Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yuk, Atasi Siklus Tidur yang Kacau karena "Work From Home"

Banyak pula perkantoran yang sudah mulai menjalankan pola work from home alias kerja dari rumah.

Kondisi ini pun memaksa banyak orang untuk berdiam di rumah, dan hanya keluar jika sangat diperlukan.

Bagi beberapa orang, situasi ini perlahan mengganggu siklus harian dan jam tubuh, hingga akhirnya bisa merusak siklus tidur.

Jika kondisi itu terjadi, kita cenderung akan lebih sulit untuk tertidur.

Padahal, tidur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, kewaspadaan, ketahanan emosional, dan tingkat energi. Semuanya adalah yang kita butuhkan saat ini.

Namun, ahli perilaku tidur dan lingkungan dari the Sleep Geek, James Wilson mengingatkan, jangan juga kita terlalu terobsesi dengan tidur ketika menjalani work from home.

Bekerja dari rumah adalah kesempatan untuk menciptakan hari kerja yang sesuai dengan diri kita secara pribadi.

Misalnya, untuk orang-orang yang biasa kerja malam, kerja di siang hari mungkin terasa sulit," kata Wilson kepada Standard.

Kita sebetulnya tak harus selalu mencocokkan rutinitas work from home dengan rutinitas saat di kantor.

Kita bisa sedikit memodifikasinya dan mencari tahu kapan diri kita memiliki performa kerja paling baik.

1. Hindari godaan berbaring seharian

Hindari godaan untuk berbaring sepanjang hari dan membuat setiap hari seolah akhir pekan.

Agar tidak malas, hindari bangun mepet dari jam kerja yang kita tentukan (seperti 5 menit sebelumnya), bersiaplah, mandi, sarapan, dan coba terpapar sinar matahari pagi.

"Ini penting untuk mengatur jam tubuh," kata Wilson.

2. Hindari bekerja di kamar tidur

Hindari kamar tidur dan hanya gunakan ruangan tersebut untuk tidur, bukan kegiatan lainnya apalagi bekerja.

"Cobalah untuk tidak menjadikan kamar tidur sebagai ruang untuk segala aktivitas," ungkapnya.

Atur pula waktu jeda istirahat di tengah kerja, dan lakukan sesuatu yang membuat fisik dan emosional merasa aman, seperti berjalan kaki di sekeliling atau mencuci piring.

Jika kita tidak terbisa tidur siang, jangan ikuti keinginan tubuh untuk tidur siang.

"Lebih baik kita patuh pada siklus tidur kita yang biasanya. Namun jika waktu kerjamu berubah dari biasanya, misalnya bangun sedikit lebih siang, kamu bisa melakukan penyesuaian," kata Wilson.

3. Atur jam makan

Memasuki waktu malam, hindari makan tiga jam sebelum tidur. Setelah selesai dengan rutinitas, lakukan kegiatan seperti biasa.

Seperti menghapus riasan wajah, mengganti baju, menggosok gigi, dan lainnya.

4. Hindari bermain ponsel jelang tidur

Wilson juga menyarankan untuk tidak mengoperasikan ponsel satu jam sebelum tidur agar tidak mengganggu waktu tidur.

Sebab, terbiasa bermain ponsel sebelum tidur secara berkepanjangan bisa menimbulkan kecemasan karena keinginan untuk terus mencari informasi terbaru.

Di samping itu, jangan pula mendiskusikan isu-isu terkini bersama pasangan pada waktu menjelang tidur.

"Berita-berita yang kita baca mungkin menimbulkan efek negatif. Kecemasan karena virus corona bisa menyebabkan kita sulit tidur dan peningkatan denyut jantung."

"Kualitas tidur yang buruk akan membuat kita lebih mudah khawatir. Ini adalah sebuah siklus yang buruk," kata dia.

Fokuslah untuk tidur. Jika kita sulit tidur dalam waktu 30 menit, bangunlah dan lakukan sesuatu.

"Mendengarkan sesuatu bisa menjadi ide yang baik. Kita bisa mendengarkan audiobook atau podcast yang bisa membuat pikiranmu melayang," kata dia.

Dengarkanlah sesuatu yang bisa membantu tenang dan menurunkan denyut jantung, demi terhindari dari kecemasan dan stres.

"Kita tidak bisa memaksa tubuh untuk tidur. Satu hari saja siklus rusak tidak akan memberi dampak yang terlalu besar untuk kesehatan kita secara keseluruhan," ucap Wilson.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/23/075206220/yuk-atasi-siklus-tidur-yang-kacau-karena-work-from-home

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com