Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Biasakan Anak Makan Sambil Main Gadget

JAKARTA, KOMPAS.com - Belajar makan sendiri adalah bagian dari perjalanan tumbuh kembang anak. Orangtua perlu sabar dalam menghadapi tantangan saat mengajari makan anak.

Misalnya, ketika anak hanya mau makan makanan tertentu, makan terlalu lama atau sulit diam ketika makan.

Tak sedikit orangtua yang memilih memberikan gawai (gadget) pada anak agar anak tenang ketika makan, sehingga orangtua -khususnya ibu- bisa mengerjakan pekerjaan lainnya.

Cara ini mungkin berhasil. Namun, kebiasaan memberi gadget pada anak ketika makan bisa membawa dampak buruk terhadap perkembangan anak karena minimnya interaksi anak dengan pemberi makan.

"Responsive feeding itu harus interaksi dengan kita (orangtua). Kalau ada gadget artinya si anak tidak berinteraksi dengan kita."

Hal itu diungkapkan oleh dr. Fransisca Handy, Sp.A dari Siloam Hospital Lippo Village Tangerang seusai peluncuran Sugarbaby Healthy Silicone Feeding Set di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).

Fransisca menjelaskan, anak yang terbiasa sibuk dengan gadget ketika makan akan terlambat memiliki keterampilan makan mandiri.

Padahal, keterampilan makan mandiri membantu meningkatkan kemampuan motorik anak, meningkatkan kepercayaan dirinya serta membuatnya lebih fokus dan menikmati proses makan.

Sementara ketika anak terbiasa fokus pada gadget ketika makan, tidak ada aktivitas aktif yang dilakukan.

"Makan harus prosesnya aktif, anak harus terlibat di dalamnya. Kalau anak hanya nonton, buka mulut lalu disuapin berarti tidak terlibat dalam proses makan," tuturnya.

Agar anak tidak terlanjur lengket dengan gawai saat makan, perbanyak interaksi aktif dengan lingkungan sekitar anak dan orang yang memberikan makan.

Orangtua memegang peran yang sangat penting untuk membantu anak mengubah perilakunya.

"Pada anak kecil sebetulnya yang perlu berubah perilakunya adalah orang dewasanya karena anak melakukan apa saja yang disediakan. Kita sebagai orangtua cukup sabar dan mampu untuk mengelola proses makan ini tanpa gadget atau tidak," kata Fransisca.

Meski sulit, mengubah kebiasaan anak makan sambil main gawai bukan hal yang mustahil. Misalnya, dengan mengganti gadget dengan buku anak yang menarik dan penuh warna atau mainan kesukaannya.

Benda-benda yang ada di sekitar juga bisa diperkenalkan pada anak sekaligus mengajarinya mengenal nama benda.

"Bisa kayak mangkok, gelas, jadi alat makan atau bahan makanan yang bisa dia mainkan. Itu jadi salah satu cara yang bisa kita tawarkan," tuturnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/05/160000320/jangan-biasakan-anak-makan-sambil-main-gadget

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com