Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita di Balik Kain Endek Bali dalam Koleksi Spring/Summer Dior

Koleksi dengan kain Endek bahkan turut ditampilkan dalam peragaan busana Paris Fashion Week, September lalu.

Kain Endek Bali produksi Kekean Wastra Gallery ternyata menjadi bagian dari koleksi Dior tersebut.

UMKM mitra binaan Pertamina yang berlokasi di Bali itu pun berbagi sedikit cerita tentang bagaimana hingga akhirnya Dior menghubungi mereka untuk memesan kain.

Pemilik Kekean Wastra Gallery, Achmad Nur Hasim mengungkapkan, atase perdagangan Indonesia di Paris menghubunginya dan meminta mengirimkan sampel produk untuk Dior.

Menurut pria yang akrab Aam itu, setelah mengirimkan produk, dirinya mendapatkan balasan kiriman berupa sampel kain yang kebetulan adalah kain Endek Bali.

Dia diminta untuk membuat kain yang persis seperti sampel tersebut, tentunya dengan kualitas yang juga sama.

Aam pun menyanggupi dan mengirimkan kain pesanan Dior yang panjangnya mencapai 600 meter.

Pihak Dior ternyata merasa puas dengan produk tersebut dan kembali memesan sepanjang 900 meter, 1380 meter, 1500 meter, dan yang terakhir, sepanjang 1700-an meter.

Tak hanya memesan kain, kain Endek pun menjadi bagian dari koleksi spring/summer 2021 Dior, seperti yang sudah kita lihat September lalu di Paris Fashion Week.

Dior menggunakan kain Endek Bali sebagai salah satu material dalam sebuah koleksi bertajuk "Kolase".

Tak hanya pada pakaian, kain Endek Bali juga dipakai oleh Dior untuk koleksi tasnya.

Dari sekitar 86 desain koleksi terbaru Christian Dior itu ada sekitar 9 motif kain Endek Bali yang digunakan.

Direktur Artistik Dior mengatakan bahwa keputusan untuk menggunakan kain Endek Bali dilakukan karena ingin mengangkat nilai dari kebudayaan serta hasil keterampilan terutama oleh para penenun perempuan.

Sebelumnya, Kekean pernah mendapatkan lima penghargaan dalam sebuah ajang penghargaan di Jepang.

Saat itu, dari 17 usaha yang diikutkan oleh Pemerintah Indonesia, Kekean menjadi salah satu dari enam usaha yang lolos untuk dikirim ke Negeri Sakura.

Ternyata, salah satu rahasia di balik kesuksesan produksi Kekean adalah dari segi pewarnaan.

Pewarnaan kain dilakukan menggunakan pewarna ramah lingkungan agar produknya dapat diterima luas hingga ke mancanegara.

"Jepang itu kalau masalah kualitas bahan pewarnaan nomor satu, kemudian diikuti negara-negara Eropa."

"(Yang) terpenting, limbah pewarna tidak boleh mencemari air di sekitar tempat produksi," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Aam mengungkapkan, bukan berarti Kekean sudah berhasil lepas sepenuhnya dari bahan kimia sebagai pewarna kain.

Dirinya masih menggunakan pewarna kain dari bahan kimia hanya saja berusaha menekan kuantitasnya seminimal mungkin dan memilih jenis yang lebih ramah lingkungan.

Namun, mayoritas pewarna menggunakan pewarna alam.

Dia pun menyebutkan beberapa sumber pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai kain produksinya.

"Saya pilih tanaman yang dapat dibudidayakan, seperti Indigofera, Jolawe, Mahoni, Soga Jambal, Gambir, dan lainnya," ungkap Aam.

Dalam memenuhi permintaan kain yang terus bertambah, Kekean turut memberdayakan banyak warga lokal di pusat produksinya di Bali, hingga kurang lebih melibatkan 100 orang.

Sebanyak 99 persen di antaranya merupakan ibu rumah tangga.

"Kami banyak memberdayakan ibu rumah tangga agar mereka dapat membantu pemasukan keluarga," ujarnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/03/100353920/cerita-di-balik-kain-endek-bali-dalam-koleksi-spring-summer-dior

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke