BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Suzuki
Salin Artikel

Kenapa Pisang Nugget, "Lyfe", dan Jaket Bomber Bisa Jadi Tren?

Robert yang ahli di bidang rekayasa makanan saat itu menghadapi dua tantangan. Yang pertama, ia ingin membuat sebuah gumpalan daging yang bisa tetap menyatu ketika digenggam.

"Tantangan kedua adalah mencari cara agar adonannya tidak menyusut waktu digoreng," begitu cerita soal Robert C Baker di Businessinsider.

Yang dibuat oleh Robert ternyata adalah nugget, dan makanan itu diciptakan tahun 1963 atau belasan tahun sebelum akhirnya masuk gerai cepat saji.

Simpel. Tetap ayam, tetapi tinggal makan tanpa terganjal tulang. Begitulah kira-kira asal mula nugget. Pada masa-masa selanjutnya, pariwara gerai cepat saji telah membuatnya lebih berumur panjang dalam ingatan.

Bahkan sekalipun beralih zaman, urusan penganan renyah-berisi ini masih berlanjut, manakala kini kreasi baru membuahkan isi yang berbeda, yakni pisang.

Citra nugget lalu bukan lagi makanan asin, melainkan juga manis. Sesuatu yang baru telah lahir di tengah masyarakat.

Sifatnya mungkin main-main, seperti juga kata “lyfe” yang beredar di media sosial untuk mengeluhkan soal “life” alias hidup, tanpa terasa serius.

Hanya gara-gara—entah siapa—mengubah “i” menjadi “y”, orang-orang mulai memakainya, bahkan sibuk membahasnya. Kalau mau lihat, coba saja buka halaman Urban Dictionary.

Sebelum lyfe dan pisang nugget, orang-orang juga pernah sibuk dengan “jaket bomber”, yang sebelumnya sudah populer, dan makin menjadi wacana sewaktu dikenakan oleh Presiden Joko Widodo (yang kini berjins di atas chopper).

Namun, jika mengacu pada namanya, jaket ini memang mulanya dibuat untuk awak pesawat bomber. Waktu itu, jaket tersebut diproduksi oleh perusahaan bernama Dobbs Industries, dan ditujukan khusus untuk Angkatan Udara dan Laut Amerika Seriat (US Navy-Air Force).

Jaket dibuat karena para awak berada di lingkungan berangin, dingin, dan terbuka dalam suatu operasi udara.

Entah bagaimana, stoknya kemudian mengalir ke gerai-gerai baju, menurut cerita "A Brief History of the Bomber Jacket: From the Cockpit to the Runway" di Hypebeast.com. Mungkin seperti juga kebiasaan di Indonesia, masyarakatnya bangga memakai pakaian ataupun peralatan tentara karena kualitasnya.

Bicara perubahan karena hadirnya pisang nugget, perubahan fungsi pada jaket bomber, dan kata lyfe yang bikin hidup jadi lebih hidup, semuanya sama-sama berujung pada sebab simpel. Ketiganya menarik karena merupakan sesuatu yang baru.

“Sesuatu yang benar-benar baru akan mengaktifkan otak tengah kita,” begitu menurut neuro-biolog Dr Emrah Duezel yang bersama Nico Bunzeck bercerita soal penelitian respons otak tengah—sebagai tempat penerima stimulus hal-hal baru—kepada Lifehacker dalam "Novelty and the Brain: Why New Things Make Us Feel So Good".

Keduanya sebelumnya mengadakan riset terhadap sejumlah orang dengan memasangkan pemindai otak, dan menunjukkan kartu-kartu berisi gambar yang bersifat umum dan gambar-gambar dengan obyek unik atau baru.

Tidak heran, suguhan yang serba baru—secara bentuk dan konsep—lantas saat ini menarik untuk diburu. Yang baru itu bisa berupa makanan, bisa tempat wisata, bisa cara bicara, bisa juga mobil. Contohnya ketika Suzuki menyebut Ignis sebagai urban SUV.

Sementara itu, desainnya agak retro, dan bahkan kini punya edisi spesial dengan tambahan spoiler di depan bawah, samping bawah, belakang bawah, dan belakang atas sehingga muncul sebutan Ignis Sport Edition by Suzuki Sport.

Simpelnya kira-kira begini. Ketika mobil ini lewat, ada saja orang yang bergumam, “Eh, itu mobil apa ya? Ooh... Ignis ya.”

Rasa-rasanya seperti menanggapi pisang nugget, ataupun lyfe, ataupun juga jaket bomber di dunia fashion. Mungkin, saat itu, otak area tengah kita sedang bereaksi terhadap sesuatu yang baru.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/19/174700020/kenapa-pisang-nugget-lyfe-dan-jaket-bomber-bisa-jadi-tren

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com