Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Stres saat Isolasi, Cobalah Strategi "Mind Mapping" di Rumah

Baik orangtua maupun anak-anak, harus beradaptasi karena kondisi tersebut, termasuk dalam ritme keseharian yang baru, serta -tentu saja, peran orangtua yang terasa bertambah.

"Kami lihat, orangtua dan anak-anak zaman sekarang berbeda. Mereka punya tanggung jawab yang besar," kata Feni Herawati, Direktur Kalbe Consumer Health.

"Orangtua di kota besar, khususnya ibu, selain mencari nafkah mereka juga dituntut untuk bisa mengasuh anak."

"Selain itu, aktivitas anak-anak juga tak kalah padat. Mereka harus belajar di rumah, dan tambahan ekstrakurikuler."

Menurut Psikolog dan Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, M. Psi, saat ini banyak orangtua harus mengadakan home-based learning untuk anak.

Pada bagian inilah konflik emosional rentan terjadi. "Orangtua sudah capek harus kerja walau dari rumah, dan kadang timbul konflik emosional."

"Sehingga suasana pembelajaran dan output belajar anak menjadi tidak maksimal," ujar Saskhya.

"Kita boleh stres sebagai ibu, tapi lihat strategi ke depan yang bisa membantu anak berkembang agar menjadi anak visioner."

Mind mapping

Saskhya menuturkan, mind mapping adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut, dengan mengelola informasi, dan mengatur strategi lewat pemetaan pikiran.

"Manfaat dari mind mapping, yaitu membantu mengelola informasi, memudahkan daya tangkap, dan daya ingat otak dalam memproses informasi, serta meningkatkan engagement seseorang dalam proses belajar," tutur dia.

Konsep mind mapping bagi orangtua, tambah Saskhya, terdiri dari beberapa hal.

Antara lain, membuat struktur jelas dengan anggota keluarga, kerja sama pembagian tugas, mengatur ekspektasi, dan self-care.

  • Pemberian struktur yang jelas

"Buat struktur yang jelas dengan semua pihak di rumah, baik ibu, ayah, dan anak."

"Masukkan jadwal kegiatan masing-masing. Untuk lokasi bekerja, cari satu dedicated workplace yang bisa kita gunakan," ujar Saskhya.

  • Membagi tugas

Dalam hal pembagian tugas, Saskhya menyarankan agar kita sebagai ibu menanyakan terlebih dahulu kepada guru, suami, dan pengasuh terkait tugas yang mau dikerjakan.

"Barangkali untuk suami, bisa lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Sementara pengasuh anak bisa fokus ke hal lain."

  • Mengatur ekspektasi

"Kita boleh merasakan stres, misalnya karena pandemi Covid-19 tidak kunjung berakhir, dan kita tidak tahu masa depan akan seperti apa. Tapi harus ada batasnya," kata Saskhya.

  • Self-care

"Self-care tidak selalu berarti egois. Dengan dosis yang tepat, self-care berarti ibu menyayangi keluarganya juga," ucap Saskhya.

"Ada yang butuh nonton film di Netflix, atau mengobrol sama teman, jadi untuk self-care, pilih yang paling nyaman buat ibu."

Melalui konsep mind mapping, kata Saskhya, ibu dapat membantu anak menjadi visioner.

"Caranya, membiasakan anak mempunyai tujuan sejak dini, melatih disiplin dan mandiri, beri mereka ruang untuk mengatasi kebosanan."

"Bangun kemampuan empati anak, serta melatih anak bersyukur, dan melihat sisi positif," sambung dia.

Panduan #MindMappingAnakMasaDepan dari Cerebrofort

Melalui Cerebrofort, Kalbe Consumer Heallth membuat #MindMappingAnakMasaDepan sebagai panduan praktis orangtua untuk tumbuh kembang anak di masa depan.

Panduan ini adalah bagian dari kampanye #AnakMasaDepan yang bertujuan menjadikan anak visioner dan mampu menciptakan masa depan mereka.

"Cerebrofort akan mengadakan sejumlah program terkait panduan ini, salah satunya kuliah online yang bisa diakses melalui akun resmi Instagram, @Cerebrofort.ID," ujar Feni.

"Kami harap kampanye #AnakMasaDepan dengan panduan #MindMappingAnakMasaDepan dapat menginspirasi ibu dalam mendampingi anak di masa krusial mereka," sambung dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/28/162054920/jangan-stres-saat-isolasi-cobalah-strategi-mind-mapping-di-rumah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com