Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membantu Meningkatkan Potensi Anak yang Lambat Belajar

KOMPAS.com - Setiap orang tua tentunya ingin memiliki anak yang pintar. Namun, tidak semua anak memiliki kemampuan atau daya ingat belajar yang cepat, ada juga anak yang lambat dalam menangkap materi belajar.

Menghadapi anak yang kurang cemerlang dalam belajar dibutuhkan kesabaran, bukan tekanan.

Marty Nemko, Ph.D., seorang pelatih karier dan kepribadian yang berbasis di Oakland, California memberikan beberapa nasihat untuk orang tua yang memiliki anak dengan lambat belajar.

Marty mengungkapkan, ia juga memiliki anak yang lambat dalam belajar dan membutuhkan bantuan akademis, tetapi hal itu hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Setelah mengetahui hal tersebut, ia menghindari apa yang biasanya dilakukan oleh banyak orang tua, seperti menambah jam bimbingan belajar, sekolah musim panas, atau bahkan mengomel jika anak tidak berhasil mengerjakan PR.

Ia memilih melakukan apa yang dia lakukan dengan dirinya sendiri atau dengan kliennya yang sudah dewasa, yaitu membangun kekuatan.

"Tentu, aku ingin anakku memiliki keterampilan membaca, menulis, dan matematika yang fungsional. Namun, alih-alih terobsesi untuk memaksimalkan nilai ujiannya atau mempelajari banyak hal sejak dini, aku lebih suka melakukan hal lain," katanya.

Berikut beberapa tips yang ia terapkan untuk meningkatkan potensi anaknya.

Bicara dengannya
Jalin komunikasi dengan anak, terutama ketika ia merasa buruk tentang kelemahan akademisnya.

Kita bisa mengatakan, “Memang kamu kurang hebat dalam membaca dan hal-hal akademis lainnya, tetapi itu hanya satu bagian dari seseorang. Kita semua terdiri dari banyak bagian, dan dalam kehidupan nyata akademis bukanlah bagian yang paling penting. Apakah kamu baik hati? Apakah kamu rapi dan teratur? Apakah kamu pandai membantu ayahmu membangun dan memperbaiki barang-barang? Jika iya, kamu adalah anak yang baik. Titik.”

Sebagai orangtua tentu kita ingin anak belajar membaca dengan lancar, tetapi tidak dengan memaksanya. Selain itu, kita dapat mencari sekolah dan guru yang menghargai kekuatan anaknya.

Mencari sekolah dan guru yang tepat
Bila memungkinkan, pilih sekolah yang tidak mengutamakan nilai akademis atau absen hadir di sekolah.

"Aku mendaftarkannya ke kelas-kelas yang tidak menekankan akademisi dan mendukung kepintaran lain, baik musik, olahraga, maupun seni yang dapat memperbaiki atau membangun kepribadiannya," katanya.

Kegiatan di luar sekolah
Bekerjasamalah dengan anak untuk memilih kegiatan setelah sekolah dan liburan berdasarkan kekuatan dan preferensi.

Sebagai contoh Marty akan mendaftarkan anaknya yang artistik ke kelas seni. Atau, anak yang suka atletik akan didaftarkan ke tim olahraga yang ia sukai.

Pilihan lain adalah bergabung dengan kelas teater, karena di dalamnya sudah termasuk pelajaran membaca, bicara di muka umum, kerjasama tim, dan mempelajari sastra secara menyenangkan.

“Kami mungkin mencoba belajar musik bersama, seperti belajar bermain musik sehingga enak didengar dengan telinga. Namun, jika ia tidak memiliki bakat, kami tidak akan menjatuhkannya dengan cepat,” kata Marty.

Sistem pendidikan formal seringkali hanya menghasilkan anak yang tahu sedikit tentang nilai dunia nyata, tetapi merasa buruk tentang diri sendiri.

Jika memiliki pelajar yang lambat secara akademis, orangtua harus membantu anak menyadari kekuatan dan potensinya sehingga dapat mengajarkan untuk menghargai diri sendiri berdasarkan hal-hal yang jauh lebih penting daripada apa yang diajarkan di sekolah.

(Renna Yavin)

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/26/100000020/membantu-meningkatkan-potensi-anak-yang-lambat-belajar

Terkini Lainnya

88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com