Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Sampah Dapur yang Bisa Dimanfaatkan untuk Menyuburkan Tanaman

Padahal, sejumlah sampah dapur bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman, lho.

Menurut Balcony Garden Web, berikut jenis sampah dapur untuk menyuburkan tanaman yang bisa kita coba di rumah:

1. Ampas kopi

Ampas kopi bisa digunakan untuk berbagai keperluan di kebun.

Beberapa di antaranya seperti menjadi pupuk, kompos, hingga mulsa.

Jika ingin menggunakannya sebagai pupuk, misalnya, kita bisa menaburkan bubuk kopi langsung ke tanah.

Bubuk kopi mengandung 2 persen nitrogen, tetapi tanaman tidak bisa menggunakannya hingga rusak.

Nah, ketika bubuk kopi membusuk, tingkat nitrogen yang rendah di dalamnya dapat bertindak sebagai pupuk jangka panjang.

Bubuk kopi juga bisa memberikan nutrisi dasar lain yang dapat menyehatkan tanaman, seperti fosfor dan kalium.

2. Cangkang kulit telur

Kulit telur terdiri dari lebih dari 95 persen mineral, terutama kalsium karbonat (37 persen).

Kalsium karbonat merupakan elemen penting yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.

Kulit telur juga mengandung magnesium, kalium, besi, dan fosfor dalam jumlah yang cukup.

Kita bisa memanfaatkannya untuk mencegah pembusukan ujung bunga pada tanaman tomat, paprika, hingga terung.

Tanaman akan menyerap kalsium dari kulit telur sehingga bisa tumbuh sehat.

Untuk menggunakannya, kita cukup menaburkan kulit telur ke setiap lubang sebelum ditanam.

3. Kulit jeruk

Kulit jeruk dapat menyehatkan tanaman dengan cara yang unik, yakni dengan dijadikan pot.

Caranya, kupas jeruk dengan rapi sehingga menyisakan bentuk seperti mangkuk.

Kemudian buat lubang di bagian bawah kulitnya untuk drainase dan isi dengan tanah pot.

Lalu, taburi benih dan siram sedikit air.

Ketika bibit sudah siap untuk dipindahkan, kita bisa langsung menanamkannya di pot bersama dengan kulit tersebut.

Kulit jeruk akan membusuk dan membantu menyehatkan tanaman muda ketika tumbuh.

4. Air bekas rebusan

Setelah merebus sayur-sayuran, jangan langsung membuang airnya ke bak cuci piring.

Setelah dingin, siram air bekas rebusan sayur tersebut ke tanaman untuk membantu menyuburkannya.

Kita juga bisa melakukan hal yang sama dengan air bekas merebus telur.

5. Kulit kacang

Kulit kacang adalah item yang bagus untuk tambahan kompos karena tidak mudah rusak seperti item lainnya.

Karena tidak mudah rusak, kulit kacang juga dapat dimanfaatkan sebagai mulsa.

Dalam kompos, sampah kulit kacang dapat membantu memvariasikan ketebalannya.

Nantinya, hal ini akan membantu dalam aerasi tanah

Kita bisa menggunakan kulit kacang walnut, tetapi hindari menggunakan kulit kacang walnut hitam.

Sebab, kulit kacang walnut hitam memiliki konsentrasi juglone yang tinggi yang akan beracun untuk banyak tanaman.

6. Cabai sisa

Banyak dari kita yang biasa membuang cabai sisa karena sudah tidak terpakai.

Padahal, biji dan pucuk cabai sisa bisa kita gunakan untuk mengusir hama kebun.

Caranya, campur limbah yang ada, saring, kemudian campur dengan air dan masukkan ke dalam botol semprot.

Gunakan air campuran di dalam botol semprot tersebut untuk mencegah hama tanaman.

7. Sampah buah dan sayur

Meskipun keduanya bisa dimasukkan ke dalam tumpukan kompos, kita juga bisa memanfaatkannya dengan cara lain.

Masukkan sisa buah dan sayur ke dalam food compressor, kemudian taburkan ke sekitar tanaman tomat, paprika, dan lainnya untuk menambah nutrisi bagi tanaman-tanaman tersebut demi hasil panen yang lebih subur.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/15/102222020/7-sampah-dapur-yang-bisa-dimanfaatkan-untuk-menyuburkan-tanaman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com