Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Asmara "Putus-Sambung" Kate Middleton dan Pangeran William

KOMPAS.com - Berbeda dengan kisah cinta sang adik, percintaan Pangeran William dan Kate Middleton ternyata diwarnai drama putus nyambung.

The Duke dan The Duchess of Cambridge nyaris tak menikah karena perpisahan di tahun 2007.

Kate dan William yang saat itu masih berstatus pacaran, tiba-tiba memutuskan tak lagi menjalin asmara.

Padahal, para penggemar sudah menunggu-nunggu pengumuman pertunangan pasangan itu.

Lalu, apa yang membuat mereka putus? Berapa lama mereka berpisah?

Kate dan William mulai berkencan sejak 2004.

Pangeran William langsung jatuh hati saat melihat Kate tampil di catwalk untuk peragaan busana amal di St. Andrew’s University, tempat Kate dan William berkuliah.

Tak lama setelah itu, hubungan Kate dan William menjadi serius. Mereka bahkan tinggal bersama dengan dua orang teman kuliahnya.

Namun, ini bukan berarti pasangan itu hidup bebas tanpa gangguan.

Setelah Pangeran William terang-terangan mengaku jatuh hati pada Kate, media sering menyoroti kehidupan mereka.

Banyak orang berspekulasi jika William akan segera melamar Kate.

Nyatanya, tekanan besar membuat mereka harus berpisah. Pangeran William mulai ragu tentang masa depan hubungannya dengan Kate.

Sang pangeran merasa jika hubungannya tak akan berhasil karena, menurut dia, keadaan saat itu tak adil bagi Kate.

Akhirnya, mereka putus di bulan April 2007.

Sebelum berpisah, Kate dan William terakhir kali terlihat bersama pada Bulan Maret 2007.

Tak lama setelah itu, Kate pergi ke Irlandia bersama ibunya. Sementara itu, Pangeran William terlihat berpesta dan berdansa dengan para model setengah telanjang.

Meski tak terang-terangan mengumumkan perpisahannya, para pengunjung klub menyadari apa yang terjadi antara Kate dan William.

Saat itu, Pangeran William naik ke atas meja dan berteriak "aku bebas", sambil terus berjoget.

Cara Kate dan William meperbaiki hubungan

Kate dan William mengatasi perpisahan di tahun 2007 dengan cara berbeda.

Kate bergabung dengan tim balap wanita "Sisterhood", yang seluruhnya terdiri dari atlet wanita.

Kate juga sering terlihat mengunjungi bar.

Nah, bisa jadi, rasa cemburu membuat mereka kembali bersama.

Sementara itu, Pangeran William menghabiskan masa sendirinya di barak dan melakukan tugas kerajaan.

Ia juga sering keluar bersama teman-temannya.

Di sisi lain, meski Kate terlihat move on dari sang pangeran, namun dalam hatinya ternyata masih merindukan Pangeran William.

"Pada saat itu saya tidak terlalu senang tentang itu, tetapi itu benar-benar membuat saya menjadi orang yang lebih kuat," ucap Kate dalam sebuah wawancara.

Kate mengatakan, patah hati membuatnya menemukan hal-hal tentang dirinya yang mungkin belum ia sadari.

"Saya pikir kita bisa cukup terbuai oleh hubungan asamara saat masih muda, dan saya benar-benar menghargai waktu itu meski dulu saya tak menyadarinya," kata dia.

Untungnya, perpisahan itu tak berlangsung lama. Diam-diam, Kate dan William kembali menjalin cinta.

Mereka kembali terlihat bersama saat mengunjungi pesta di barak pada Juni 2007.

Sejoli ini menghabiskan sepanjang malam bersama di lantai dansa, membuat benih-benih cinta kembali mekar.

Pada akhirnya, perpisahan itu justru membuat pasangan itu menyadari bahwa mereka saling mencintai.

Tahun 2010 mereka bertunangan dan menikah di bulan April 2011. Saat ini, mereka telah hidup bahagia dengan ketiga anaknya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/31/091031520/kisah-asmara-putus-sambung-kate-middleton-dan-pangeran-william

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com