Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Gaya Busana Meghan yang "Langgar" Protokol Kerajaan Inggris...

KOMPAS.com — Sejak hubungannya dengan Pangeran Harry terungkap, gaya busana Meghan Markle selalu menjadi sorotan.

Mantan artis Amerika Serikat ini nampaknya selalu tahu bagaimana memadukan busana, hingga ia dinobatkan sebagai ikon mode.

Mulai dari memadukan ripped jeans dan kemeja, hingga gaun malam yang elegan, Meghan selalu berhasil tampil memukau.

Padahal, Kerajaan Inggris punya protokol yang ketat, termasuk dalam hal berbusana.

Apa yang boleh digunakan oleh anggota kerajaan telah diatur, terutama untuk acara-acara kerajaan.

Anggota kerajaan selalu mematuhi aturan itu. Namun, hal ini berbeda untuk Meghan.

Lalu, apakah Meghan melanggar protokol kerajaan dengan gaya busana modernya?

Ratu memiliki aturan khusus tentang busana.

Rok yang dipakai wanita anggota kerajaan harus tepat di atas lutut, cat kuku juga harus berwarna netral.

Wanita kerajaan juga disarankan untuk memakai pantyhose alias stocking berbahan nilon. Dan, masih banyak lagi aturan berbusana dalam Kerajaan Inggris.

Namun, Meghan yang baru saja bergabung dengan anggota kerjaan memiliki gaya busana sendiri.

Sejak menikah dengan Pangeran Harry, ia cederung memakai busana bernuansa Hollywood yang membuatnya terlihat bersinar.

Busana Meghan yang "melanggar aturan"

Saat tampil dihadapan publik, Kate Middleton sering memakai rok klasik dan gaun malam elegan untuk acara kerajaan.

Namun, berbeda dengan sang ipar, The Duchess of Sussex sering melanggar aturan kerajaan.

Meghan pernah memakai cat kuku hitam dan gaun dengan satu tali yang mengeskpos bagian bahunya saat tampil di momen Fashion Award.

Meski terlihat cantik, banyak orang bertanya-tanya apakah Ratu Elizabeth suka pada penampilan Meghan.

Baru-baru ini, Meghan juga terlihat memakai mini dress ketat yang menonjolkan bagian perutnya.

Sepertinya, Meghan tak takut bereksplorasi pada apa yang dipakainya.

Gaun yang dipakai Meghan saat momen Fashion Award bukan satu-satunya langkah berani yang ia lakukan sejak menjadi bangsawan.

Saat melakukan tur perdana dengan sang suami di Australia, misalnya, Meghan memakai sepatu hak tinggi.

Padahal, sepatu hak tinggi adalah outfit yang tak disukai Sang Ratu.

Bukan hanya itu, Meghan juga memakai heels saat berjalan-jalan di pantai, sesuatu yang tak berani dilakukan oleh seorang bangsawan.

Pada akhir Agustus, Meghan tampil tanpa memakai pantyhose.

Ia hanya memakai jaket hitam dan rok super pendek sehingga bagian kakinya terekspos.

Gaya rambut Meghan

Sama seperti saat momen pernikahannya di bulan Mei, Meghan suka dengan gaya rambut kasual.

Selain sering membiarkan rambut hitamnya terurai, ia juga identik dengan gaya rambut cepol kusutnya.

Meski sering melihat Meghan dengan tatanan rambut yang rapi, penggemar justru menyukai gaya rambut kusut ala Meghan.

Bahkan, banyak wanita yang meniru gaya rambutnya itu.

Satu-satunya aturan kerajaan yang sepertinya dipatuhi Meghan adalah mengenakan topi dalam acara-acara tertentu.

Dia terlihat mengenakan baret hitam yang bagus saat hadir di Westminster Abbey untuk peringatan Hari Gencatan Senjata.

Meghan juga terlihat memakai topi hijau bertepi lebar untuk acara pembaptisan Pangeran Louis.

Dalam beberapa bulan terakhir, Meghan terlihat kerap memakai topi fascinator.

Nampaknya, Meghan berusaha menambahkan sentuhan modern pada gaya klasik kerajaan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/27/070000520/menilik-gaya-busana-meghan-yang-langgar-protokol-kerajaan-inggris-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com