Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Alasan Anak Tidak Mau Mendengarkan Orangtua

KOMPAS.com - Anak tidak mendengarkan orangtua sering dicap nakal atau tidak peduli, padahal perilaku tersebut tidak jarang disebabkan oleh kesalahan orangtua. Kalau sudah terjadi, orangtua biasanya marah karena merasa tidak dihargai dan anak pun kesal karena disalahkan.

Akhirnya, komunikasi antara anak dan orangtua semakin renggang dan banyak diwarnai salah paham.

Jadi, apa sebenarnya yang jadi alasan anak tidak mendengarkan orang tua? Baca dulu penjelasan berikut untuk tahu jawabannya ya.

1. Penjelasan terlalu panjang
Saat memberikan peringatan atau penjelasan pada anak, banyak orangtua yang lupa kalau anak sebenarnya belum bisa terlalu lama fokus mendengarkan karena rentang perhatiannya yang relatif pendek.

Sebuah studi yang dilansir oleh Agency for Healthcare Research and Quality juga mengungkap, kalau sekitar 40-80 persen yang disampaikan pada seseorang akan terlupakan atau tidak dimengerti.

Berbicara panjang lebar membuat anak tidak menangkap pesan yang ingin ayah atau ibunya sampaikan, jadi lebih baik sampaikan inti pembicaraan secara singkat dan padat dalam bahasa sederhana yang mudah dimengerti.

2. Terus mengulang hal yang sama
Merasa Si Kecil tak pernah mendengarkan sehingga Anda harus mengingatkannya berulang kali?

Menurut Doreen Miller, edukator dari Institute of Parenting di Adelphi University, sebagian besar kasus seperti ini sebenarnya terjadi karena kegagalan komunikasi.

Selain harus disampaikan dengan singkat dan spesifik, perintah sebaiknya tidak diulang lebih dari dua kali. Jika Si Kecil langsung melakukan yang diminta, berikan pujian karena ia sudah jadi pendengar yang baik.

Sebaliknya, berikan konsekuensi yang sesuai jika setelah dua kali diingatkan ia masih tidak mendengarkan.

3. Terlalu sering diperintah
Tanpa sadar kita mungkin sering berbicara dengan suara keras dan nada perintah pada anak.
Terlalu sering berbicara seperti itu rupanya malah membuat anak tidak merespon pada suara lembut, dan baru menganggap serius saat Anda berbicara dengan suara keras dan nada memerintah.

Supaya Si Kecil mau mendengarkan, sebaiknya mulai ubah cara orangtua dalam menyampaikan sesuatu menjadi lembut tapi tetap tegas.

4. Anak sedang sibuk mengerjakan sesuatu
Sama seperti orang dewasa yang bisa menjadi kurang awas dengan sekitarnya saat larut dalam kegiatan, Si Kecil juga bisa tidak mendengarkan jika Anda bicara padanya sambil lalu saat ia sedang asyik melakukan sesuatu.

Sebelum menyampaikan sesuatu pada anak, beritahu dulu kalau Anda perlu bicara padanya.
Setelah ia memberikan perhatian, barulah sampaikan apa yang ingin dikatakan sambil menjaga kontak mata.

5. Anak sedang melatih kekuatan keinginannya
Semakin besar, anak semakin mandiri dan mulai mencoba lebih kuat untuk mendapatkan keinginannya dan mempertahankan posisinya.

Menurut tips dari Alyson Schafer, pakar parenting dari Huffington Post Canada, anak akan cenderung lebih mendengarkan jika orang tua menumbuhkan keinginannya ketimbang memberikan perintah.

Nah, caranya adalah dengan memberikan pilihan dan mengizinkannya mencoba melakukan sesuatu dengan caranya sendiri.

Selain berbagai alasan di atas, tetap ada kemungkinan anak tidak mendengarkan orangtua karena ia memiliki masalah pendengaran. Untuk memastikan, tak ada salahnya memeriksakan Si Kecil ke dokter.

Artikel ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Parenting.Orami.co.id

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/15/131729820/5-alasan-anak-tidak-mau-mendengarkan-orangtua

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com