Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Sebabnya Orang-Orang Optimis Lebih Panjang Umur

Temuan itu didapatkan dari hasil sebuah riset terbaru yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisa data kuisioner tentang optimisme seseorang dan data kematian dari sejumlah sumber, seperti Indeks Kematian Nasional hingga menentukan tingkat optimisme dan masa hidup.

"Optimisme berkaitan dengan ekspektasi positif yang akan terjadi atau meyakini masa depan akan lebih baik, karena kita bisa mengontrol hal-hal penting di dalamnya," kata penulis studi sekaligus asisten profesor psikiatri di Boston University School of Medicine, Lewina Lee, Ph.D kepada Bicycling.

Data diambil dari dua sumber, yaitu Studi Kesehatan Perawat yang mengumpulkan informasi lebih dari 69.700 perempuan dan Studi Penuaan Normatif Urusan Veteran yang memiliki data lebih dari 1.400 laki-laki.

Para peneliti kemudian menelusuri partisipan selama 10 tahun dan menemukan, laki-laki dan perempuan yang memiliki optimisme tinggi memiliki masa usia 11-15 persen lebih lama.

Mereka juga punya 50-70 persen kemungkinan lebih besar untuk mampu mencapai usia 85 tahun.

Apa penyebabnya?

Orang-orang dengan pandangan positif cenderung memiliki perilaku yang sehat. Mulai dari olahraga rutin, pola makan sehat atau puas dengan saran-saran yang diberikan dokter.

Dalam studi yang dipublikasikan di American Journal of Epidemology, optimisme mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini.


Menjadi individu optimis

Menurut Lee, ada beberapa kebiasaan yang bisa dibangun untuk menjadi pribadi yang optimis. Mulai dari menfidentifikasi target dan membayangkan kesuksesan di masa depan. Hal-hal tersebut dinilai mampu meningkatkan tingkat optimisme, setidaknya dalam jangka pendek.

Berusahalah agar kebiasaan tersebut mampu dijalankan secara jangka panjang, sehingga kondisi kesehatan akan kian membaik dan potensi umur panjang pun meningkat.

"Sejumlah penelitian mengatakan optimisme bisa dimodifikasi. Jadi, studi kami bersandar pada fondasi

Cara lain untuk lebih optimis adalah menjalani pola hidup sehat, misalnya berolahraga rutin.

Lee menambahkan, meskipun riset pada umumnya fokus pada faktor-faktor eksternal yang meningkatkan risiko penyakit atau kematian dini, riset ini justru mengungkap manfaat dari hal-hal yang melekat dalam diri terhadap kesehatan secara umum, salah satunya sikap optimis.

Nah, kamu mungkin selama ini hanya fokus pada pola makan dan olahraga demi mencapai target kesehatan dan kebugaran.

Padahal, mengubah pandangan menjadi lebih positif juga sangat bermanfaat demi usia panjang lho.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/09/25/153900920/ini-sebabnya-orang-orang-optimis-lebih-panjang-umur

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com