Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rasa Isolasi Pandemi dan "Isolasi" Astronot di Luar Angkasa, Bedakah?

Langkah itu diyakini menjadi satu solusi utama untuk memutus mata rantai penyebaran virus.

Nah, untuk melewati masa isolasi, ada baiknya kita belajar dari pengalaman mereka yang dalam bekerja telah terbiasa terisolasi, yakni astronot.

Tentu saja, tidak banyak yang tahu dan bisa mengerti tentang bagaimana rasanya melalui masa isolasi seperti yang dilakukan astronot saat berada di luar angkasa. 

Astronot bisa "terkurung" di dalam pesawat ruang angkasa hingga menghabiskan berbulan-bulan.

Mereka hanya bisa melakukan hal yang sama berulang-ulang, bersama beberapa astronot lain dalam tim mereka.

Belum lagi jarak yang teramat jauh dari bumi, membuat mereka tak memiliki banyak pilihan untuk sekadar keluar ke 'teras rumah', taman, apalagi supermarket dan restoran. 

Salah satu yang memberi kesaksian adalah astronot veteran dari lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA Michael Lopez-Alegria.

Michael Lopez-Alegria mengatakan, beberapa aspek isolasi ruang yang dilakukan astronot, -ternyata, tidak begitu berbeda dari apa yang kini sedang dijalani banyak orang di dunia karena pandemi corona.

Satu-satunya pembeda, kata Michael Lopez-Alegria, adalah mereka yang di bumi tak perlu mengenakan pakaian ruang angkasa. 

Sementara, satu hal yang sama yang mungkin terjadi selama masa isolasi -baik di bumi maupun di luar angkasa adalah rasa kesepian.

Menurut Lopez-Alegria, kesepian dan juga berada jauh dari orang-orang yang disayangi bakal menjadi beban yang berat.

Beruntung, masih ada jalur komunikasi yang bisa digunakan untuk mengobati rindu. 

“Kami memiliki telepon di mana kami dapat memanggil cukup banyak orang di bumi."

"Hampir setiap saat sepanjang hari, kami selalu berkomunikasi dengan tim pengontrol misi di Houston,” kata dia lagi.

Selanjutnya, melamun setiap kali rasa bosan singgah, menurut Lopez-Alegria, juga persis sama dengan apa yang terjadi di luar angkasa. 

“Di mana pikiranmu mengembara, tidak jauh berbeda saat kita melamunkan keluarga, pekerjaan, atau pertandingan olahraga dari klub kesayangan," tambahnya.

Namun, satu hal yang berbeda antara isolasi di bumi dan di luar angkasa adalah, ketika astronot mendapat penugasan, maka dia tahu kapan sebuah pekerjaan akan berakhir.

"Itu adalah kemewahan yang tak bisa dibeli di masa pandemi seperti sekarang ini," sebut dia.

"Di luar angkasa, kita punya kalender, dan tahu kapan isolasi ini berakhir. Kita tahu tanggal pasti kapan akan kembali ke bumi, dan kembali hidup normal."

"Itulah yang sulit dari situasi khusus saat ini, karena kita tidak memiliki tanggal akhir yang pasti, kapan pandemi ini usai."

"Bahkan, ketika fase kita saat ini berakhir, hidup pasti tidak akan kembali menjadi normal seketika," tegas dia.

Ia lalu merasa, ketidakpastian dalam pandemi Covid-19 inilah yang menjadi sumber kecemasan dan ketakutan banyak orang di dunia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/11/165848720/rasa-isolasi-pandemi-dan-isolasi-astronot-di-luar-angkasa-bedakah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com