Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ingin Divaksin Covid-19 tapi Takut Jarum Suntik? Simak 10 Tips Ini

Meski vaksin menjadi jawaban atas kekhawatiran kita di masa pandemi ini, namun vaksinasi malah memunculkan ketakutan di antara orang-orang yang takut jarum suntik.

Bagi sebagian orang, rasa takut tersebut bahkan sudah menjadi fobia, dikenal dengan istilah trypanophobia.

Rasa takut ini adalah hal nyata dan menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dialami sekitar 25 persen orang dewasa.

Sayangnya, vaksinasi harus tetap dijalani oleh orang-orang yang takut jarum suntik.

Sebab, semakin banyak orang yang enggan divaksin, maka kita akan kesulitan mencapai herd immunity (kekebalan komunitas).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menekankan bahwa sebagian besar populasi harus divaksin untuk melampaui target tersebut.

Apakah saya memiliki trypanophobia?
Kamu yang memiliki rasa takut terhadap jarum suntik mungkin punya pertanyaan seperti ini.

Trypanophobia sendiri diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan.

Kondisi ini bisa menjadi masalah untuk banyak prosedur media, termasuk vaksinasi, pengambilan darah dan anastesi (pembiusan).

Banyak literatur sudah membahas tentang fobia ini, namun beberapa teori mengaitkan fobia ini dengan insting bertahan yang membuat seseorang tidak mau tubuhnya ditusuk apapun.

Rasa takut juga bisa muncul karena ketidaktahuan tentang apa yang diinjeksikan ke dalam tubuh.

"Ada sesuatu yang tidak mereka (penderita trypanophobia) ketahui dimasukkan ke dalam tubuh, mereka merasa tidak bisa mengontrol itu," ungkap psikolog klinis sekaligus penulis "Family Fit: Find Tour Balance In Life", John Mayer, PhD kepada Health.

Bagaimana kita tahu bahwa ketakutan akan jarum suntik yang kita alami termasuk teypanophobia?

Gejalanya banyak. Namun, satu meta-analisis dari sejumlah data ilmiah yang dipublikasikan di jurnal SAGE Open Nursing, mencatat beberapa gejala berikut:

Mengatasi ketakutan terhadap jarum suntik
Jika kamu ingin mendapatkan vaksin Covid-19 namun masih mengalami ketakutan terhadap jarum suntik, ada beberapa tips yang bisa diterapkan:

1. Pastikan jadwal vaksinasi
Prinsipnya, menurut direktur klinik dari Center for the Treatment and Study of Anxiety, University of Pennsylvania's Perlman School of Medicine, Thea Gallager, PsyD, mengurangi beban pikiran dapat berperan penting dalam mengatasi ketakutan terhadap jarum suntik.

Termasuk salah satunya memastikan secara cepat jadwal vaksinasi.

2. Jangan terlalu dipikirkan
Memang, jika memiliki ketakutan terhadap jarum suntik, sangat sulit membuang pikiran kita terhadap benda tersebut.

Tapi, cobalah untuk tidak terobsesi berlebihan agar tidak memengaruhi kesehatan mentalmu.

Ingatkan pada dirimu bahwa kamu pernah melakukannya sebelumnya dan tidak ada masalah yang terjadi.

3. Fokus pada dampak positif
Jika rasa takut itu tak kunjung hilang, cobalah fokus memikirkan dampak positif apa yang akan kamu dapatkan setelah divaksin.

"Ingatlah bahwa itu bisa menyelamatkan kesehatan bahkan hidupmu dan mengembalikan segala kondisi menjadi normal," kata psikolog san penulis "Hack Your Anxiety", Alicia H. Clark, PsyD.

4. Alihkan perhatian
Ketegangan yang kamu rasakan mungkin akan meningkat segera setelah tiba di tempat vaksinasi.

Pada momen tersebut, cobalah mengalihkan perhatian.

Jika tempat tersebut mengizinkanmu mengajak seorang teman atau anggota keluarga, maka ajaklah mereka sehingga kamu punya teman ngobrol saat menunggu giliran.

Jika tidak, kamu bisa menonton video di ponsel atau mendengarkan musik menggunakan headphone.

5. Jika hampir pingsan
Jika melihat jarum suntik membuatmu lemas hingga rasanya akan pingsan, cobalah teknik yang disebut terapi "tegangan terapan (applied tension)".

Untuk melakukannya, tegangkan otot-otot lengan, batang tubuh dan kaki, kemudian dan tahan ketegangan itu sampai kamu merasa hangat.

Kemudian, lepaskan ketegangan dan tunggu selama 20 -30 detik hingga tubuh kembali normal.

Kamu bisa melakukan teknik ini ketika mulai merasa lemas saat melihat jarum.

6. Ingat bahwa prosesnya hanya sebentar
Detik-detik jelang divaksin, ingatkan dirimu bahwa prosesnya hanya sebentar, bahkan hanya beberapa detik saja.

7. Beri tahu perawat
Sebelum vaksinasi dilakukan, sampaikan pada perawat yang menyuntikmu bahwa kamu takut jarum suntik.

Mungkin kamu meragukan langkah ini, namun percayalah ini akan membantu meredakan rasa takut.

Selain itu, informasi tersebut juga penting bagi perawat untuk berjaga-jaga jika kamu pingsan saat divaksin.

8. Praktik pernapasan diafgrama
Sesaat sebelum divaksin, cobalah melakukan praktik pernapasan diafragma jika memungkinkan.

Cara lainnya, kamu juga bisa meremas benda semacam stress ball atau tetap menonton dan mendengarkan musik hingga momen vaksinasi tiba.

9. Jangan lihat jarumnya
Ketika tiba saatnya kamu divaksin, jangan lihat jarumnya agar rasa takutmu tidak semakin besar.

10. Ucapkan selamat pada diri sendiri jika berhasil
Jika kamu sudah mencapai tahap ini, ucapkan selamat untuk dirimu sendiri karena sudah berhasil melakukan sesuatu yang hebat dengan mengalahkan rasa takutmu.

Mentraktir diri sendiri dengan makanan atau minuman kesukaan juga bisa kamu lakukan.

Namun, jika tidak bisa sampai ke tahap ini dan kamu berjuang susah payah mengatasi rasa takut terhadap jarum suntik, cobalah berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

Mereka akan menawarkan perawatan yang bisa membantumu melewati momen penting tersebut.

Namun, seperti apapun kondisinya, para pakar menekankan pentingnya untuk tetap mendapatkan vaksinasi.

"Vaksin adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari Covid-19," ungkap pakar penyakit menular sekaligus peneliti senior dari Johns Hopkins Center for Health Security, Amesh A. Adalja, MD.

"Anda seharusnya tidak membiarkan fobia jarum menjadi penghalang bagi kesehatan dan kesejahteraan Anda."

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/15/125700220/ingin-divaksin-covid-19-tapi-takut-jarum-suntik-simak-10-tips-ini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com