Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Bape, Off-White, dan Masker Modis Lain di Tengah Pandemi Corona

KOMPAS.com - Di awal pandemi Covid-19, hanya mereka yang sakit yang dianjurkan mengenakan masker.

Namun, dengan jumlah kasus yang terus bertambah, Pemerintah kini meminta masyarakat mengenakan masker tidak hanya ketika sedang sakit, namun juga saat beraktivitas di luar rumah.

Dengan semakin langkanya masker bedah di pasaran, masyarakat dianjurkan untuk menggunakan masker berbahan kain.

Kelangkaan masker bedah tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lainnya yang terdampak Covid-19.

Kondisi ini pun menggugah banyak brand ternama mulai memproduksi masker.

Bagi sebagian orang, masker pun kini tak hanya berfungsi sebagai pelindung tapi juga untuk tampil modis.

Merek-merek seperti Bape dan Off-White memang sudah memproduksi masker sejak beberapa tahun lalu.

Namun, masker mulut hiu ikonik Bape, atau pun masker berdesain diagonal khas Off-White kini kembali mewarnai situs jual beli.

Pada situs marketplace streerwear, Grailed, kita bisa menemukan banyak produk masker modis, tak hanya Bape atau Off-White, ada pula masker dari Nike, Supreme, Anti Social Social Club, Heron Preston, dan brand lainnya.

Di luar itu, sejumlah rumah mode ternama seperti Versace, Fendi Gucci, dan lainnya juga kembali diminati.

Data Grailed, pencarian harian masker kini meningkat hingga dua kali lipatnya dengan puncak pencarian ada 12 Maret lalu.

Itu adalah hari di saat liga bola basket Amerika Serikat NBA mengumumkan penundaan musim kompetisi, dan saat aktor Tom Hanks mengumumkan dirinya positif Covid-19.

Sejak Selasa lalu, marketplace streetwear lainnya, StockX juga menjual ratusan masker.

Meskipun perlu dicatat bahwa masker non-medis digunakan untuk mengurangi penyebaran virus, bukan untuk mencegah kita dari penularan virus.

Selain itu, masyarakat juga masih harus menerapkan pembatasan fisik di samping mengenakan masker.

Hal yang menjadi ironi adalah masker, sebagai aksesori streetwear sampingan, kini seolah menjadi produk yang "dinabikan".

Bahkan, kata Direktur Merek Grailed, Lawrence Schlossman, para hypebeast tertentu diolok olok menggunakan meme seseorang yang menggunakan masker "matching" dengan hoodie mereka.

"Lucu sekarang, ini adalah top of mind untuk populasi global, ini adalah satu hal komunitas streetwear global yang kini berada di depan," kata Schlossman, seperti dikutip dari GQ.

Beberapa label memproduksi masker tidak untuk dijual, melainkan untuk dibagikan.

Label perlengkapan olahraga New Balance, misalnya, berencana memproduksi 100.000 masker untuk dibagikan ke sejumlah rumah sakit.

Meski dibagikan, namun masker-masker tersebut tetap tampak modis, dengan bagian kain berlogo NB dan tali melingkar berwarna merah muda.

Beberapa masker menggunakan kain polos, namun sejumlah label juga memproduksi masker dengan bahan sisa bermotif yang cantik ketika dikenakan.

Produksi masker kain juga dilakukan agar masyarakat tidak memborong masker medis, namun beralih ke masker berbahan kain yang juga bisa membantu mengurangi sampah.

Salah satu label lokal yang ikut membuat masker adalah Cotton Ink.

Mereka membuat masker berbahan katun yang dibuat berlapis, sehingga bisa diisi dengan masker bedah atau tisu untuk perlindungan ekstra.

ATS The Label juga memproduksi masker. "Fashionable" mask bisa dibeli terpisah atau bisa didapatkan secara gratis jika membeli produk ATS The Label.

Ada pula desainer Myrna Myura yang membagikan tutorial membuat masker kain melalui laman Instagram-nya, @myrnamyura.

Masih lewat akun media sosialnya itu, Myrna juga membagikan masker kain unik yang dibuat dengan aksen payet bak baju pengantin.

Manarik bukan?

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/06/135726920/ada-bape-off-white-dan-masker-modis-lain-di-tengah-pandemi-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke