Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terapi Akupunktur untuk Menurunkan Berat Badan, Bisakah?

JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki badan yang ideal merupakan dambaan bagi setiap orang. Berbagai cara dilakukan mulai dari diet, olahraga, hingga mengonsumsi makanan yang sehat agar dapat memiliki berat badan yang diidamkan.

Selain itu, ada cara-cara lain yang diuapayakan agar seseorang bisa langsing lebih cepat. Selain sedot lemak, beberapa tahun terakhir terapi akupunktur dipercaya dapat membantu untuk menurunkan berat badan.

Dr. Hety, Sp.AK, Spesialis Akupunktur di Klinik Sakti Medika mengatakan, “Akupunktur adalah suatu teknik terapi menggunakan jarum dengan perangsangan yang ditusukan pada titik tertentu dari permukaan tubuh yang dapat berperan dalam menurunkan berat badan.”

Akupunktur merupakan terapi tradisional yang berasal dari China dan telah dikenal sejak 4.000 – 5.000 tahun yang lalu.

Hety menjelaskan, dalam penurunan berat badan, akupunktur memiliki peran melalui beberapa cara, yaitu mengatur pusat lapar kenyang di otak sehingga menurunkan nafsu makan, meningkatkan tonus lambung sehingga porsi makan berkurang, serta memperbaiki metabolisme gula dan lemak sehingga penumpukan lemak di tubuh dapat berkurang.

Dalam kasus obesitas, akupunktur akan mengubah neurotransmitter di sistem saraf pusat melalui perangsangan saraf perifer di titik akupunktur.

Susunan saraf pusat itu akan teraktivitasi dan mengeluarkan hormon endorfin, monoamin, dan kortisol yang akan meningkatkan mood dan memperbaiki regulasi asupan makanan.

Selain itu, penusukan di daerah lokal juga menyebabkan aliran darah meningkat sehingga metabolisme ikut meningkat.

Efek pada pengaturan sistem metabolisme ini, yaitu terjadi peningkatan siklik adenosine monofosfat yang mengaktifkan enzim lipase sehingga dapat menghancurkan lemak di tubuh.

Efek samping setelah melakukan terapi akupunktur adalah memar dan kebiruan di area yang ditusuk. Namun, hal ini normal terjadi pada tubuh, tidak ada tanda bahaya yang lebih dari memar ini.

Menurut Hety, dalam beberapa hari setelah terapi maka memar itu akan hilang dengan sendirinya.

Walau membantu, Hety juga menjelaskan, terapi akupunktur ini harus diimbangi dengan kepatuhan tinggi untuk menjalani gaya hidup sehat termasuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, minum air putih 2 liter sehari, rutin berolahraga, serta tidur cukup berkualitas.

“Setelah melakukan terapi. Ya dijaga makan dan minumnya, jangan minum yang manis–manis dan selalu menghitung kalori makanan yang dikonsumsi,” ungkapnya.

Selain mendapatkan tubuh yang ideal, terapi akupunktur juga diklaim dapat mengobati beberapa penyakit lain, seperti kecemasan berlebih, kelumpuhan pasca-stroke, insomnia, dan baby blues syndrome. (Renna Yavin)

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/20/112349420/terapi-akupunktur-untuk-menurunkan-berat-badan-bisakah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com