Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Chanel, Revlon dan L'Oreal Tak Lagi Pakai Talek dalam Kosmetiknya

KOMPAS.com - Bahan talek (talc) tak akan lagi dipakai untuk kosmetik dari tiga perusahaan kecantikan ternama yaitu Chanel, Revlon, dan L'Oreal. Keputusan itu diambil setelah muncul kajian bahan talek dapat memicu kanker.

Talek merupakan mineral yang terbuat dari magnesium, silikon, dan oksigen, serta mengandung asbestos atau asbes, yaitu senyawa karsinogen yang dituding pemicu kanker.

Seperti dikutip dari Reuters, merek kosmetik mewah Chanel telah menghilangkan talek dari produk bedak tabur dan juga bedak badan (body powder) karena adanya persepsi negatif bahan ini.

Sementara itu Revlon juga tak akan memakai lagi talek dari produk perawatan tubuhnya dan L'Oreal tengah mencari alternatif mineral lain untuk menggantikan talek.

Perubahan tersebut dipicu oleh kajian yang dilakukan oleh konsumen, regulator, dan produsen, terhadap keamanan talek bagi kesehatan.

Bahan talek, terkadang ditemukan dalam batuan yang sama dengan asbes yang merupakan karsinogen berat, dipakai dalam ribuan produk kosmetik dan perawatan tubuh. Fungsi dari talek adalah menyerap kelembaban, mencegah kulit kering, dan menambah kelembutan.

Tuntutan hukum

Kecemasan akan bahaya talek ini sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Di tahun 2013 pemimpin pasar bedak Johnson & Johnson (J&J) dituntut secara hukum karena menggunakan talek.

Dugaan asbes sebagai penyebab kanker mulai muncul tahun 2017. Tuntutan hukum yang sama juga menerjang Revlon, Chanel, dan Avon.

Investigasi tahun 2018 yang dilakukan oleh Reuters juga mengungkap, selama satu dekade Johnson & Johnson sebenarnya sudah tahu sejak lama bahwa ada kandungan asbes dalam produk bedaknya.

Namun, secara resmi laporan itu dibantah J&J dan mengatakan produknya aman serta bebas dari asbes.

Meski demikian, J&J bulan lalu mengumumkan akan berhenti menjual bedak bayi di Amerika Serikat dan Kanada, akibat penurunan penjualan dan publisitas yang buruk.

Menghentikan produksi

Sementara itu, salah satu perwakilan Chanel mengungkapkan bahwa sejak tahun 2017 merek ini telah menghentikan produksi bedak berbahan talek yang diberi parfum khusus Chanel No.5 yang legendaris dan sudah dibuat sejak 1924.

Perwakilan Chanel Amy Wyatt juga menyebutkan, Chanel rutin memperbarui produk-produknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berubah terus.

Chanel masih menggunakan talek untuk produk lain, termasuk bedak padat, perona pipi, dan perona mata. Namun, talek yang dipakai diklaim terpilih sesuai dengan kriteria kemurnian, memenuhi peraturan dunia terbaru, dan aman sesuai standar penggunaan talek untuk kosmetik.

Juru bicara Revlon mengatakan bahan talek akan dihilangkan dari produk perawatan tubuh.

Raksasa kosmetik lainnya, L'Oreal mengatakan masih mencari pengganti talek namun belum menemukan yang memiliki manfaat yang serupa.

Juru bicara L'Oreal menyebutkan, seperti perusahaan lain, L'Oreal juga mewajibkan pemasok menyertakan keterangan bahwa talek yang dipakai bebas asbes dan melakukan pengujian.

”Kami belum mendeteksi jejak asbes di salah satu bahan baku kami yang mengandung sekitar 20 persen talek,” kata juru bicara L’Oreal.

Standar FDA

Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) saat menganalisis 52 produk kosmetik berbahan talek tahun lalu menemukan asbes di dalam sembilan produk, termasuk tiga produk yang dijual retailer Claire dan 1 botol produk bedak J&J. Semua produk telah ditarik.

Juru bicara dari Claire mengaku telah menghentikan produk yang menggunakan talek dan menggantikannya dengan mika.

FDA telah menganalisis 50 sampel tahun ini dan akan mengeluarkan standar uji asbes.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/10/101442820/chanel-revlon-dan-loreal-tak-lagi-pakai-talek-dalam-kosmetiknya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com