Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dua Coffee, Kedai Kopi Pertama Asal Indonesia di Washington DC

Saking banyaknya, keberadaan kedai kopi --terutama di kota-kota besar, nyaris dapat ditemukan di tiap sudut kota.

Tak ayal masing-masing coffeeshop harus terus memoles diri demi memikat konsumen.

Jika ada yang sibuk berkutat menguatkan pasar lokal, ada pula yang sudah merambah internasional. Salah satunya Dua Coffee.

Kedai kopi di bilangan Cipete ini bersiap membuka cabang kedua di Washington DC, Amerika Serikat pada Februari 2019 mendatang.

Co-owner Dua Coffee Omar Karim Prawiranegara mengungkapkan, kesempatan membawa Dua Coffee ke kancah internasional adalah hal yang tak terduga.

Kesempatan ini bermula saat Dua Coffee diajak Kementerian Pariwisata RI untuk mendukung pariwisata Indonesia di ajang New York Travel Fair, untuk segmen kopi.

Tak diduga, cerita Omar, pengunjung begitu antusias dengan sajian biji kopi yang dibawa Dua Coffee.

Dari ajang itu, Dua Coffee juga bertemu dengan kantor berita VOA dan diajak ke Washington DC.

"Nah, setelah ke sana, kami tahu belum ada kedai kopi lokal (asli Indonesia) berdiri di Washington DC."

"Akhirnya kami putuskan untuk buka di sana," kata Omar saat konferensi pers A Cup of Moka, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Alasan Omar bukan itu semata, melainkan dia mengaku melihat potensi bisnis menjanjikan, di mana konsumen kopi di AS sangat tertarik dengan kopi dari Indonesia.

Selain itu, ia juga memiliki misi untuk lebih mengenalkan kopi Indonesia di dunia.

Saat ini, menurut pria lulusan Universitas Padjadjaran Bandung itu, konsumen di AS hanya mengetahui kopi Indonesia dari Sumatera, padahal Indonesia punya ragam kopi.

"Kami ingin dunia lebih tahu lagi macam-macam kopi Indonesia, di mana masing-masing memiliki rasa dan keunikannya," ungkap pria kelahiran tahun 1985 ini.

Omar menambahkan, Dua Coffee di AS akan menyediakan 60 persen biji kopi dari Indonesia, sisanya dari berbagai macam negara, seperti Columbia dan Ethiopia.

Hal ini dilakukan lantaran Dua Coffee ingin konsumen AS beradaptasi secara perlahan.

Usaha lain dari Dua Coffee dalam mengenalkan Indonesia adalah dengan memakai cup bermotif batik Megamendung, Cirebon.

Menurut Omar, konsumen di AS suka dengan cerita-cerita di balik satu produk.

Cup bermotif Megamendung adalah bagian dari upaya menarik konsumen ke kedai kopi Dua Coffee yang berjarak hanya dua blok dari Gedung Putih.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/22/174811920/dua-coffee-kedai-kopi-pertama-asal-indonesia-di-washington-dc

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com