Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui, Kematian Mendadak Tak Selalu karena Penyakit Jantung

Adapun beberapa kasus penyakit jantung yang kerap dikaitkan dengan kasus kematian mendadak antara lain jantung koroner, pembengkakan jantung, serangan jantung, hingga infeksi jantung.

Padahal, penyebab meninggal mendadak tidak selalu karena penyakit terkait jantung.

Dr Handrawan Nadesul menjelaskan dalam bukunya "Cara Sehat Dr Handrawan Nadesul: Mencegah Serangan Jantung, Stroke & Gagal Ginjal" (2014), penyakit jantung kerap dikambinghitamkan sebagai penyebab kematian mendadak karena beberapa hal.

Pertama, karena tidak semua orang terbiasa memeriksakan dirinya secara rutin sehingga tanpa disadari proses penyakit jantung yang mungkin sudah lama diidap terus berkembang.

Selain itu, tidak semua kasus penyakit jantung memperlihatkan gejala yang menimbulkan keluhan sejak awal.

"Tergantung jenis penyakit jantungnya, seberapa parah derajat penyakitnya, dan hal-hal lain apa saja yang memperberat penyakit jantungnya, sehingga pada suatu saat, sekadar sekali sontekan kecil saja mendadak penyakitnya sudah langsung berat, lalu mematikan," ungkap Handrawan dalam bukunya.

Nah, kematian mendadak tidak hanya disebabkan karena penyakit jantung. Beberapa penyakit lainnya yang perlu diwaspadai menyebabkan kematian, antara lain:

  • Stroke.
  • Kegagalan hati pada orang-orang yang sudah mengidap kerusakan hati (sirosis).
  • Indeksi berat yang tidak dapat disembuhkan dengan obat.
  • Pendarahan saluran pencernaan atau kebocoran usus.
  • Emboli paru-paru.
  • Akibat pengaruh buruk obat-obatan (overdosis), dan lainnya.

Selain kondisi yang telah disebutkan, kematian mendadak juga bisa terjadi karena henti pernapasan mendadak (respiratory arrest).

Handrawan menjelaskan, ini bisa terjadi jika ada sumbatan dalam aliran udara pernapasan oleh benda asing yang masuk, seperti tersedak makanan atau gigi palsu, atau tertutup lidah sendiri ketika tak sadarkan diri, pembengkakan pita suara, adanya tumor saluran napas atas, atau kekurangan udara beroksigen (hypoxia), selain keracunan gas dan kerusakan otak yang mengenai pusat pernapasan.

Pentingnya check up
Selain itu, tidak semua kasus yang telah disebutkan di atas selalu berakhir dengan kematian.

Kondisi seperti serangan jantung, misalnya, sebetulnya masih dapat diselamatkan dengan pertolongan pertama yang segera atau penderita lekas mendapat pertolongan dalam hitungan golden hour melalui resusitasi jantung paru-paru (cardiopulmonary resuscitation/CPR).

Semua kelainan sesungguhnya bisa dilacak dengan melakukan pemeriksaan (check up) berkala, sehingga peristiwa kematian mendadak dapat dihindari.

"Karena setiap kejadian medis yang masih berada di bawah kekuasaan manusia sebetulnya masih mungkin diramalkan dan diantisipasi," ungkap Handrawan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/15/192300720/ketahui-kematian-mendadak-tak-selalu-karena-penyakit-jantung

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com