Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tetap Diserbu Meski Mahal, Ini Rahasia Buttonscarves

JAKARTA, KOMPAS.com - Antrean mengular hingga sekitar 5 meter di depan pintu sebuah toko di Senayan City, Jakarta.

Toko tersebut adalah thematic store milik Buttonscarves, merek lokal yang dikenal dengan koleksi scarf uniknya dan sudah malang melintang di dunia mode selama empat tahun terakhir.

Antrean yang didominasi perempuan berhijab itu ternyata menunggu grand launching seri terbaru Buttonscarves, Louvre Series, yang dilangsungkan sekitar pukul 14.00 WIB.

Namun, BSLady -sebutan pelanggan setia Buttonscarves- sudah datang beberapa jam sebelumnya.

"Wah, jangan tanya. Sebelum mal buka jam 10 kita sudah di sini," ungkap Elli, salah satu pelanggan Buttonscarves yang berada di baris depan antrean.

Bersama dengan acara grand launching, Buttonscarves rupanya juga menyediakan lucky dip untuk 100 pelanggan pertama hari ini.

Salah satu kesempatan yang bisa diraih adalah diskon hingga 100 persen tanpa minimum pembelanjaan.

Secara harga, Buttonscarves sendiri sebetulnya terbilang tidak murah. Kisaran harga koleksi Buttonscarves dibanderol mulai dari Rp 220 ribu. Sementara koleksi terbaru Louvre Series dibanderol dengan harga Rp 395 ribu.

Hal ini diakui oleh para pelanggan. Meski begitu, mereka tetap rela berburu scarf idamannya. Alasannya karena kepincut dengan motifnya yang unik dan bahan yang nyaman.

"Awalnya mikir kok mahal. Tapi bahannya bagus sih, desainnya juga beda," ujar Dila, pelanggan lainnya yang ikut mengantre pagi tadi.

Mengutamakan kualitas

Linda Anggrea tak menyangka peminat Buttonscarves bisa sebanyak saat ini. Bagi pemilik sekaligus Direktur Kreatif Buttonscarves itu, salah satu "rahasia" yang membuat mereknya bisa digemari secara luas adalah karena kesungguhan dalam menciptakan produk.

"Rahasianya adalah semua produk yang kami launching kami kerjakan dengan penuh cinta dan sepenuh hati, sehingga alhamdulillah sejauh ini produk yang kami launching selalu disukai oleh customer sehingga mereka rela antri dan sebagainya," ungkapnya.

Linda bahkan sempat dikirimi rekaman video salah satu tokonya di Sumatera, di mana para pelanggan saat itu bahkan sampai berebut scarf yang diinginkan.

"Orang Sumatera kalau belanja nggragas banget, sampai ada yang berantem untuk dapat scarf yang dia mau," kata dia.

Linda mengaku terharu produknya bisa mendapatkan respons yang positif dari masyarakat. Mengenai harga, Buttonscarves sejak awal memang mengedepankan kualitas yang terbaik untuk produknya.

Buttonscarves sendiri merupakan merek pertama di Indonesia yang menggunakan laser cut untuk scarf. Teknologi laser cut digunakan untuk membuat pinggiran scarf yang sangat berciri khas.

Karena mengedepankan kualitas, maka tak heran jika scarf keluaran Buttonscarves dibanderol dengan harga yang terbilang premium atau cukup mahal.

Di samping itu, perang harga menurutnya juga tidak sehat untuk jangka panjang.

"Dari awal tujuan kami memang quality over the price. Jadi kalau sudah tahu kualitasnya pasti merasa tidak mahal," kata Linda.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/13/172414020/tetap-diserbu-meski-mahal-ini-rahasia-buttonscarves

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com