Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tourbillon, Temuan Ajaib pada Mesin Jam, Bagaimana Kisahnya?

KOMPAS.com - Tahun 2021 menandai peringatan 220 tahun hadirnya sistem penggerak jam tangan yang dianggap sebagai pencapaian tinggi sampai saat ini: Tourbillon.

Mekanisme ini pertama kali diciptakan oleh Abraham-Louis Breguet yang kemudian menggunakan namanya sebagai brand untuk jam tangan produksinya.

Meski begitu, sistem tourbillon dipakai juga oleh merek-merek, utamanya yang menonjolkan keindahan dan seni dalam arlojinya.

Abraham-Louis Breguet, lahir tahun 1747 di Neuchâtel di Swiss. Masa kecilnya diisi dengan magang pada pembuat jam setempat, dan pada usia 15 tahun dia pergi ke Prancis melanjutkan magang di Versailles dan Paris.

Di Paris, Breguet muda memperoleh pendidikan akademis di Mazarin College. Pendidikan ini memberikan dasar yang kuat dalam sains, khususnya matematika dan fisika, yang berperan menjadikan Breguet seorang insinyur sebelum waktunya.

Sayang ketika namanya makin terkenal sebagai pembuat jam, Revolusi Prancis meletus sehingga Breguet harus kembali ke tanah kelahirannya pada tahun 1793.

Namun kepulangannya itu tidak sia-sia karena di Swiss ia banyak bekerja dan belajar dengan pembuat jam lain, yang kemudian memunculkan ide untuk membuat mesin Tourbillon sekembalinya ke Prancis tahun 1795.

Perlu diketahui, saat itu orang belum mengenal jam tangan. Adanya adalah jam saku atau pocket watch.

Jam ini umumnya dipakai atau disimpan dalam posisi menggantung di baju. Akibat cara penyimpanan tersebut, akurasi mesinnya sering terganggu karena pengaruh medan magnet atau gravitasi bumi.

Breguet sudah lama gusar dengan hal itu, sehingga ia mencoba mengatasi masaah ini dengan membuat mesin yang "melayang" dalam sebuah kerangka, untuk mengurangi pengaruh gravitasi.

Mesin ini bekerja dengan memutar balance wheel, balance spring, dan escapement hingga 180 derajat setiap satu menit.

Dengan demikian, daya tarik gravitasi akan menarik ketiga komponen tadi secara merata agar terus berputar. Walaupun jam saku diam pada posisi menggantung, akurasinya akan tetap terjaga berkat sistem tourbillon ini.

Menurut kamus utama abad ke-19, yakni Descartes dan Encyclopédie, kata tersebut sebenarnya merujuk pada sistem planet yang berotasi pada sumbu tunggal.

Namun kini banyak orang mengartikan tourbillon sebagai angin puyuh dan menjadi pengertian umum dalam bahasa Prancis, berdasarkan gerakan mesin yang berputar terus menerus.

Karena berhasil memecahkan masalah akurasi pada jam, sistem tourbillon ini terus dikembangkan dan ditiru pembuat jam lain. Breguet sendiri mematenkan penemuan Tourbillon pada tahun 1801.

Namun dari sisi produksi, pembuatan Tourbillon bisa dibilang sangat lambat. Pada 1802, setelah paten diperoleh, pengerjaan enam jam tangan Tourbillon dimulai, dan pembuatannya memakan waktu antara lima hingga sepuluh tahun.

Pada 1809, Breguet mulai mengerjakan produksi 15 Tourbillon baru, setengahnya selesai setelah 1814. Secara keseluruhan, antara tahun 1796 dan 1829 Breguet hanya menghasilkan 40 Tourbillons - ditambah sembilan karya lainnya yang tidak pernah selesai dan dianggap hilang.

Karya-karya itu antara lain dimiliki oleh para raja (George III dan George IV dari Inggris, Ferdinand VII dari Spanyol), bangsawan Rusia (Pangeran Yermoloff, Gagarin, Repnin, Demidoff, dan lainnya).

Ada juga yang dimiliki tokoh-tokoh Eropa terkemuka dari Polandia (Count Potocki), Prusia (Pangeran Hardenberg), Italia (Count d'Archinto, GB de Sommariva), Hongaria (Baron Podmaniczky) dan Portugal (Chevalier de Brito).

Kini Tourbillon yang dibuat Breguet sudah berpindah tangan. Dua belas buah disimpan di museum: tiga milik koleksi Museum Breguet, lima disimpan di British Museum dan museum lain di Inggris, dan masing-masing satu dapat ditemukan di Italia, Yerusalem, dan New York.

Lima belas lainnya berada di tangan kolektor pribadi, dan dalam beberapa tahun terakhir, dua buah dibeli di pelelangan. Secara total, hampir 30 dari 40 karya asli Breguet selamat.

Sampai saat ini, selain Breguet, ada banyak brand jam tangan mewah menggunakan penggerak Tourbillon yang sengaja diperihatkan agar orang bisa menikmati gerakannya.

Tidak seperti temuan-temuan lain yang segera tergantikan oleh barang baru, sistem Tourbillon tetap bertahan walau sudah berusia 220 tahun. Tentu dengan berbagai versi dan pengembangan oleh masing-masing brand.

Mesin ini bukannya tidak tergantikan oleh sistem yang lebih modern, namun Tourbillon terutama disukai karena menunjukkan keahlian pembuat jam dalam menghasilkan penggerak yang akurat, rumit, namun sekaligus indah.

Tourbillon pun dianggap lebih dari sekedar karya seni mekanik - ini adalah hasil dari studi fisika yang presisi, sebuah kisah pencarian untuk mencapai kesempurnaan dalam pembuatan jam tangan.

Untuk memperingati pencapaian ini, pada 2021, House of Breguet akan menggelar berbagai acara pada 26 Juni.

Ini adalah tanggal saat paten Tourbillon diperoleh pada tahun 1801, yakni pada Messidor ke-7 tahun IX menurut kalender Republik pasca-revolusi Perancis, yang mengacu pada tanggal 26 Juni di kalender modern kita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/18/172132320/tourbillon-temuan-ajaib-pada-mesin-jam-bagaimana-kisahnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com