Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

21 Sneaker yang Warnai Hidup Kobe Bryant...

Kabar duka ini menjadi sebuah kehilangan besar -tak hanya bagi para penggemar Lakers, tapi pun para pecinta bola basket di seluruh dunia.

Lelaki kelahiran kelahiran 23 Agustus 1978 itu mengawali karir bola basketnya sejak usia yang tergolong muda.

Dia memasuki draft NBA di usia 18 tahun. dan Sejak saat itu pula, Kobe langsung menjadi ikon.

Buktinya, Adidas langsung merangkulnya dan "memberi" Adidas EQT untuk Kobe Bryant mengawali karir rookie.

Setelah itu, sepanjang 20 tahun karirnya di NBA -dan bahkan setelah pensiun di tahun 2016, hidup Kobe diwarnai dengan sederet signature shoes.

Hanya berselang setahun, Kobe sudah mendapatkan signature shoes dari Adidas, dengan varian KB8, yang kemudian dikenal dengan sebutan "Crazy 8".

Setahun kemudian, tepatnya pada 1998, Adidas kembali mengeluarkan varian terbaru dengan nama "Crazy 2".

Sneaker ini hadir dengan desain "berlebih", baik pada guratan di sisi lateral, maupun pada cetakan di bagian atas.

Logo strip tiga Adidas dibuat dalam aksen yang tersamar pada permukaan berbahan mesh.

Mengoreksi desain berlebih pada varian sebelumnya, Kobe Bryant mendapatkan signature shoes yang lebih sederhana, dengan hilangnya desain gelombang pada sisi lateral.

Sepatu ini memiliki desain futuristik, dengan potongan kaku minimalis. Sepatu ini yang disebut membawa Kobe ke dalam kancah kesuksesan pada jamannya.

Kesan antariksa yang didapat dari varian Kobe pertama, kembali dihadirkan pada sepatu edisi ini.

Dengan desain minimalis futuristik, sepatu ini lebih mirip alas kaki astronot.

Sengketa berkepanjangan terkait beralihnya Kobe Bryant dari Adidas ke Nike, bergulir di pengadilan, hingga membawa sang bintang meredup urusan sepatu.

Baru di tahun 2005, Kobe Bryant bisa mendapatkan signature shoes-nya kembali, dalam sepatu Nike Zoom Kobe 1.

Ini menjadi sepatu pertama Kobe bersama Nike.

Keberadaan pelat karbon pada sepatu ini menjadi teknologi kunci yang membuat sepatu ini lebih stabil dan juga ringan.

Sepatu kedua Kobe bersama Nike terkesan lebih stylist.

Ada tambahan pola dan strap pada sneaker yang diluncurkan di tahun 2007 tersebut.

Setahun kemudian, Nike membuatkan sepatu baru untuk Kobe Bryant dengan pola jaring, yang kabarnya tak sekadar aksesoris. Pola jaring tersebut diklaim memberikan topangan maksimal pada kaki.

Di sisi lain, potongan jaring membuat Nike dapat lebih leluasa bermain dengan warna.

Teknologi pelat karbon penopang bantalan udara pada bagian tapak tetap dipertahankan, demi mendukung gerakan yang lebih aman dan nyaman.

Di tahun yang sama, selera Kobe dan Nike memasuki babak baru. Nike meluncurkan sepatu Kobe IV dengan potongan pendek (low cut) yang mengambil inspirasi dari sepatu sepakbola.

Kreasi ini pun menjadi awal tren dipakainya sepatu low cut untuk permainan bola basket.

Setahun berselang, Kobe berkreasi untuk sebuah sepatu yang tak hanya berpotongan lebih pendek dari varian sebelumnya, tapi pun lebih ringan.

Kreasi itu dapat terwujud dari modernisasi pada desain di bagian tumit, dan lekukan kaki.

Dengan rancangan ini, sokongan penuh pada kaki membuat telapak kaki menapak sempurna di permukaan arena.

Selain itu, lapisan karbon membuat sepatu tetap rigid, dipadukan dengan sistem kenyamanan pada bagian dalamnya.

Nike menyebut sepatu ini dengan julukan "island'. Kreasi "Black Mamba" ini mengambil inspirasi dari kulit ular.

