Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makin Lama Berkencan Wajah Makin Mirip dengan Pasangan, Benarkah?

Namun, ada satu hal terkait daya tarik yang bisa kita jadikan panduan, di mana kita terlihat sangat menarik di mata seseorang yang mirip dengan kita.

Hasil itu didapat dari penelitian terbaru yang dilakukan peneliti di Stanford University dan diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada bulan Oktober 2020.

Dalam penelitian ini para ilmuwan di Stanford University ingin menemukan gagasan bahwa penampilan wajah pasangan yang sudah lama berkencan menjadi memiliki kemiripan.

Hal itu bisa terjadi karena lingkungan, emosi, dan aktivitas yang sama.

Dalam riset ini, peneliti memeriksa foto dari 517 pasangan di awal pernikahan, dan setelah 20-69 tahun kemudian.

Dari situ, peneliti menggunakan perangkat lunak penilaian manusia dan pengenalan wajah untuk menilai kemiripan masing-masing pasangan.

Mereka juga memberikan tujuh foto kepada setiap partisipan, di mana salah satu foto adalah pasangan partisipan.

Hasilnya, partisipan memilih foto pasangan mereka yang memiliki kemiripan wajah.

Teknologi perangkat lunak juga memberikan hasil serupa, yaitu mencocokkan foto seorang partisipan dengan pasangannya yang mirip.

Namun, peneliti tidak menemukan bukti apa pun untuk mendukung dugaan bahwa penampilan pasangan menjadi lebih mirip seiring bertambahnya usia.

Mereka menyimpulkan, masing-masing pasangan memang sudah mirip satu sama lain sejak awal bertemu.

Studi ini juga mengungkap kemiripan wajah berbanding lurus dengan ciri-ciri lain, seperti minat, kepribadian, kecerdasan, sikap, nilai, dan kesejahteraan.

Kesimpulannya, kita terlihat sangat menarik bagi seseorang yang memiliki kemiripan wajah dengan kita.

Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One pada 2013 juga menemukan seseorang lebih tertarik pada lawan jenis yang memiliki kemiripan dengan mereka.

Studi ini mengumpulkan gambar wajah pasangan setiap partisipan yang diubah dengan menambahkan beberapa fitur lain.

Hasilnya, subjek atau partisipan secara konsisten menilai foto wajah yang menyertakan aspek wajah mereka sebagai sosok yang paling menarik.

Peneliti mengatakan, hal ini terjadi pada tingkat bawah sadar, karena partisipan tidak dapat mengidentifikasi wajah mereka sendiri di dalam foto.

Riset ini menyangkal hasil studi pada tahun 1987 yang diterbitkan dalam jurnal Motivation and Emotion, yang menyimpulkan setelah 25 tahun hidup bersama, ada peningkatan kesamaan fisik di antara pasangan.

Jadi, tampak menarik di mata seseorang -atau pun tertarik pada seseorang- yang memiliki kemiripan wajah dengan kita bukan hal aneh, sebab itu dijelaskan secara ilmiah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/16/213419620/makin-lama-berkencan-wajah-makin-mirip-dengan-pasangan-benarkah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com