Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seo Ye Ji "It's Okay to Not Be Okay" Posesif, Apa Tanda-tandanya?

KOMPAS.com - Aktris Seo Ye Ji yang membintangi drama It's Okay to Not Be Okay dituding bersikap posesif saat berpacaran dengan Kim Jung Hyun. Hal ini membuat aktor ini bersikap tak profesional saat syuting drama Time 2018 lalu.

Sikap Kim Jung Hyun dikabarkan membuat lawan mainnya kala itu, Seohyun SNSD, menjadi tidak nyaman. Hal tersebut mengganggu situasi sehingga proses pengambilan gambar berantakan.

Belakangan diketahui hal ini karena aktor yang juga membintangi Mr Queen ini diatur-atur oleh kekasihnya saat itu, Seo Ye Ji.

Media Korea Dispatch melaporkan, aktris ini mensyaratkan agar tidak ada sentuhan fisik dan interaksi apa pun terhadap lawan jenis selama proses produksi.

Sikap posesifnya inilah yang kemudian memberikan dampak negatif kepada banyak orang. Kim Jung Hyun sendiri akhirnya mundur dari Time setelah memasuki beberapa episode.

Sikap memiliki secara berlebihan yang ditunjukkan terhadap pasangan merupakan salah satu hal yang harus dihindari. Pasalnya, ini bisa membatasi pergaulan dan perkembangan diri pasangan.

Sayangnya, kebanyakan orang tidak menyadari menjadi korban sikap posesif sampai akhirnya sudah terlambat.

Karena terlena dengan cinta, banyak yang tidak menggubris peringatan dari lingkungan terdekatnya. 

Padahal, tanda-tandanya mudah dikenali jika kita tidak terlalu terpukau dengan si dia.

Dikutip dari Bustle, ada tujuh perilaku pasangan yang bisa menandakan sikap posesif yakni:

  • Sering muncul mendadak

Pasangan yang sering muncul mendadak di kantor atau ketika kita sedang hang out bersama sahabat bisa jadi pertanda negatif.

Meskipun terasa seperti kejutan yang menyenangkan, mungkin saja pasangan ingin memastikan kita beraktivitas sesuai dengan 'laporan'.

Pasangan yang merasa harus terus mengawasi berarti tidak menghargai privasi. Jangan heran jika perilakunya semakin lama semakin buruk.

  • Terlalu cepat bilang cinta

"Sebagian besar pasangan posesif mengungkapkan cinta dalam beberapa minggu pertama hubungan," ujar Christine Scott-Hudson, psikoterapis berlisensi di California.

Mudah bagi pasangan yang posesif merencanakan beberapa hal besar termasuk keputusan untuk menikah atau punya anak.

Padahal biasanya hal seperti ini butuh proses yang tidak sebentar. Sayangnya, kebanyakan orang salah persepsi, menganggap hal ini pertanda keseriusan pasangan dalam berkomitmen.

  • Tidak menghargai kesendirian kita

Pasangan yang posesif merasa perlu memegang kendali penuh. Karena itu mereka biasanya marah jika kita ingin sendiri, termasuk makan atau belanja ke mall sendiri.

Mereka akan menuntut perhatian penuh dari kita dan jika tidak dituruti akan marah atau melontarkan ancaman.

  • Ingin tahu jadwal harian kita

Jika pacar memaksa ingin tahu jadwal harian mendetail maka saatnya bersikap waspada.

"Seorang pasangan posesif ketika mereka menuntut waktu atau mengontrol jadwal Anda," Jill Sylvester, konselor kesehatan mental berlisensi di Boston mengingatkan.

Terlebih lagi jika mereka terus menerus meminta kita share location atau foto sebagai bukti keberadaan kita.

  • Selalu ingin menghabiskan waktu bersama

Keinginan untuk selalu menghabiskan waktu bersama bukanlah hal yang sehat dalam hubungan. Sebaliknya, ini menjadi tanda dominasi yang bisa jadi awal sikap posesif berlebihan.

Perhatikan pula apakah pasangan sudah tidak lagi menjalankan hobinya atau berkumpul dengan temannya. Kecenderungan ini berarti pasangan sudah terlalu terpaku pada kita dan bisa berdampak tidak baik.

  • Menghubungi sepanjang hari

Jika pasangan chatting, telepon atau video call selama seharian penuh atau sangat sering, perilaku itu bisa jadi pertanda kuat sikap posesif.

Komunikasi pasangan merupakan hal yang harus dilakukan, namun tidak terus menerus tanpa putus.

Kebiasaan ini menjadi bentuk tuntutan pasangan dan kecenderungan mereka tidak menghargai hidup kita.

Segera cari solusinya atau tinggalkan pasangan yang tak bisa memperbaiki sikap posesifnya ini.

  • Terlalu sering posting kebersamaan atau "kepemilikan" di media sosial

Diunggah di media sosial kini dianggap sebagai suatu pengakuan atas hubungan yang dijalani. Banyak anak muda menganggapnya sebagai versi lebih ringan dari cincin tanda hubungan.

Nyatanya, media sosial bisa digunakan sebagai tempat berkembang biaknya perilaku posesif.

Mereka berusaha menandai kepemilikannya atas diri kita secara digital dengan posting dan tagging tanpa henti.

Selain itu, media sosial juga bisa dijadikan cara untuk terus mengawasi aktivitas dan keberadaan kita. Karena itu, jangan terlalu berbangga hati jika pasangan terlalu sering posting soal kita di Instagram.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/13/080746720/seo-ye-ji-its-okay-to-not-be-okay-posesif-apa-tanda-tandanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke