Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orangtua, Coba Sadari Sisi Positif "Game Online" untuk Anak, Apa Saja?

Namun, selama masa pandemi Covid-19 ini, video game justru dijadikan sebagai alternatif untuk dapat berinteraksi.

Dengan semakin berkembangnya game online, memungkinkan kita untuk memiliki percakapan yang menyenangkan tanpa harus bertatap muka.

Jadi, mungkin inilah waktunya untuk memperbarui gambaran kita tentang gamer dan menyadari bahwa video game dapat berfungsi dengan cara yang baik.

Apalagi, video game ternyata dapat membantu orang-orang untuk terlepas dari rasa kesepian yang bisa mengganggu kesehatan mental.

Psikolog asal Belanda, Geert Verheijen sangat tertarik mempelajari game karena dia sendiri adalah seorang gamer.

Sebelumnya, dia pernah melakukan penelitian tentang agresi dan kognisi yang berkaitan dengan game.

Verheijen menghabiskan tiga tahun mempelajari perilaku bermain game dari sekitar 600 siswa kelas 7-10 dengan menggunakan kuesioner dan studi observasi langsung.

“Saya tidak mempelajari pasien, tetapi hanya membaca rata-rata perilaku bermain game sehari-hari remaja,” kata dia kepada Medical Daily.

Hasil yang ditemukannya, anak-anak yang bermain sendirian dalam jangka waktu yang lama memang merasa lebih kesepian.

Sebaliknya, ketika mereka bermain secara interaktif dengan teman-teman yang terjadi adalah mereka bisa menghilangkan rasa kesepian.  Terutama, selama pandemi ketika interaksi sosial lebih sulit didapat.

Seorang ibu bernama Andrea Basile Cavese, asal Long Island, New York, Amerika Serikat, mengaku khawatir ketika putranya tidak memiliki pengalaman yang baik dalam berteman di sekolah dasar.

Namun, putranya ternyata menemukan teman-temannya ketika dia mulai bermain game online Roblox.

Selama bertahun-tahun, anak-anak yang sama telah beralih ke game lain, dan bahkan ke gim yang dia buat sendiri.

Putra Andrea sekarang berusia 14 tahun, dan sudah menjadi salah satu animator.

"Saya selalu khawatir dia menghabiskan terlalu banyak waktu di depan komputer, tapi sekarang saya melihat kemungkinan masa depan untuknya," ujar Andrea.

Dia mengaku senang, buah hatinya tidak hanya menemukan hobi, tetapi juga sekelompok teman jangka panjang yang bisa diajak untuk saling berbagi.

Seorang psikoterapis di New York, Alexander Kriss, PhD mengutarakan pendapatnya mengenai game yang selalu "difitnah" secara tidak adil.

Pada kenyataannya, kata Dr. Kriss, hal itu tidak memiliki dasar ilmiah, dan dia senang kita akhirnya mulai melawan bias negatif yang ada.

Memberikan batasan adalah bagian penting dari menjadi orangtua sehingga, ketika bermain game dirasa sudah mulai berlebihan orangtua perlu mengawasi dan membatasinya.

“Dalam masa pandemi beberapa aktivitas dan lokasi tidak bisa diakses,” kata Dr. Kriss.

“Game dapat memberikan cara bagi anak-anak dan orang dewasa untuk melakukan kontak dengan aspek-aspek penting dalam kehidupan nyata."

"Misalnya, interaksi sosial, mempelajari keterampilan, mencapai tujuan, dan bersenang senang sambil tetap terkurung aman di ruang virtual,” lanjut dia.

Bersosialisasi dalam permainan dapat menawarkan kemungkinan yang lebih emosional daripada bentuk interaksi jarak jauh lainnya.

Sebab, game membawa para pemainnya ke "dunia bersama", yang terpisah dari kecemasan akan pandemi, maupun realitas fisik lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/18/191745420/orangtua-coba-sadari-sisi-positif-game-online-untuk-anak-apa-saja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke