Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Saat Bayi Demam

Sebab, hampir setiap orangtua pernah mengalaminya, dan memiliki cara sendiri untuk mengatasinya.

Namun demikian, meskipun demam pada balita merupakan hal umum, tetapi toh masih ada hal-hal yang -ternyata, belum sepenuhnya dipahami oleh sebagian orangtua.

Berikut ini adalah tiga hal yang sebaiknya tidak dilakukan ketika anak kita sedang mengalami demam.

1. Langsung memberi obat 

Mengapa hal ini tak seharusnya langsung dilakukan?

Ya, demam ringan dengan suhu badan antara 37,6-37,9 derajat celcius tidak selalu merupakan pertandan yang buruk.

Pahamilah, bahwa kenaikan suhu tubuh tersebut bisa jadi merupakan cara tubuh melawan infeksi.

“Penelitian menunjukkan, jika kita sering menekan demam dengan obat, maka nantinya saat demam berat, akan perlu waktu lebih lama untuk pulih.”

Demikian dijelaskan Dr Dawn Lim, konsultan dokter anak di Kinder Clinic, Paragon Medical Center, Singapura.

Sebagai gantinya, orangtua dapat melakukan langkah pengganti alih-alih langsung memberikan obat.

Pertama, langkah-langkah sederhana seperti memberi bayi mandi dengan spons air bersuhu kamar, baik dilakukan untuk demam di bawah 38 derajat celsius.

Jika suhu badan masih naik, maka bisa dipertimbangkan untuk memberi parasetamo.

Jika obat ini masih belum membantu, Lim menyebut, orangtua sudah bisa mempertimbangkan untuk memberikan dosis ibuprofen -jika dia tidak ada riwayat alergi pada anak.

"Jangan hanya melihat angka pada termometer. Lihatlah pula kondisi anak itu,” kata Lim.

"Jika dia kelihatan tidak sehat, saran saya segeralah pergi ke dokter," sambung dia.

2. Menyelimuti anak agar berkeringat

Mengapa langkah ini tak boleh dilakukan pada saat anak sedang demam?

Tidak ada bukti ilmiah bahwa langkah ini berfungsi dan berdampak baik untuk mengatasi demam.

Faktanya, langkah tersebut malah bisa membuat demam memburuk, karena terjadi lonjakan suhu tubuh.

Kang Phaik Gaik, manajer perawat senior dan konsultan laktasi senior di Rumah Sakit Mount Alvernia, Singapura memberikan penjelasan itu.

Lantas, sebagai gantinya, orangtua bisa mulai menyingkirkan piyama dan sweater lengan panjang.

Dandani si kecil dengan pakaian tipis dan tetap nyaman di ruangan yang berventilasi baik, dengan jendela terbuka atau kipas berventilasi.

Pastikan untuk menawarkan banyak cairan untuk membuatnya tetap terhidrasi.

"Kita akan merasa jauh lebih sulit menurunkan demam pada bayi yang mengalami dehidrasi," kata Dr. Natalie Epton, dokter spesialis anak dan ahli neonatologi.

3. Kompres air dingin

Mengapa hal ini tak boleh dilakukan? Padahal, langkah ini sepertinya menjadi solusi logis untuk mengatasi demam, bukan?

Namun, Epton menyarankan untuk tidak melakukan langkah ini.

Suhu rendah yang tiba-tiba akan menyebabkan pembuluh darah kulit menutup, dan mengarahkan panas ke dalam.

"Artinya, meskipun si kecilmu akan merasa dingin di luar, dia akan tetap sama panasnya di dalam," tambah dia.

"Sebagai gantinya, orangtua bisa memberikan spons mandi, atau masukkan anak ke dalam bak berisi air bersuhu ruangan," saran Lim.

Saat selesai, Phaik Gaik mengngatkan orangtua untuk memperhatikan area ketiak dan selangkangan. Pastikan untuk mengeringkannya setelahnya.

Pantau suhu anak setiap 3-4 jam, dan hubungi dokter anak jika ia memiliki gejala seperti makan yang buruk, lekas marah, mengantuk, kelelahan, kesulitan bernapas, muntah, diare, dan ruam.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/03/105657220/3-hal-yang-tak-boleh-dilakukan-saat-bayi-demam

Terkini Lainnya

88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com