Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PVRA, Kolaborasi Pecinta Sepatu dan Perhiasan

Kara Nugroho yang seorang penggemar sepatu bersama dengan Putri Katianda, sahabatnya yang menyukai perhiasan, merupakan pendiri Pvra. Keduanya merupakan teman satu kamar saat sama-sama kuliah di Universitas Monash, Melbourne, Australia.

"Kami berdua dulu kuliah bisnis dan setelah lulus juga kerja kantoran. Tetapi kami ingin mencoba bisnis sendiri. Lalu terpikir untuk membuat sandal yang dihiasi manik-manik," kata Kara saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta (21/5).

Kara mengatakan, ia dan Putri mulai membuat rencana bisnis sejak tahun 2014. Namun, merek Pvra sendiri baru lahir di tahun 2015.

Putri mengatakan, semangat pantang menyerah memang harus dimiliki oleh para pelaku bisnis.

"Karena kami memang ingin membuat alas kaki yang bukan hanya cantik, tapi juga nyaman. Setiap barang sampel sebelum diproduksi akan kami pakai dulu, coba dipakai ke mana-mana untuk melihat nyaman tidaknya," tutur Kara.

Ia menambahkan, sandal yang mereka jual memang sesuai dengan selera pribadi mereka.

"Apa yang kami sukai, itu yang kami jual," katanya.

Hiasan manik-manik yang rumit pada semua sandal kulit Pvra ternyata dibuat oleh ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar kantor Pvra di kawasan Radio Dalam Jakarta Selatan.

"Saat ini ada sekitar 20 ibu-ibu yang sudah kami latih untuk memasang manik-maniknya," kata Kara.

Toko offline

Menggandeng para influencer fashion dan kecantikan di media sosial, strategi marketing tersebut sukses membuat brand Pvra memiliki citra elegan dan berkelas.

Saat ini setiap bulan rata-rata Pvra berhasil menjual sekitar 1000 pasang sandal setiap bulan dengan harga perbuah mulai dari Rp 600.000.

Menurut Kara, setiap bulan Pvra mengeluarkan 12 koleksi sandal baru. Menjelang Lebaran ini, produksi pun ditambah untuk mengejar kenaikan penjualan.

"Setiap bulan kami terus kejar-kejaran. Baru selesai launching, sudah harus mikirin untuk koleksi bulan depan atau dua bulan lagi. Apalagi di bulan puasa ini," katanya.

Meski 80 persen penjualan Pvra dilakukan secara online, namun Kara dan Putri memiliki target untuk memiliki toko offline sendiri.

"Sekarang ini Pvra memang sudah ada di 3 toko di mal Grand Indonesia, Plaza Indonesia, dan Senayan City. Kami bekerja sama dengan pihak lain. Tapi inginnya punya toko sendiri," kata Kara.

Setelah Jakarta, Bandung, dan Bali, menurut Kara, ia berharap bisa membuka toko di Medan, Makassar, dan Surabaya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/05/25/190000420/pvra-kolaborasi-pecinta-sepatu-dan-perhiasan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com