Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Pikiran yang Bisa Merusak Hubungan

Berawal dari perasaan tidak aman, bisa berkembang menjadi rasa takut dan pikiran negatif, yang jika dibiarkan akan menjadi pikiran liar yang mengancam keutuhan hubungan.

Rasa takut dan pikiran negatif itu bisa memengaruhi cara kita berkomunikasi dan berinteraksi. Jadi, berhati-hatilah. Segera bicarakan dengan pasangan agar masalahnya tidak semakin besar.

Jangan abaikan bila kamu pernah atau sering memikirkan hal-hal ini:

1. Merasa tidak bisa lebih baik dari sang kekasih dan mantannya

Mungkin kamu sering berpikir dan takuttak bisa melampaui apa yang dilakukan kekasih bersama mantannya dulu.

Kekasihmu dan mantannya tak lagi menjalin kasih untuk sebuah alasan. Terus menerus memikirkan kekasihmu dan pasangannya tidak akan membantu apapun terhadap hubungan kalian, malah bisa jadi merusak hubungan.

2. Menilai diri sebagai perusak hubungan

Khawatir bahwa dirimu sendiri bisa merusak hubungan justru bisa benar-benar membuatmu merusaknya.

Sekali kita memercayai sesuatu, baik positif atau negatif, maka semesta memiliki "jalan" untuk mewujudkan apa yang kita percayai tersebut.

Jika kamu meyakini hubunganmu akan memburuk tanpa bukti nyata apapun, aksi-aksi yang kamu lakukan bisa jadi malah mewujudkan hal tersebut. Hal ini tentu tak adil bagi kamu dan pasangan.

3. Kekasih harus membuat kita bahagia

Pasangan yang kita pilih memang seharusnya membawa kebahagiaan dalam hidup kita. Namun, memastikan kamu menjadi orang yang bahagia bukanlah tugas mereka.

Jika kamu bergantung pada pasanganmu untuk bahagia, berarti kamu memberikan terlalu banyak tekanan pada seseorang selain dirimu sendiri.

4. Pasangan yang bahagia tidak pernah berargumen

Bahkan pasangan yang berada dalam hubungan sangat sehat sekalipun memiliki ketidaksepakatan. Namun, percayalah bahwa hubungan tanpa beda pendapat sangatlah tidak realistis.

Semakin kamu mengenal seseorang, maka kesukaan dan ketidaksukaan akan semakin terbentuk. Dan semakin cepat sepasang kekasih mampu menyelesaikan perbedaan pandangan tersebut dengan cara yang tak menyakitkan pihak manapun, maka justru akan semakin kuat hubungan yang dibentuk.

5. Menganggap diri sendiri dan kekasih terlalu berbeda

Memang perlu upaya lebih dalam membangun hubungan bersama seseorang yang tumbuh di lingkungan berbeda dan memiliki ketertarikan berbeda. Namun, ketimbang menjadikan sebagai kekhawatiran, ingatlah bahwa kamu dan pasangan memiliki hal yang memersatukan saat awal.

Kesamaan pun tidak selalu berujung pada kecocokan. Pada akhirnya, tunjukkan bahwa meski berbeda namun kamu dan pasangan bisa selalu berbahagia bersama.

Membandingkan kemajuan hubungan sendiri dengan hubungan yang dimiliki orang lain (teman, anggota keluarga bahkan hubungan orang lain) bisa menambahkan tekanan terhadap hubunganmu sendiri, ketimbang membawa kedamaian.

Percayalah dengan hubungan yang kamu bangun dan ingatlah bahwa semuanya memerlukan waktu. Dan waktu tersebut dibangun bergantung pada dirimu sendiri.

7. Tidak bisa memercayai kekasih

Bisa jadi ada hal-hal di masa lalu yang menggoyahkan kepercayaanmu dalam membangun sebuah hubungan, atau bisa pula ada pikiran-pikiran yang bersifat pencegahan.

Namun, terus menerus menanamkan pikiran tidak percaya pada pasangan hanya akan berujung pada drama dan merusak hubunganmu dengan dia.

Tidak ada sebuah hubungan yang dibangun tanpa kepercayaan. Jika rasa ketidakpercayaan itu tumbuh terlalu liar tanpa dialamatkan pada isu kepercayaan antar pihak, maka keretakan hubunganmu mungkin hanya tinggal menunggu waktu.

8. Menilai hubungan saat ini sudah tak seperti dulu

Dirimu saat ini belum tentu sama dengan dirimu seminggu, atau sebulan lalu. Kita semua berubah setiap waktu, baik lewat cara yang kita sadari maupun tidak.

Mengkhawatirkan tentang bagaimana hubunganmu terlihat saat ini, berbeda dengan bagaimana hubungan tersebut dimulai berarti mengabaikan bahwa baik dirimu maupun pasangan memang merupakan individu yang berubah.

Jika kamu terlalu sibuk memikirkan masa lalu dari hubunganmu, kamu akan kehilangan momen-momen indah yang terjadi pada dirimu dan pasanganmu setelah beberapa lama.

9. Takut membiarkan hubungan berlangsung lebih jauh

Takut membuka diri atau menampilkan diri apa adanya akan menghalangi terbangunnya ikatan yang erat. Kecuali kamu memang menginginkan hubungan yang rapuh.

Kamu tak akan pernah move on jika tidak membiarkan kekasihmu untuk lebih jauh mengenalmu.

10. Memaksa kekasih berubah

Jika ada sesuatu dari pasanganmu yang tidak kamu sukai, hal itu tidak akan berubah secara nyata kecuali mereka ingin mengubahnya sendiri.

Mengubah kebiasaan, sifat atau kualitas tertentu untuk seseorang yang bukan diri sendiri seringkali juga tidak akan berlangsung lama.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/18/160000520/10-pikiran-yang-bisa-merusak-hubungan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com