Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Pro-Kontra soal Model Latihan Interval Intensitas Tinggi

HIIT adalah pilihan latihan yang pas bagi mereka yang tak memiliki banyak waktu, namun tetap ingin olahraga dengan dampak yang besar.

Sebelum model HIIT digandrungi, bentuk latihan kardio yang dominan adalah berjalan, jogging, bersepeda, atau berenang, yang biasanya dilakukan dalam durasi yang lebih panjang jika dibandingkan HIIT. 

HIIT memang -biasanya, dilakukan dalam durasi yang jauh lebih pendek.

Nah, meskipun metode latihan semacam ini memiliki manfaat yang besar, namun -tentu masih dirasa atau dinilai memiliki kelemahan juga. 

Berikut ini diuraikan mengenai pandangan pro dan kontra terhadap olahraga model ini.

Pro

Dalam HIIT, pelaku akan dengan mudah mengintegrasikan alat seperti kettlebell, halter, latihan dengan berat badan, atau pun latihan beban, ke dalam menu latihan.

Dari sisi waktu, salah satu manfaat utama HIIT adalah tentang seberapa cepat kita dapat menuntaskan menu latihan yang ada.

Dalam ukuran waktu, maka waktu setengah jam sudah lebih dari cukup -bahkan lebih sedikit jika kita melakukan HIIT dalam format Tabata.

Jadi, bagi mereka yang sibuk dan memiliki waktu terbatas untuk berolahraga, model latihan semacam ini akan cocok. 

Kemudian soal adaptasi, olahraga ini terkenal sangat fleksibel. HIIT bisa dilakukan di mana saja. Ini menjadi sangat penting jika kita tidak memiliki akses ke gym konvensional.

Kamar hotel, taman, ruang kantor - bahkan ruang tamu- semua dapat dipakai menjadi tempat latihan HIIT.

Kontra

Untuk menurunkan berat badan, segala bentuk pelatihan dapat bekerja efektif selama kita menerapkan konsistensi.

Apa yang lebih penting adalah mengambil diet dan menciptakan defisit kalori, di mana kita membakar lebih banyak kalori, daripada apa yang kita konsumsi.

Lalu, jika tujuan utama berlatih untuk mendapatkan otot, maka mungki HIIT bukan olahraga yang terlalu tepat untuk itu.

HIIT yang berlebihan malah bisa menghalangi terbangunnya otot. Sebab, dengan gaya latihan yang sangat intens, kemungkinan terkena DOMS (delayed onset muscle soreness) menjadi tinggi.

Ini berarti kita tidak akan bisa mengenai kelompok otot yang disasar dengan penekanan yang kita inginkan seperti yang dilakukan di gym.

Risiko cidera pun perlu dipertimbangkan. Intensitas tinggi dari setiap latihan selalu membawa unsur risiko.

Kondisi ini meningkat ketika kita memasukkan lifting yang memberi tekanan pada sendi dan tendon.

Latihan gabungan seperti squat, cleans, dan deadlift  sangat jarang digunakan dalam menu latihan HIIT karena pertimbangan ini.

Kesimpulan

Baik HIIT maupun olahraga konvensional lain, memiliki dampak bagi kesehatan, termasuk dalam usaha menurunkan berat badan, membangun otot tanpa lemak, atau menjadi lebih bugar.

Nah, jenis mana yang akan dipilih tentu akan amat bergantung para preferensi dan gaya hidup pelakunya.  

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/18/194955520/melihat-pro-kontra-soal-model-latihan-interval-intensitas-tinggi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com