Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Tanda Kamu Berkencan dengan Psikopat

KOMPAS.com - Di setiap film, seseorang dengan karakter psikopat memiliki kecenderungan untuk melakukan pembunuhan atas dasar cinta atau obsesi seks.

Namun pada dasarnya, kata "psikopat" tidak menjelaskan kondisi medis yang sebenarnya.

"Orang-orang menggunakan kata 'psikopat' dalam bahasa sehari-hari untuk menggambarkan seseorang yang perilakunya menentang norma-norma sosial dan pemahaman konvensional tentang benar dan salah."

Demikian kata Kelly Scott, terapis di Tribeca Therapy di Manhattan, kepada Insider.

"Dari sudut pandang klinis, kata 'psikopat' tidak berarti apa-apa."

Scott mengatakan, diagnosis terdekat yang mencerminkan representasi stereotip psikopat dalam budaya populer adalah gangguan kepribadian antisosial atau antisocial personality disorder (ASPD).

Menurut Mayo Clinic, ASPD adalah gangguan mental yang menyebabkan orang tidak menghargai benar atau salah, empati, atau kesejahteraan orang lain.

Meskipun orang-orang dengan ASPD menunjukkan perilaku yang menjadikannya pasangan tidak sehat dan bahkan beracun, mereka sangat karismatik dan pandai berpura-pura empati.

Berikut empat indikator bahwa kita mengencani seorang psikopat, menurut Scott.

1. Mereka berbahaya dan tidak memiliki penyesalan

Scott mengatakan, orang dengan ASPD cenderung menipu dan terlibat dalam kejahatan terorganisasi karena kurangnya kepedulian tentang melukai seseorang.

Menurut Mayo Clinic, salah satu gejala utama ASPD adalah kurangnya rasa moral dan tidak memiliki masalah yang merugikan orang secara finansial, emosional, bahkan secara fisik.

2. Psikopat melakukannya untuk keuntungan pribadi

Orang dengan ASPD bertindak semata-mata untuk keuntungan pribadi, yang dapat berarti mengeksploitasi orang di sekitar mereka, entah itu orang yang dicintai atau keluarga, menurut Scott.

Mereka dapat memanipulasi, berbohong, mencuri, dan melakukan praktik berbahaya lain terhadap pasangan.

Perilaku ini dapat berujung pada tingkat pelecehan dalam hubungan mereka.


3. Psikopat tidak memiliki empati

Psikopat hampir selalu digambarkan secara fisik melukai atau membunuh seseorang di media.

Seseorang dengan ASPD bisa menjadi kejam dalam cara mereka menunjukkan kurangnya empati mereka. Namun terkadang, kurangnya empati dapat muncul dengan cara lebih halus, menurut Scott.

"Kita tidak harus membunuh seseorang untuk mendapatkan diagnosis itu," kata Scott.

"Kita bisa melakukannya dengan cara non-fisik. Seperti mengasuh dan menggunakan anak untuk memenuhi kebutuhan kita dengan cara yang secara masif merugikan kebutuhan anak."

4. Orang ASPD jarang terdeteksi dan tampak menawan

Agaknya sulit mendeteksi gejala yang mendasari ASPD karena orang-orang dengan kondisi tersebut dapat terlihat menawan, bahkan memalsukan empati.

"Ciri khas ASPD adalah orang tidak tahu mereka berinteraksi dengan seseorang yang benar-benar berbahaya," kata Scott.

"Mereka menawan dan penuh perhatian serta tampak bijaksana."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/19/204005820/4-tanda-kamu-berkencan-dengan-psikopat

Terkini Lainnya

88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com