Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Langkah Berbaikan dengan Pasangan Setelah Bertengkar

KOMPAS.com— Sebagai pasangan, tentu kita tak bisa terlepas dari perbedaan pendapat yang seringnya berujung dengan pertengkaran.

Kerap berselisih paham memang bisa membuat galau memikirkan bagaimana masa depan hubunganmu dengan si dia.

Hasil studi terbaru mengatakan, pasangan yang berdebat secara efektif mengaku merasa lebih puas dan berpeluang lebih besar untuk tetap bersama dalam jangka panjang.

"Konflik memberikan peluang yang berharga bagi dua orang untuk memahami bagaimana mereka bisa menjadi mitra yang lebih baik satu sama lain," kata Holly Parker, psikolog klinis dan penulis buku If WeIf We’re Together, Why Do I Feel So Alone?

Justru jika kurang bertengkar mungkin Anda dan pasangan menyembunyikan masalah atau terlalu berpuas diri. Tidak mungkin suatu hubungan tumbuh tanpa adanya perbaikan dari setiap pertengkaran. 

Beberapa pertengkaran yang terjadi terkadang membuat kamu ingin menyerah, bahkan ingin minta bantuan pihak lain untuk memperlancar gangguan komunikasi dan menyelesaikan masalah.

Tapi, sabar dulu, kalau pertengkaran antara dirimu dan pasangan hanya terjadi sesekali, ada baiknya kamu menyelesaikan dulu masalahmu sendiri.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu coba untuk menyelesaikan masalah dengan si dia setelah terjadinya pertengkaran.

Beberapa jam kemudian

1. Tekankan kata ‘kita’

Kesalahan besar yang banyak kita lakukan adalah langsung berusaha memahami maksud kita saat merasa tenang kembali.

Masalahnya, pasanganmu mungkin tidak siap untuk mendengarkan, karena beberapa alasan misalnya pasangan masih merasa emosi, belum bisa kembali berpikir jernih atau ia khawatir jika berbicara justru akan mengarah kembali ke pertengkaran.

Ketika si dia sudah mulai berpikiran terbuka, ia akan lebih bisa mendengarkan. Ingatkan bahwa kamu ada di pihaknya dengan mengungkapkan bahwa kamu dan dia ingin mencari jalan keluar bersama.

2. Pergi ke luar

“Hubunganmu masih bisa menjadi penuh kasih sayang tanpa terpaksa membiarkan pertengkaran tak terselesaikan,” kata Parker.

Menurunkan rasa dendammu tidak berarti mengorbankan emosimu, tetapi itu dapat membantu terhubung kembali dengannya setelah menjadi tenang.

Buang hal negatif itu dengan pergi makan ke restoran favorit atau menonton film. Menikmati aktivitas bersama membuat kita tak ingin berargumentasi itu dan dapat membuat rasa sakit itu akan berkurang.

Pagi selanjutnya

1. Ajukan pertanyaan yang benar

Berusaha untuk menilai kembali antara dirimu dan pasangan. Parker merekomendasikan sesuatu seperti, "Saya bersenang-senang saat makan malam denganmu dan saya ingin memastikan bahwa kita belajar dari apa yang terjadi sebelum itu. Bagaimana perasaanmu tentang hal itu?,” kata Parker.

Setelah dia merespons, tindak lanjuti dengan,“ Bagaimana saya bisa membuatmu merasa lebih didengar atau dipahami?” 

Ungkapan ini menurunkan pertahanan diri pasangan, jadi kamu harus mendengar umpan balik yang tulus yang diungkapkan dengan cara yang lebih lembut. Jika mereka tidak siap untuk berbicara, cobalah untuk tidak melakukan penekanan.

2. Tunjukkan cinta

Sehari setelah pertengkaran, si dia mungkin lebih sensitif, dan bicara normal dapat terdengar agak kritis.

"Tidak cukup hanya menghentikan perselisihan, kamu perlu berbicara positif dan membuat satu sama lain merasa dihargai," jelas psikolog Harriet Lerner.

"Tidak ada yang bisa bertahan dalam suatu hubungan jika mereka merasa lebih dihakimi daripada dikagumi,” imbuh Harriet.

Kamu juga bisa mengirim teks yang manis saat ia bekerja yang bisa membuat dia kembali merasa berbunga-bunga.

Beberapa hari kemudian

1. Tawarkan dan menerima

Idealnya, memberi ruang untuk sendiri dan diskusi secara konstruktif memungkinkan kamu dan pasangan menyelesaikan keluhan.

Jika tidak, ini saatnya untuk memperbaiki kesalahan. Menunggu terlalu lama untuk menyelesaikan pertengkaran membuat kemarahan berlarut-larut dan menghindar untuk menyelesaikan masalah.

"Berdamai bukan berarti tidak berbicara tentang masalah yang menyakitkan. Itu berarti kamu memiliki kedewasaan untuk mengakhiri pertarungan dan, jika perlu, bahas kembali dengan niat yang baik," kata Lerner.

2. Tetapkan aturan untuk masa depan

Cegah pertengkaran yang lebih besar di kemudian hari dengan menetapkan beberapa pedoman, bahkan di saat suasana terasa “panas”.

Beberapa hal yang bisa diperhatikan, hindari memberi label hinaan, tidak ada ancaman dan mengungkit kesalahan masa lalu. Jika kamu atau pasangan tidak dapat mengendalikan pertengkaran, cari bantuan profesional seperti konselor. Tujuan akhirnya adalah hubungan yang lebih kuat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/25/163923220/langkah-berbaikan-dengan-pasangan-setelah-bertengkar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com