Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berdamai dengan Penyesalan Masa Lalu

Penulis The Anxiety Toolkit, Alice Boyes, Ph.D, melalui laman Pshychology Today memberikan sejumlah tips agar kita bisa berdamai dengan penyesalan masa lalu. Tidak mudah, memang. Tapi, bisa kita lakukan.

1.  Menyingkirkan pikiran "tidak akan melakukannya lagi"

Menyesal tak selalu terjadi untuk hal yang kita lakukan pertama kali. Dalam beberapa kasus, penyesalan itu muncul karena hal yang telah berkali-kali dilakukan.

Misalnya saja karena menonton YouTube hingga dini hari dan membuat kita kelelahan ketika bekerja, atau sekadar makan terlalu banyak keripik kentang.

Jika kamu terus-menerus melakukan kebiasaan sama yang membuatmu menyesal, tak perlu berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

Lebih baik atur strategi untuk secara perlahan mengubah kebiasaan tersebut atau membatasi konsekuensi negatif ketika kamu mengalami kegagalan dalam mengontrol diri.

2. Pahami perasaan

Banyak orang sering mengatakan bahwa mereka tak memiliki penyesalan apapun dalam hidupnya. Sebuah hal yang tak realistis.

Seperti emosi negatif lainnya, penyesalan adalah pengalaman biasa dan didesain agar secara psikologis kita bisa menghadapinya.

Jika kita mampu memahami perasaan tersebut alih-alih menyangkalnya, maka kita akan terbantu untuk membangun strategi demi pengalaman masa depan yang lebih baik serta menjadikan emosi tersebut sebagai pelajaran.

Mengidentifikasi perasaan tersebut secara spesifik juga akan membantu kita untuk mentoleransi emosi yang dirasakan sehingga lebih bisa diatur.

Kita semua tidak sempurna. Kamu tak perlu menyangkalnya, terkadang penyesalan memang hanyalah penyesalan. Bergerak lah lebih maju.

3. Meyakini kapasitas diri untuk bertumbuh

Penyesalan bisa menyebabkan keraguan besar dan membuat seseorang ingin selalu menghindar.

Penyesalan terhadap sebuah hubungan, misalnya, membuat seseorang ingin menghindari kencan serius.

Hanya karena kamu membuat beberapa keputusan yang tidak ideal, bukan berarti kiamat datang. Kamu harus meyakini bahwa kesalahan tersebut tidak bersifat permanen dan kamu bisa berubah lebih baik.

4.  Mencari jalan keluar

Mengubah pola pikir bisa membantu mencegah kesalahan yang sama terulang kembali. Penulis Gretchem Rubin memiliki tips sederhana: memikirkan pergi tidur lebih awal mungkin lebih sulit dan kurang menyenangkan ketimbang memikirkan bisa tidur larut sambil menikmati serial favorit.

Namun, tak perlu banyak berpikir, cukup lakukan hal tersebut. Pergilah tidur lebih awal dan nikmati sensasi kenyamanan yang kamu rasakan.

Apakah sikap ini akan menghindarkan kita dari kebiasaan tidur larut karena nonton TV atau bermain game? Mungkin tidak. Tapi, hal ini akan mengubah perilaku kita dengan cara yang instan.

Akan lebih mudah mengubah perilaku ketimbang mencegah masalah dari kebiasaan.

Jika masalahmu adalah sulit memfokuskan diri pada prioritas, cobalah pilih hal-hal yang paling penting untuk dilakukan.

5. Beri ruang bagi diri untuk menerima perasaan tersebut

Untuk secara efektif berdamai dengan penyesalan, harus ada tindakan yang dilakukan untuk mengubahnya. Merenungi kesalahan masa lalu tidak banyak membantu, tapi kamu juga sulit mengesampingkan rasa menyesal tersebut juga.

Cobalah pikirkn tentang sebuah penyesalan kecil. Contohnya, ketika pernah meninggalkan sebuah benda penting di rumah ketika kamu bepergian.

Kondisi seperti itu membuat kamu mempersilakan diri untuk menerima penyesalan tersebut selama beberapa waktu. Ketika kamu merasa frustrasi dengan diri sendiri dan mengkritik diri sendiri, perasaan itu akan secara alami hilang.

Namun, jika kamu memiliki penyesalan yang lebih besar, kamu mungkin membutuhkan beberapa minggu atau bulan hingga perasaan menyesal tersebut hilang.

Perasaan itu juga bisa hilang dan timbul kembali di waktu tertentu.

Pada dua kondisi tersebut, hal yang bisa dipelajari adalah: emosi harus bisa dimanfaatkan untuk membuat diri kita lebih baik.

Emosi bersifat datang dan pergi. Ketika sebuah emosi bertahan lama dalam diri kita, biasanya hal ini karena kita terus-menerus "memberi makan" emosi tersebut dengan stimulasi tertentu.

Namun, jika tidak, maka emosi tersebut akan cenderung mudah pergi dan dihadapi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/07/114000920/berdamai-dengan-penyesalan-masa-lalu

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com