Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Normalnya Berapa Banyak Helai Rambut yang Rontok dalam Sehari?

KOMPAS.com - Saat keramas atau mencuci rambut, kamu mungkin melihat helai demi helai rambut berjatuhan, bahkan hingga menyumbat saluran pembuangan air.

Menurut dokter spesialis kulit, Wilma Bergfeld, Md, sebenarnya, menemukan gumpalan rambut di kamar mandi atau di sisir adalah hal yang normal.

Tapi tentu pada kondisi tertentu kerontokan rambut yang sangat banyak perlu diwaspadai.

Rambut rontok, normal atau tidak?

Kita memiliki sekitar 250.000 rambut di kepala. Beberapa folikel rambut bahkan dapat dipecah menjadi beberapa helai.

Rata-rata orang kehilangan 50 hingga 100 helai rambut sehari, tetapi ini tergantung pada panjang dan ketebalan rambut. Orang dengan rambut lebih pendek atau lebih tipis tentu akan rontok lebih sedikit.

Ketika orang berambut panjang dan tebal keramas, mereka bisa kehilangan 150 hingga 200 helai rambut. Tapi biasanya, jika di hari berikutnya kamu tidak keramas, rambut tidak akan rontok sebanyak itu lagi.

Orang-orang yang hanya keramas sekali atau dua kali dalam seminggu kemungkinan akan mengalami kerontokan lebih banyak, saat mereka memutuskan untuk keramas.

“Sebagian besar rambut rontok terjadi di kamar mandi, meski memang masih akan kehilangan beberapa helai rambut lagi saat kita menyisirnya setelah keramas,” kata Dr Bergfeld.

“Tetapi, jika rambutmu terus rontok beberapa waktu setelah keramas atau kamu tiba-tiba menemukan banyak rambut rontok di pakaian, hati-hati itu bisa menandakan masalah,” lanjutnya.


Cara mengurangi kerontokan rambut

Usahakan mengurangi frekuensi keramas atau mencuci rambut. Setidaknya satu hingga tiga kali seminggu.

Bergfeld juga merekomendasikan penggunaan sisir bergigi lebar untuk membantu mengurangi rambut rontok. Pasalnya menggunakan sisir bergigi kecil dapat menyebabkan kerusakan dan berisiko mencabut lebih banyak rambut.

Rambut rontok juga bisa menjadi pertanda trauma - seperti menarik dan menyentaknya saat menyisir rambut atau terus-menerus mengikat rambut dengan model kuncir kuda yang ketat.

Jika memungkinkan, cobalah untuk membiarkan rambut terurai sesering mungkin, hindari terlalu sering menyentuhnya dan jangan gunakan ikat rambut karet.

Selain itu, batasi penggunaan blow dryer, curling, dan flat iron. Jika kamu tidak bisa hidup tanpa alat penata rambut ini, gunakan semprotan termal untuk melapisi serat di rambut untuk membantu melindunginya.

Selain panas alat-alat tersebut, panas matahari juga dapat merusak rambut, jadi pakailah topi ketika harus berada di luar ruangan.

Masih khawatir dengan kondisi rambut?

Ingat, ada dua tipe kerontokan rambut. Kerontokan rambut yang merupakan fase normal siklus hidup rambut dan kerontokan rambut ketika rambut berhenti tumbuh.

Kerontokan rambut kronis atau berlebihan, disebut telogen effluvium, dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh.

Kemungkinan penyebab kerontokan rambut di antaranya:

- Mengalami masa yang sangat menegangkan (perceraian, kematian, atau PHK).
- Melahirkan dan perubahan hormon.
- Penyakit (seperti penyakit tiroid atau gangguan gizi).
- Penurunan berat badan atau diet.
- Obat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/09/195413020/normalnya-berapa-banyak-helai-rambut-yang-rontok-dalam-sehari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com