Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perlukah Divaksin jika Pernah Positif Covid-19? Ketahui 2 Hal Berikut

Berbagai pertanyaan seputar vaksin pun muncul di masyarakat. Termasuk salah satunya, apakah masyarakat yang pernah positif Covid-19 tetap memerlukan vaksin?

Jawabannya adalah, ya.

Meskipun, memang vaksin akan diprioritaskan untuk orang-orang yang belum pernah terkena Covid-19 terlebih dahulu.

"Bila sudah positif Covid-19, untuk saat ini dari pemerintah kita belum diberikan vaksin. Jadi didahulukan yang negatif."

Demikian diungkapkan oleh Spesialis Asma dan Paru RS EMC Sentul, dr Herman, SpP dalam Instagram Live, Jumat (8/1/2021).

Setidaknya, ada dua hal yang perlu diketahui:

1. Bisa terinfeksi ulang
Meskipun seseorang sudah pernah terinfeksi Covid-19, tak menutup kemungkinan orang tersebut akan kembali terinfeksi.

Menurut Herman, banyak terjadi kasus pasien yang mengalami infeksi ulang dua kali atau bahkan ada yang hingga tiga kali.

Ia menambahkan, tubuh seseorang yang sudah pernah terinfeksi akan memproduksi antibodi terhadap virus corona.

Pada kondisi tersebut, tubuh seharusnya sudah mengenali virusnya dan akan memberikan perlawanan jika terinfeksi.

Sayangnya, virus corona terbilang unik. Setelah dilakukan sejumlah penelitian, kata Herman, ditemukan bahwa tidak semua tubuh mampu memproduksi antibodi terhadap Covid-19.

"Jadi walaupun sudah sembuh dari Covis-19 ternyata setelah dicek antibodinya nol, tidak ada sama sekali," ujar Herman.

Sekalipun antibodi terbentuk, belum tentu antibodi tersebut bertahan dalam waktu lama dan membuat orang tersebut kebal infeksi.

"3-6 bulan dicek ulang kadarnya menjadi hilang, jadi tidak bertahan seterusnya. Sehingga walaupun pernah sembuh dari Covid-19, tetap harus mengikuti protokol secara ketat," tambahnya.

2. Melalui screening terlebih dahulu
Seseorang akan melalui tahap pemeriksaan atau screening terlebih dahulu sebelum diputuskan akan menerima vaksin.

Beberapa poin yang akan diperiksa, seperti apakah yang bersangkutan pernah positif Covid-19 atau memiliki penyakit tertentu.

"Yang memiliki penyakit-penyakit tertentu seperti jantung, diabetes atau paru itu ada syarat yang harus dipenuhi," kata Herman.

Orang dengan diabetes, misalnya, diharuskan memiliki gula darah yang terkontrol terlebih dahulu sebelum mendapatkan vaksin.

Kemudian, untuk pasien Tuberkulosis (TB), dianjurkan sudah menjalani pengobatan, minimal dua minggu.

Beberapa kondisi lain juga membuat seseorang tidak boleh mendapatkan vaksin, seperti orang dengan reaksi alergi parah, anak-anak, wanita hamil, hingga orang dengan gangguan imunitas.

"Apabila ada kondisi-kondisi tertentu yang tidak boleh divaksin, maka itu juga tidak akan mendapatkan vaksin," ucapnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/08/170636620/perlukah-divaksin-jika-pernah-positif-covid-19-ketahui-2-hal-berikut

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com