Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, Penyebab Bercak Putih di Lidah

KOMPAS.com - Permukaan lidah memang tidak pernah bersih mengingat bagian tubuh ini adalah gerbang pertama berbagai jenis makanan dan minuman yang masuk ke tubuh. Terkadang, muncul semacam selaput warna putih di bagian lidah.

Lapisan tersebut ternyata disebabkan karena infeksi jamur. Kasus semacam ini bisa menyerang siapa saja. Namun, orang dengan kondisi tertentu lebih rentan mengalaminya.

Menurut otolaringologi (dokter THT) Tony Reisman, infeksi jamur di mulut biasanya terjadi pada anak-anak yang sistem kekebalannya sedang berkembang atau orang berusia lanjut yang sistem kekebalannya mulai menurun.

Memang sulit untuk memastikan apakah bercak putih di lidah ini memang disebabkan oleh jamur candida atau sebab lain.

Jika bercak putih itu memang disebabkan oleh jamur Candida, ciri-cirinya bisa meliputi hal berikut ini:

  • Munculnya lapisan putih seperti keju cottage.
  • Kemerahan, terbakar, atau sakit.
  • Perubahan kemampuan untuk merasakan.
  • Lidah atau sudut bibir pecah-pecahh.
  • Terasa kering, seperti kapas atau amplas.

"Anda mungkin tidak memerlukan diagnosis dokter karena infeksi ini sering hilang dengan sendirinya begitu menghentikan apa pun yang pemicunya," kata Reisman.

Misalnya saja jika pemicu bercak putih di lidah adalah antibiotik, maka tunggu beberapa minggu untuk memberi waktu tubuh kembali menyeimbangkan jamur secara alami.

Selain itu jaga kebersihan mulut selama tiga hingga empat minggu untuk melihat apakah infeksi ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Jika infeksi ini tak kunjung sembuh, sudah waktunya untuk meminta bantuan dokter. Kemungkinan penyebab lain seperti:

  • Sindrom mulut terbakar atau sensasi terbakar di mulut tanpa penyebab yang jelas.
  • Lidah geografis atau bercak tidak berbahaya di bagian atas dan samping lidah tanpa sebab yang diketahui.
  • Lesi prakanker atau kanker.

Jika memanag bercak putih itu karena infeksi jamur, dokter kemungkinan akan memberikan obat kumur anti jamur yang bisa digunakan selama 10 hingga 14 hari untuk mengembalikan keseimbangan jamur alami.

Jika masih belum membaik atau semakin parah, kunjungi dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan perawatan.

Orang yang rentan mengalami infeksi jamur - baik karena pemakaian gigi palsu, obat penekan sistem kekebalan tubuh atau kondisi seperti HIV - harus melakukan langkah pencegahan karena menggunakan obat antijamur tidak berfungsi secara permanen.

Untuk mencegahnya, Reismen menyarakan melakukan langkah berikut ini:

  • Kunjungi dokter gigi: Jaga kebersihan mulut dengan baik, termasuk pembersihan gigi di klinik dokter dua kali setahun.
  • Berkumur: Jika membutuhkan steroid inhaler, pastikan untuk berkumur setelah menggunakannya.
  • Minum air: Jaga agar tubuh tetap terhidrasi sehingga mulut tidak kering.
  • Kontrol kadar gula: Batasi makanan manis yang merupakan makanan jamur dan pertahankan kadar gula darah yang baik, terutama jika menderita diabetes.
  • Berhenti merokok: Bagaimanapun juga merokok sangat buruk untuk kesehatan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/25/122300920/waspadai-penyebab-bercak-putih-di-lidah-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com