Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Cara Berkompromi demi Pernikahan yang Langgeng

Agar kedua pihak dapat bekerja bersama sebagai satu tim, setiap orang harus memberi dan menerima sesekali.

Tapi sejujurnya, tentu banyak dari kita tidak tahu bagaimana berkompromi.

"Kecuali kita menjadi ahli dalam seni berkompromi, hubungan kita dapat dengan cepat berubah menjadi perasaan tidak puas dan perselisihan."

"Belum lagi perasaan mengecewakan karena sendirian dalam hubungan itu," kata Leon F. Seltzer, Ph.D,  psikolog dan blogger untuk Psychology Today.

Kebanyakan orang terbiasa membuat keputusan untuk diri mereka sendiri, tetapi begitu kita berkomitmen pada suatu hubungan, kita harus mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, dan kebahagiaan pasangan.

Hal itu bahkan lebih berlaku lagi saat kita tinggal bersama dan menikah. Kondisi ini jelas membutuhkan usaha.

Nah, panduan langkah demi langkah berikut ini akan membantu kita belajar bagaimana berkompromi dalam pernikahan.

1. Komunikasikan kebutuhan dengan jelas

Gunakan pernyataan "saya" untuk mengomunikasikan kepada pasangan tentang apa yang kita butuhkan atau inginkan dalam hubungan.

Kita mungkin berkata, "Saya ingin tinggal di kota karena lebih dekat dengan pekerjaan saya, yang akan mengurangi perjalanan saya."

"Saya juga menyukai kegembiraannya, dan saya bosan di sini di pinggiran kota."

Atau kita bisa berkata, "Saya merasa siap untuk mulai mencoba punya anak karena kita sudah menikah, stabil secara finansial, dan jam biologis saya terus berdetak."

Jadi, penting untuk berbicara  langsung tanpa membuat asumsi tentang kebutuhan atau keinginan pasangan.

Komunikasi langsung juga penting untuk mengungkapkan apa yang kita inginkan, dan apa alasan di baliknya. 

2. Mendengar tanpa memotong

Setelah mengungkapkan keinginan dan menawarkan penjelasan tentang mengapa sesuatu menjadi penting bagi kita, beri kesempatan kepada pasangan untuk menanggapi.

Biarkan dia berbicara dan jangan memotongnya.

Perhatikan apa yang dia katakan, dan cobalah untuk tidak langsung mengabaikan pikiran atau pendapat tersebut.

"Perselisihan paling baik diselesaikan ketika kebutuhan setiap orang dianggap sah dan penting," kata Seltzer.

Jika pasangan menanggapi dengan komentar yang mendetail, maka kita harus mengulangi apa yang kita dengar, tanpa niat jahat dan cuma ingiin memastikan kita berada di pemahaman yang sama.

Kita bisa berkata, "Jadi, kamu lebih suka tinggal di pinggiran kota karena pekerjaan ada di sini dan kotanya terlalu bising dan kacau untuk kamu, begitu?"

Dengan begitu kita ingin menunjukkan kepada pasangan, bahwa kita memerhatikan dan menghargai kebutuhan serta keinginan dia juga.

3. Pertimbangkan pilihan dengan hati-hati

Pertimbangkan semua opsi yang ada, dan ingat bahwa ada lebih dari dua opsi untuk setiap masalah.

Kita dapat tinggal di kota, kita dapat tinggal di pinggiran kota, atau kita dapat tinggal di pinggiran kota yang lebih dekat ke kota dengan apartemen bertingkat Dan transportasi umum yang cukup.

Pertimbangan semacam itu memungkinkan kita mendapatkan yang terbaik dari "kedua dunia".

Sebelum menarik kesimpulan, kita bisa melihat dan mempertimbangkan anggaran dan biaya hidup di kota dan pinggiran kota.

Ingatlah untuk memikirkan keputusan seolah-olah kita adalah bagian dari sebuah pasangan dan bukan hanya untuk diri kita sendiri.

4. Tempatkan diri pada posisi pasangan

Kadang, benar-benar sulit untuk memahami pasangan, terutama ketika keinginan kita mengaburkan penilaian.

Itulah mengapa penting bagi kita untuk keluar dari pikiran kita sejenak dan mencoba mempertimbangkan pendapat serta perasaan pasangan.

Bagaimana dia akan terpengaruh jika menyerah dengan pilihan kita? Apa sisi positif dan negatifnya bagi dia?

Menurut kita, mengapa dia memiliki pendapat berbeda? Pengorbanan apa yang akan dia lakukan jika sejalan dengan ide-ide kita?

Biarkan pasangan kita tahu tanggapan apa yang kita berikan untuk pertanyaan-pertanyaan ini, dan tawarkan empati.

5. Pertimbangkan apa yang adil

Agar kompromi dalam perkawinan berhasil, satu orang tidak selalu bisa menjadi keset.

Dengan kata lain, kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, dan pasangan kita tidak bisa (dan kemungkinan besar tidak akan) selalu menuruti segala keinginan dan  kebutuhan kita.

Selain itu, kita harus mempertimbangkan kewajaran dari setiap keputusan.

Misalnya, saat kita pindah ke kota, kita mungkin memiliki perjalanan yang lebih mudah dan lebih bahagia dengan gaya hidup yang serba cepat.

Tapi apakah perjalanan pasangan kita menjadi lebih sulit? Akankah dia dipadamkan oleh hiruk pikuk kehidupan? Apakah itu adil bagi dia?

Jadi pertimbangkan pula keinginan dan kepentingan dia, bukankah kita memang saling mengasihi?

6. Ambil keputusan dan konsisten

Setelah kita menimbang pilihan dan mempertimbangkan perasaan pasangan, serta keadilan situasinya, kita harus membuat keputusan bersama dan mematuhinya.

Jika kita benar-benar jujur saat melakukan semua langkah, kita harus mencapai resolusi yang disepakati oleh kedua belah pihak, tanpa ada keraguan. 

7. Periksa satu sama lain

Ketika kita memberi dan menerima dalam suatu hubungan, salah satu atau kedua pihak kemungkinan besar akan berkorban atau menyerahkan sesuatu yang kita inginkan atau butuhkan.

Jika kondisi semacam ini sering terjadi, salah satu bisa mulai merasa diremehkan atau diabaikan.

Hal ini dapat menyebabkan timbulnya kebencian, yang dapat merusak ikatan perkawinan.

Jadi, periksalah satu sama lain untuk memastikan tidak ada rasa kesal atau sakit hati di balik sebuah keputusan -misalnya.

Pastikan ketika kita menyetujui sebuah kompromi, kita tidak akan menyimpan pengorbanan itu di atas kepala pasangan kita, atau meragukan keputusan, dan bahkan berbohong tentang itu.

Kita harus membuat keputusan, mematuhinya, dan bergerak maju dengan cara yang positif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/23/115319020/7-cara-berkompromi-demi-pernikahan-yang-langgeng

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com