Sepatu ini tetap mempertahankan potongan pendek, ringan dengan upgrade pada fitur Flywire.

Lalu ada pula dual-layer memory foam shock-liner, yang membuat nyaman pemakainya.

Nike melakukan kreasi besar pada edisi ini. Tak hanya dalam desain, sepatu ini menawarkan kenyamanan dalam dua pilihan insole, yang keduanya terikat menjadi satu dengan sisi lidah.

Nike menawarkan potongan pendek sekaligus lebih ringan dari yang pernah ada sebeliumnya, dalam sepatu ini.

Dengan tetap mempertahankan pola kulit ular, sepatu ini mengunakan 90 persen material mesh, dan konstruksi tanpa jahitan.

Kreasi outsole pada sepatu ini pun menjadi yang tertipis dari seluruh rangkaian sepatu signature Kobe.

Pndekatan ini membuat sneaker ini menjadi amat ringan di masanya, sekaligus memungkinkan permukaan kaki "lebih bernafas".

Lupakan potongan pendek, Kobe 9 kembali menawarkan kesegaran di masanya, dengan desain berpotongan sepatu super tinggi.

Di masa itu, -Februari 2014, sepatu ini menjadi alas kaki Kobe pertama yang menggunakan teknik rajutan Flyknit.

Lalu sepatu ini pun dilengkapi dengan tapak Lunarlon yang sudah diperkenalkan Nike pada kreasi lain setahun sebelumnya.

Meski amat tinggi, dengan teknologi terdepan di masanya, sepatu ini tetap menjadi ringan.

Uniknya pula, sneaker yang lebih mirip sepatu tinju ini bisa dikreasikan dalam banyak warna dan kombinasi menarik.

Kembali ke potongan rendah, Kobe X menawarkan bantalan hybrid, dan teknologi traksi terdepan di eranya.

Hingga saat ini pun, teknologi traksi yang dipakai pada sepatu ini dikenal sebagai yang paling efektif di sepanjang sejarah sepatu basket Nike.

Sepatu ini memakai teknologi rajutan thermoplastic polyurethane (TPU) untuk kekuatan yang prima. Menjadikan sepatu ini diklaim tak hanya berperforma tinggi, tapi juga ringan, responsif, dan memuaskan.

Ini adalah sepatu pertama Kobe setelah masa pensiunnya di liga NBA. Sneaker ini masih mengikuti tradisi signature shoes Kobe yang ringan, dengan potongan rendah.

Sepatu ini mengombinasikan Zoom Air unit pada bagian tumit, dan busa Lunarlon pada midsole dan "minimal rubber" pada outsole.

Lalu, material mesh pada permukaan sepatu membuat kaki bisa bernafas, dan dikombinasikan dengan material flywire, memastikan kenyamanan di kaki.

Sepatu ini bermodel slip-on, alias tanpa tali pengikat. Menggunakan desain dan potongan sederhana, logo swoosh disematkan berlawanan arah pada bidang tengah midsole.

Sesuai namanya, sepatu ini menawarkan potongan medium hingga batas mata kaki. Masih dengan material nyaman Lunarlon, sepatu ini tetap ringan.

Terbukti, sepatu ini menjadi pilihan sejumlah bintang NBA, seperti DeMar DeRozan, Devin Booker, dan juga Isaiah Thomas.

Ini adalah edisi terbaru dari teknologi Flyknitupper yang mempu membungkus permukaan kaki 360 derajat.

Sepatu ini dilengkapi dengan busa dual density pada midsole, yang merupakan adopsi teknologi Nike React dan Lunarlon, yang berguna untuk memaksimalkan kenyamanan dan performa.

DeMar DeRozan yang pertama kali mengenakan sepatu ini dalam pertandingan.

Sepatu yang menjalani debut perdananya pada Drew League ini adalah varian Kobe yang menyematkan teknologi Zoom Air pada permukaan outsole micro-blade, demi mendongkrak traksi.

Permukaan sepatu ini pun dibuat dengan material mesh, yang memiliki keunggulan untuk mengunci kaki dalam balutan sepatu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/27/123523620/21-sneaker-yang-warnai-hidup-kobe-bryant

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke