Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Obesitas Pada Anak yang Orangtuanya Juga Obesitas

KOMPAS.com - Sebagian besar orang biasanya akan menjawab “faktor genetik” ketika ditanya mengenai penyebab obesitas pada anak. Tidak salah memang, karena genetik dan riwayat keluarga yang bertubuh gemuk turut menjadi penentu kondisi tubuh seorang anak.

Akan tetapi faktanya, genetik bukanlah satu-satunya faktor pemicu obesitas. Lantas, selain genetik, mengapa kebanyakan anak obesitas memiliki orangtua yang obesitas pula?

Genetik alias keturunan bisa dikatakan sebagai faktor risiko yang cukup erat kaitannya terhadap kejadian obesitas pada anak.

Seorang anak yang memiliki riwayat keluarga dengan bobot tubuh obesitas, punya risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan anak dari orangtua yang berat badannya ideal.

Atas dasar inilah, banyak beredar anggapan di masyarakat bahwa ketika ada satu atau kedua orangtua obesitas, pasti akan melahirkan anak yang obesitas pula.

Hal ini seolah sudah harga mati dan tidak bisa ditangani lagi, karena alasan faktor keturunan adalah penyebab obesitas pada anak. Padahal, genetik bukan lah satu-satunya faktor penentu peluang seorang anak mengalami obesitas.

Kebiasaan makan

Sadar atau tidak, gaya hidup orangtua, kebiasaan makan yang diterapkan pada anak sedari kecil, serta kecenderungan anak untuk meniru perilaku orangtuanya menjadi sekian faktor penyebab obesitas pada anak yang sering dikesampingkan.

Teori tersebut disimpulkan setelah para peneliti dari UCLA Center for Health Policy Research menemukan bahwa anak dan remaja di rentang usia 2-17 tahun lebih memilih untuk makan buah dan sayuran karena melihat orangtua mereka melakukannya.

Sebaliknya, anak dan remaja yang orangtuanya sering mengonsumsi makanan cepat saji serta minuman bersoda cenderung untuk meniru perilaku tersebut, dilansir dari laman Live Science.

Singkatnya begini, apa yang menjadi kegemaran orangtua secara tidak langsung akan dijadikan panutan oleh anak, entah itu baik atau buruk. Anak berpikir bahwa semua yang dilakukan dan diterapkan orangtuanya merupakan hal yang pantas ditiru.

Susan H. Babey, selaku salah satu peneliti menambahkan bahwa gaya hidup, pola makan anak, beserta semua jenis pilihan makanan adalah kebiasaan harian keluarga yang dimulai dari dalam rumah.

Tak heran, apa yang dilakukan dan diajarkan orangtua dalam keseharian anak, akan terus terbawa hingga keluar rumah bahkan sampai sang anak tumbuh dewasa.

Itulah mengapa, lingkungan sekitar turut menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak. Jadi penyebab obesitas pada anak itu tidak sesederhana “karena keturunan” saja.

Kuncinya, terapkan pola hidup sehat

Gaya hidup yang kurang sehat akan dengan mudah berkolaborasi bersama gen obesitas tersebut. Akibatnya, kita dan si kecil memiliki peluang berkali-kali lipat lebih besar untuk mengalami obesitas. Kita tentu tidak ingin kebiasaan buruk ini semakin bertambah parah, bukan?

Sebaiknya, jangan serta-merta langsung mengubah kebiasaan sehari-hari anak, karena toh mereka juga akan tetap meniru perilaku kita.

Sebagai solusinya, mulailah menerapkan pola hidup sehat dari diri kita terlebih dahulu. Dengan begitu, anak jadi lebih terpacu ketika melihat ada peran orangtuanya yang ikut mendukung perubahan positif ini.

Usahakan untuk memilah-milah mana makanan yang baik, mana yang harus dikurangi, hingga mana yang harus dihilangkan sama sekali.

Berikan porsi yang sesuai dengan kebutuhan anak, jangan terlalu banyak maupun sedikit. Selain itu, tetapkan batas aturan ngemil dalam sehari jika anggota keluarga gemar ngemil.

Bahkan, kita bisa menjadwalkan olahraga bersama paling tidak seminggu sekali. Tidak hanya sekadar menjaga tubuh tetap bugar, seluruh anggota keluarga juga akan merasa lebih bersemangat untuk mencapai berat badan ideal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/06/152819420/penyebab-obesitas-pada-anak-yang-orangtuanya-juga-obesitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke