Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Shandy Aulia Tampik Tuduhan Putrinya Mungil karena Kurang Gizi

KOMPAS.com— Artis peran Shandy Aulia memutuskan untuk memberikan MPASI (makanan pendamping ASI) untuk putrinya Claire Herbowo di usianya yang baru berusia 4 bulan.

Menurut pemain film Cinta Itu Buta ini, ia sudah berkonsultasi dengan dokter untuk memberikan MPASI pada putrinya yang pada 12 Juli genap berusia 4 bulan ini.

Hal itu diungkapkan Shandy pada unggahannya di akun Instagram miliknya.

“Sebelum saya memberikan MPASI saat usia Claire belum 6 bulan tentunya bukan keputusan iseng ataupun tanpa dasar konsultasi pada Dokter yang sudah berpengalaman, tidak hanya pengalaman pada teori saja tapi juga jangka jam terbang dokter yang sudah bisa saya percayakan,” tulis Shandy.

Shandy menambahkan, pemberian MPASI putrinya di usia ini bukan karena bayinya yang kekurangan gizi atau pun stunting. Ia mengatakan bahwa kondisi putrinya saat ini sehat dan baik-baik saja.

Wanita berusia 33 tahun itu menyayangkan penilaian beberapa ibu di Indonesia yang menganggap bahwa bayi yang sehat haruslah yang montok dan cenderung gemuk.

“HARUS MONTOK harus seperti Roti sobek dan pipi yang cubby baru bisa ada rasa nyaman dan tenang pada si ibu dan bayi silakan saja. tapi untuk Claire saya nyaman dan tenang dengan berat anak saya sekarang ini karena cara pandang saya BAYI SEHAT tidak harus dengan tampak BOBOT yang MONTOK dan GENDUT,” lanjut Shandy.

Ia juga menyebutkan apa saja ciri bayi kurang gizi.

“Pertumbuhan bayi tidak berjalan seperti yang seharusnya, berat badan bayi tidak bertambah.
Bayi mengalami perubahan perilaku, seperti merasa gelisah dan sering rewel. Mudah merasa lelah dan tidak aktif karena persediaan energi kurang optimal ketimbang bayi seusianya.
Dan untuk @missclaireherbowo tidak ada satupun ciri-ciri bayi kurang gizi,” tulis Shandy.

Badan Claire yang mungil kerap disebut terlalu kurus oleh beberapa warganet. Terkait hal itu, Shandy kembali menjelaskan.

“Claire lebih mungil dan tidak MONTOK seperti bayi Ibu-ibu pada umum lainnya bukan berarti anak saya KURANG GIZI. Kalau ada pemikiran BAYI di nilai harus MONTOK baru terlihat bergizi silakan saja, semua memiliki cara PANDANG berbeda-beda,” lanjutnya.

Benarkan bayi semakin gemuk berarti sehat?

Pertanyaan yang kerap diajukan pada orangtua baru adalah berapa berat bayi yang tergolong normal dan bagaimana penambahan berat badannya setiap bulan.

“Berlawanan dengan kepercayaan umum, ukuran (berat badan) rupanya tidak menentukan kesehatan bayi,” kata Dr Suzanna Sulaiman, kepala dan konsultan senior di Departemen Obstetri dan Ginekologi di KK Women's and Children's Hospital (KKH) seperti dikutip dari laman Youngparents.

Faktanya, bayi baru lahir dengan berat lebih dari 3,8 kg menghadapi lebih banyak komplikasi daripada bayi berukuran normal, kata asisten profesor Victor Samuel Rajadurai, konsultan senior di Departemen Neonatologi KKH.

Ini termasuk cidera saat lahir, gula darah rendah, kadar kalsium rendah dan penyakit kuning.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/13/115437720/shandy-aulia-tampik-tuduhan-putrinya-mungil-karena-kurang-gizi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com