Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wanita yang Tak Menikah dan Tak Punya Anak Lebih Bahagia?

KOMPAS.com - Banyak orang berpikir menikah dan memiliki anak adalah kebahagiaan yang sesungguhnya dalam hidup. Tetapi hal ini ternyata tak berlaku sama untuk setiap orang.

Wanita yang tidak menikah dan tidak memiliki anak ternyata merupakan kelompok orang yang paling berbahagia. Setidaknya itu menurut data penelitian yang dilakukan di negara maju.

Paul Dolan, profesor ilmu perilaku, berpendapat wanita yang belum menikah dan tidak memiliki anak juga cenderung hidup lebih lama daripada mereka yang menikah dan memiliki anak.

Dolan mengatakan, data terbaru menunjukkan simbol kesuksesan tradisional ini tidak selalu berkorelasi dengan tingkat kebahagiaan. 

Kesimpulan tersebut Dolan peroleh berkat riset jangka panjang untuk mengukur kebahagiaan, penyebab serta konsekuensinya.

Menurutnya para pria justru merasa lebih diuntungkan dalam pernikahan karena mereka mampu bersikap "lebih tenang".

"Para pria mengambil risiko lebih sedikit, menghasilkan lebih banyak uang di tempat kerja, dan hidup sedikit lebih lama," katanya.

Wanita, di sisi lain, justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus rumah tangga.

Inilah yang menurut Dolan membuat para istri cenderung mengalami kematian dini dari pada yang belum menikah.

Bukan berarti orang yang menikah tidak bahagia. Namun, hal itu terjadi jika pasangan bersedia bekerja sama mengurus rumah tangga. 

Sebaliknya, pernikahan akan menjadi "neraka" jika salah satu pihak tak bisa diajak kerja sama. Buat apa menikah jika pasangan mereka tidak pernah ada saat dibutuhkan dan tak mau berkontribusi terhadap kelanggengan pernikahan.

Penelitian lain juga menemukan beberapa manfaat finansial dan kesehatan dalam pernikahan, baik untuk pria dan wanita.

Dari hasil riset tersebut, pendapatan lebih tinggi dan dukungan emosional baik memungkinkan orang yang menikah berani mengambil risiko dan mencari bantuan medis.

Dolan mengatakan, pria memiliki manfaat kesehatan lebih tinggi dalam pernikahan karena mereka mengambil risiko yang lebih kecil. 

Tapi, wanita setengah baya yang menikah berisiko lebih tinggi mengalami masalah pada kondisi fisik dan mentalnya daripada rekan sebanyanya.

Dolan mengatakan, menikah dan memilki anak dipandang sebagai simbol kesuksesan tradisional. Inilah yang membuat wanita lajang dipandang tak bahagia oleh masyarakat.

Menurut Dolan, jika suatu hari nanti para wanita menemukan pria yang dirasa tepat sebagai teman hidup, pasti mereka akan berpikir pernikahan adalah hal yang membahagiakan.

Sebaliknya, jika pria tersebut adalah orang yang salah dan hanya mendatangkan kekecewaan, tentu ini akan membuat sang wanita tidak bahagia, mengalami penurunan kesehatan dan kematian dini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/05/28/091000820/wanita-yang-tak-menikah-dan-tak-punya-anak-lebih-bahagia-

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com