereka nampak kurang ramah.

Pada penelitian berikutnya, periset menunjukan gambar seorang atlet MMA atau seni bela diri campuran yang berinteraksi dengan lawannya sebelum bertanding. Namun, periset menemukan hal berbeda saat diterapkan dalam konteks pertandingan.

Dalam konteks pertandingan, menjadi tidak ekspresif dipandang sebagai tanda dominasi dan oleh karena itu mereka yang tak tersenyum ketika bertanding terliha lebih keren.

Tapi saat atlet berinteraksi dengan penggemar, di sisi lain, maka ia akan terlihat lebih baik bila memunculkan wajah yang ramah.

Baca :Senyum Mampu Cerminkan Karakter Seseorang

"Gagasan eksperimen yang saya suka gunakan adalah, jika kalian berada di meja makan, maka memasang wajah dingin tidaklah keren. Tapi kalau kamu ada di meja poker, ya," papar Warren.

"Penelitian ini memiliki implikasi praktis untuk iklan dalam fesyen. Jika merek ingin terlihat keren, maka mereka harus memiliki lebih banyak model yang menambahkan senyuman pada iklan mereka daripada model yang tidak ekspresif," katanya.

“Ini bukan yang dilakukan kebanyakan iklan mode - sebagian besar iklan mode memiliki model yang tidak ekspresif," tambahnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/17/083600220/pelit-senyum-membuat-kita-terlihat-kurang-keren

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com