Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Jitu Ariel Tatum Jaga Kesehatan Mental Hadapi Cyber Bullying

Komentar sinis, bahkan sarkas pun kerap dikeluarkan oleh warganet seperti tanpa sensor hingga memerahkan kuping.

Ariel Tatum salah satunya. Aktris dan penyanyi kelahiran 8 November 1996 juga tak luput dari masalah serupa.

Beruntung, perempuan cantik ini ternyata memiliki tips untuk menjaga kesehatan mentalnya, agar bisa bertahan dalam serangan cyber bullying di media sosial.

“Saya sudah berdamai dengan itu (komentar negatif) sejak SMP. Sekarang sudah tidak lagi terganggu.”

Begitu kata Ariel dalam video conference Kampanye #RealTalk Instagram, Selasa (19/5/2020).

Ariel menjelaskan, dulu saat terganggu dengan cyber bullying, ia kerap membaca komen komen negatif itu, sebelum menghapusnya.

Ada kalanya, dia juga membalas komentar itu satu per satu. Ia ingin menjelaskan pada netizen, apa yang mereka sampaikan mereka salah.

Namun lama-kelamaan ia berpikir, ada hal yang sulit diubah, yakni penilaian keliru netizen.

Barulah dia sadar, dan akhirnya memilih untuk belajar iklas.  “Tangan kita cuma dua, gak mungkin menutup mulut semua orang."

"Yang bisa kita lakukan, tutup kuping sendiri. Gak usah dipusingkan,” tutur Ariel.

Jika hal buruk itu berpengaruh pada kesehatan mental, segeralah pergi ke ahlinya, seperti psikolog.

Jangan ragu, karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. “Kenapa kalau sakit fisik kita langsung ke dokter, tapi kesehatan mental kita mikir-mikir,” tutur dia lagi.

Hal ini juga terjadi karena stigma yang terbangun di masyarakat. Ketika seseorang datang ke psikolog, masyarakat melabeli orang itu mengalami gangguan jiwa.

Padahal, gangguan mental bisa terjadi pada siapa pun. Itulah mengapa, ia menyuarakan “Lets End the Shame” beberapa waktu lalu.

Langkah itu diambilnya untuk mematahkan stigma di masyarakat terkait kesehatan mental.

Sebelum ini, Ariel juga sempat mengungkapkan kondisi kesehatan mentalnya.

Ia mengaku mengidap Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang.

Kondisi ini membuatnya berulang kali mencoba bunuh diri. Namun dukungan keluarga, sahabat, menguatkannya untuk melewati hal ini.

Di luar itu, yang paling berpengaruh pada proses terapi BPD adalah diri sendiri. Berbagai informasi kesehatan mental pun ia bagikan di media sosial sebagai bahan edukasi.

Pandemi Covid-19

Ariel mengungkapkan, di masa pandemi Covid-19 ini, kesehatan mental jelas harus dijaga. Sama dengan yang lain, pandemi ini membuatnya jenuh.

Untuk menyiasatinya, ia bercocok tanam, mengikuti beberapa short course, atau menjalankan hobi yang tidak bisa dilakukan saat sibuk.

Jika memang bingung mau melakukan apa lagi, kata Ariel, bisa dengan mencari kebahagiaan di dalam kegiatan yang ada.

Misalnya, dia harus bersih-bersih setiap hari, maka ia akan mencari kebahagian dari membersihkan rumah tersebut.

“Buat orang yang super sibuk, cara menjaga kesehatan mental bisa dengan meditasi,” tutupnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/19/162638020/tips-jitu-ariel-tatum-jaga-kesehatan-mental-hadapi-cyber-bullying

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com