Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Langkah untuk Mengelola Stres pada Anak Saat Belajar Online

Awalnya, anak akan merasa ingin tahu tentang perubahan situasi dan rutinitas barunya.

Bila rasa ingin tahu -yang tak jarang dibarengi dengan kebingungan, ini belum terjawab, maka kondisi itu bisa membuat anak gelisah, hingga bahkan menjadi seperti tak memiliki tujuan yang jelas.

“Ketidakjelasan atau kebingungan dan perubahan situasi yang mendadak ini dapat menyebabkan seseorang tertekan atau stres.”

Demikian pandangan yang diungkapkan Psikolog Peminatan Perkembangan Anak dan Remaja, Irma Dianita kepada Kompas.com, seusai webinar The Rise of Digital Parenting-EF, belum lama ini.

Lantas, bagaimana cara mengelola stres pada anak dalam kasus seperti ini?

Irma menjelaskan, anak-anak sesungguhnya dapat dibantu dengan membuka pola komunikasi secara terbuka.

Apa yang dia dirasakan pada situasi seperti pandemi ini? Lalu, berilah beri gambaran apa saja yang bisa dilakukan, dan bagaimana menghadapi kegiatan keseharian.

Komunikasi yang intensif semacam itu akan membantu anak mengelola situasi rutinitas yang berubah.

Anak pun, menurut Irma, akan dapat beradaptasi menyesuaikan situasi yang terjadi.

“Karena itu siapa yang bisa membimbing anak di situasi seperti demikian? Mau tidak mau adalah orangtua atau keluarga sebagai support sistem yang terdekat dengan anak,” tutur Irma.

“Kalau mau mengajarkan anak mengelola stres, tentu orangtua harus lulus dulu dalam mengelola stres yang dirasakannya,” imbuh dia.

Langkah orangtua

Irma mengungkapkan, orangtua harus menyadari, mereka adalah teladan, panutan atau role model bagi anak.

Untuk itu, selalu berusaha konsisten menunjukkan bagaimana bersikap positif, dan pengendalian diri dalam pengelolaan emosi saat menghadapi masalah dan tantangan, bakal ditangkap dan ditiru oleh anak.

Sedangkan, menghadapi masa pendidikan online, setidaknya ada lima langkah yang harus dilakukan orangtua. 

Pertama, membimbing dengan peran menjadi figur yang membangun motivasi jiwa pembelajar anak.

Bangunlah motivasi kepada anak untuk tetap optimistis, dan membangun situasi yang menyenangkan untuk anak belajar.

Caranya, berpikir terbuka terhadap hal baru mengenai aplikasi atau sistem pendidikan online. Termasuk mengetahui pengembangan ilmu dan teknologi.

“Orangtua bukan harus jadi ahli teknologi namun perlu terbuka untuk tahu manfaat serta dampak positif dan negatif dari teknologi yang diberikan."

"Sehingga, penerapan aturan penggunaan teknologi bijak dapat ditegakkan,” kata dia.

Kedua, bantulah anak anak menetapkan kesepakatan dan target sederhana dari tema pengetahuan yang diajarkan.

Termasuk kesepakatan penggunaan gawai dan belajar sosial, demi pengembangan lifeskill nya.

Misalnya, dalam sehari anak akan melakukan diskusi atau menjelaskan ulang tentang tema pelajaran pada jam tertentu.

Sehingga, bantuan yang diberikan orangtua akan tepat sasaran untuk proses pengembangan pengetahuan yang ditangkap anak melalui sistem online.

“Belajar tidak hanya materi sekolah tapi pembelajaran tentang life skill, dan kemandirian pun adalah bagian bekal pembelajaran hidup untuk membentuk karakter yang perlu diterapkan di rumah,” imbuh dia.

Ketiga, pengalaman konkret.

Penerapan penjelasan aplikatif ilmu pengetahuan melalui karya, presentasi anak, atau pun bimbingan praktek akan membentuk pengalaman anak.

Metode serupa juga mampu meningkatkan daya ingat serta membantu pemahaman anak menjadi lebih berkembang.

Keempat, sinergi orangtua dan sekolah atau guru sebagai pemantauan perkembangan anak.

Umpan balik dari orangtua sangat berharga untuk informasi proses pembelajaran online. Hal ini pundapat menjadi evaluasi proses pembelajaran online secara individu.

Kelima, di masa pendidikan online ini, orangtua wajib menerapkan disiplin yang positif dalam situasi rumah.

Orangtua juga bertanggung jawab membangun rutinitas di rumah dengan berbagai kesepakatan kegiatan yang akan dilakukan anak dan orangtua.

“Ini akan membantu anak memudahkan, melakukan sesuai arahan atau kesepakatan yang telah diambil bersama,” ucap dia.

Konsistensi dari orangtua, dan komunikasi yang hangat juga perlu dijaga agar anak merasakan pola disiplin dan keteraturan yang disepakati.

Hal ini akan memudahkan pengelolaan sikap serta membantu anak berpikir lebih sistematis tentang apa yang bisa dilakukan atau yang akan dilakukan.

“Seimbangkan hak dan kewajiban anak agar dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan buat anak,” cetus Irma.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/25/142739220/5-langkah-untuk-mengelola-stres-pada-anak-saat-belajar-online

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com