Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidak Menikmati Pekerjaan Bahayakan Kesehatan di Kemudian Hari

KOMPAS.com - Apakah kamu merasa puas pada pekerjaanmu saat ini? Jika tidak puas dengan pekerjaan, kamu harus waspada dan memperhatikan kesehatan.

Sebuah studi menyatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaan bisa membahayakan kesehatan di usia yang akan datang. Pernyataan ini datang dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Ohio State University.

Dalam penelitian ini, para ahli mengumpulkan pendapat dan data dari 6.400 pekerja pria maupun wanita dengan rentang usia antara 25 hingga 39 tahun.

Semua peserta penelitian diberi pertanyaan terkait pekerjaannya ketika mereka berumur 20 tahunan. Peserta diminta menilai terkait rasa kepuasannya terhadap pekerjaan yang ia lakukan saat itu.

Lalu, pada akhir penelitian terdapat empat kelompok pekerja, yaitu 45 persen menyatakan tidak puas dengan pekerjaan, 15 persen puas, 23 persen merasa kepuasannya semakin menurun seiring dengan berjalannya waktu, dan 17 persen lainnya merasa pekerjaan yang dilakukan sekarang ini dapat memuaskan mereka.

Selain itu, diketahui juga bahwa kelompok pekerja yang memiliki tingkat kepuasan rendah terhadap pekerjaannya ternyata cenderung mengalami depresi, masalah tidur, serta gangguan kecemasan.

Hal ini menyebabkan mereka rentan terserang berbagai penyakit lain akibat gangguan kesehatan mental yang dialami.

Mengapa tidak puas dengan pekerjaan bisa berbahaya pada kesehatan kelak?

Sebenarnya hal ini lebih berkaitan dengan kesehatan mental. Rasa tidak puas dengan pekerjaan muncul akibat berbagai hal yang kemudian menyebabkan seseorang mengalami tekanan dan stres.

Apabila stres tidak diatasi dan direspons dengan baik, bukan tidak mungkin hal tersebut semakin memperburuk kesehatan.

Hal tersebut adalah gejala yang paling sering terjadi jika seseorang merasa stres dan depresi.

Belum lagi stres dan depresi bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan nafsu makan, atau bahkan sebaliknya, merusak suasana hati dan menurunkan motivasi untuk berolahraga.

Pada akhirnya, kamu akan menerapkan pola hidup yang tidak sehat dan berisiko tinggi untuk terkena penyakit kronis, seperti penyakit jantung koroner, stroke, serangan jantung, dan diabetes melitus

Bagaimana cara menghindari penyakit akibat pekerjaan?

Semua pekerjaan pasti memiliki tekanan dan tuntutan masing-masing. Oleh karena itu, stres sudah pasti dialami. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana mengatasi dan merespons stres tersebut sehingga tidak berlarut-larut dan menimbulkan masalah.

Berikut adalah tips untuk mengatasi stres akibat pekerjaan:

  • Ketahui apa yang menyebabkan kamu tertekan. Jika memang merasa pekerjaan yang sedang dijalani saat ini tidak cocok dengan, bicarakan hal tersebut dengan atasan.
  • Berusaha untuk merespons stres dengan cara yang sehat. Banyak orang yang menjadikan makanan pelarian dari tekanan yang sedang dihadapinya. Bahkan yang terburuk adalah menjadikan rokok atau minuman beralkohol sebagai pelarian. Tentu ini tidak sehat. Jika memang kamu butuh hal untuk mengalihkan perhatian, maka bisa melakukan hal-hal positif lain sesuai dengan kegemaran.
  • Sisihkan waktu untuk diri sendiri. Kita memerlukan waktu untuk membuat diri nyaman, tenang, dan rileks. Jika tak bisa mengambil waktu cuti, bisa kok berusaha menyisihkan waktu sewaktu akhir pekan atau sekadar saat pulang kerja.
  • Pastikan tugas dari kantor sudah selesai dan kamu bisa mematikan gadget agar tidak terganggu saat menghabiskan waktu sendiri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/08/090900720/tidak-menikmati-pekerjaan-bahayakan-kesehatan-di-kemudian-hari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com