Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keterampilan Hidup yang Bisa Diajarkan ke Anak Selama Pandemi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menjadi krisis global yang menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan anak harus belajar di rumah.

Sebagai orangtua, kita tentu memikirkan masa depan anak-anak jika mereka tidak dapat bersekolah untuk waktu yang lama akibat pandemi.

Walau anak mungkin tidak bisa mendapat pelajaran semaksimal jika dilakukan di sekolah, tetapi setelah krisis ini berlalu banyak keterampilan hidup yang bisa didapat anak sebagai bekal untuk melewati hal sulit di masa depan.

Ini bukan untuk menutupi seberapa parah dampak pandemi, melainkan jenis pembelajaran yang bisa datang dari penderitaan dan kesulitan.

"Ini saat yang mengerikan bagi kita. Tetapi ini juga merupakan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar bahwa mereka memiliki kapasitas luar biasa dalam mengatasi kesulitan," kata psikolog Ron Stolberg, penulis "Teaching Kids to Think," kepada HuffPost.

Menurut Stolberg, ini empat keterampilan hidup yang bisa diajarkan kepada anak-anak dari pandemi Covid-19.

1. Belajar hidup dengan ketidakpastian

Dalam hitungan bulan, dunia anak-anak berubah karena Covid-19. Mereka tidak pergi ke sekolah, tidak melihat teman, dan dalam banyak kasus, mereka bahkan tidak bisa pergi keluar rumah sama sekali.

Tidak ada orang dewasa dalam kehidupan mereka yang dapat memberi mereka jawaban tentang bagaimana atau kapan semua ini akan berakhir, karena semuanya tidak pasti.

"Tetapi belajar hidup dengan ketidaknyamanan dan ketidakpastian adalah proses menjadi orang dewasa yang sehat secara perkembangan."

Begitu kata Nicholas Westers, psikolog pediatrik dengan Children's Health dan profesor di UT Southwestern, kepada HuffPost.

Daripada mencoba memberi anak jawaban pasti tentang kapan pandemi berakhir dan apa yang akan terjadi, jujurlah tentang fakta bahwa ada banyak hal yang tidak kita ketahui.

Jika kita memiliki anak balita atau anak usia prasekolah di rumah, jelaskan dokter berupaya menemukan obat yang akan membantu kita semua menjadi sehat dan membuat hidup kembali normal, kata Stolberg.

Pada anak yang lebih besar, kita bisa lebih jujur. Tanyakan kepada mereka, apa yang menurut mereka terjadi di dunia saat ini, kemudian beri tahu mereka apa yang kita ketahui dan tidak.

Sampaikan bahwa kita akan menyampaikan jika ada sesuatu terus berubah dan berkembang.

2. Bagaimana menjadi tangguh

Meskipun ada banyak bukti menunjukkan beberapa anak sedang berjuang saat ini, para ahli mengatakan anak-anak sebenarnya sangat tangguh.

Ini adalah waktu yang tepat bagi orangtua membantu anak-anak dan menghargai kemampuan mereka untuk bangkit kembali.

Westers menyarankan agar orangtua memberi ruang bagi anak-anaknya untuk ketidaknyamanan. Salah satu caranya adalah dengan mengakui (sesuai usia anak) bahwa kita juga merasakan stres atau ketakutan.

Lalu, lakukan model coping. Apa yang kita lakukan untuk meredakan kecemasan itu. Apakah kita berjalan-jalan? Berlatih pernapasan dalam? Bicara dengan teman? 

Memperkuat keterampilan anak dalam memecahkan masalah juga dapat membantu menumbuhkan resiliensi (daya tahannya). Kita bisa membantunya dengan meminta anak 
memberi tahu kita apa yang mereka pikirkan.

"Ini mungkin pertama kalinya dalam waktu yang lama kita punya waktu duduk dan benar-benar mengamati proses berpikir anak-anak kita dan keterampilan memecahkan masalah."

Jika anak memberi tahu kita bahwa mereka sedih atau kesepian, tanyakan apa yang menurut mereka merupakan strategi coping yang baik, daripada langsung menerima saran.

3. Belajar lebih dari sekadar sekolah dan ekstrakurikuler

Selama ini sebenarnya banyak anak yang memendam ide dan keinginan tentang apa yang ingin dipelajari karena mereka tidak pernah punya waktu.

"Anak-anak kita terlalu banyak jadwal. Mereka tidak lagi memiliki waktu istirahat atau waktu bermain. Sekarang mereka punya banyak."

Dalam beberapa minggu terakhir, ia telah mendengar cerita tentang anak-anak yang belajar bermain gitar, atau telah mencoba memasak untuk pertama kalinya.

Ini bukan tentang perbaikan diri, melainkan memastikan anak kita mengetahui mereka memiliki waktu dan ruang berhubungan kembali dengan diri mereka di luar sekolah dan rutinitas hariannya.

Bicarakan dengan anak tentang apa yang ingin mereka lakukan lebih banyak, kemudian bersiaplah terlibat dalam hobi mereka, bahkan jika bermain Fortnite.

Jika mereka tidak memiliki banyak ide tentang apa yang ingin mereka lakukan, pikirkan beberapa hal sederhana, seperti permainan papan atau mencoba resep kue baru.

Kemudian beri tahu mereka betapa bahagianya kita memiliki waktu bersama, dan menghargai hubungan kita dengan mereka.

4. Menjelaskan pentingnya peran mereka dalam keluarga

Ketika semua orang sibuk keluar untuk bekerja atau sekolah, anak mungkin kehilangan pandangan tentang peran mereka dalam rumah tangga.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjelaskan kepada anak, betapa pentingnya peran mereka di dalam keluarga.

"Kita mengajari mereka bahwa mereka ikut bertanggung jawab atas keluarga yang melewati pandemi ini," kata Stolberg.

Kita bisa meminta mereka membantu kita menyapu, membersihkan mainan, atau pekerjaan sederhana lainnya. Mungkin harus diajarkan berulang kali, tetapi kita menetapkan contoh. Mereka adalah bagian dari tim.

Jika kita memiliki anak yang lebih besar, sekarang waktu yang tepat memberi mereka lebih banyak tanggung jawab di rumah.

Biarkan mereka mengatur jam alarm mereka. Beri kesempatan untuk membuat makanan. Pastikan mereka membuang sampah atau membersihkan rumah. Intinya, beri mereka peran penting dalam keluarga.

"Perkuat betapa bermanfaatnya mereka dan betapa pentingnya mereka bagi keluarga," kata Stolberg.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/24/114219820/keterampilan-hidup-yang-bisa-diajarkan-ke-anak-selama-pandemi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com