Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penjelasan Ilmiah Mengapa Anjing Begitu Setia pada Tuannya

KOMPAS.com -  Anjing memang dikenal sebagai hewan yang setia. Tak sedikit kita mendengar pemilik anjing yang menceritakan bahwa hewan kesayangannya ini selalu menunggui tuannya pulang ke rumah, lalu menyambutnya dengan antusias.

Kebanyakan anjing juga tak pernah malu-malu mengekspresikan pengabdian dan cinta kepada tuannya. Perilaku yang jarang ditemui pada hewan peliharaan lainnya.

Sebenarnya, dari manakah perilaku "sahabat terbaik manusia" ini bisa ada pada diri anjing? Penjelasan mudahnya adalah karena tuannya memberikan makanan dan tempat perlindungan, tapi ternyata ada penjelasan yang lebih dalam dan bersifat ilmiah.

1. Pengembang-biakkan yang selektif

Sepanjang sejarah dan domestikasi yang berjalan sangat lama, dihasilkan beragam ras anjing berbeda yang disesuaikan dengan fungsinya dalam masyarakat dan perbedaan perilaku.

Nenek moyang kita tanpa disadari kemungkinan besar berpartisipasi dalam pembiakan selektif, dengan membunuh anjing yang sifatnya agresif atau sering menyerang dan menggigit.

Anjing yang berbakat untuk berburu dan setia, akan dipelihara dan dirawat dengan baik. Hal ini tentu meningkatkan peluang reproduksi yang sukses. 

Ketika anjing mendapatkan makanan dan tempat berlindung yang aman serta nyaman, maka anjing akan memberikan imbalan pada tuannya dalam bentuk "kepatuhan" atau "kesetiaan". 

Seiring dengan hilangnya kebiasaan berburu dan manusia semakin nyaman dan menetap, proses domestikasi ini bergeser menjadi sebuah persahabatan. 

2. Perilaku bawaan

Nenek moyang anjing adalah serigala yang hidup secara berkelompok. Untuk bertahan hidup di alam liar, serigala harus percaya dan kooperatif. 

Pemimpin serigala atau sang alfa, bertanggung jawab sampai sakit parah atau terlalu tua untuk melakukan kemampuan terbaiknya dan akhirnya ditantang oleh serigala yang lebih kuat untuk kemajuan seluruh kelompok.

Ini menunjukkan bahwa perilaku serigala dimotivasi oleh keuntungan seluruh anggota kelompok daripada kesetiaan murni kepada pemimpinnya.

Ini sesuai dengan penelitian tahun 2014 di Vienna, Austria, ketika para peneliti meneliti kawanan anjing dan serigala yang dibesarkan di laboratorium.

Mereka menyimpulkan bahwa hubungan antara anjing dan manusia (dengan pemiliknya) bersifat hierarkis daripada kooperatif.

Lalu, saat serigala perlahan-lahan dijinakkan menjadi anjing modern, penelitian menunjukkan, bahwa anjing dibesarkan karena kesetiaan, ketergantungan pada tuannya, dan kemampuan untuk mengikuti perintah.

3. Ikatan sosial

Ikatan sosial yang dimediasi oleh tatapan, serta membelai dan berbicara, meningkatkan kadar oksitosin, hormon bahagia, baik pada manusia dan anjing.

Hormon ini berperan dalam proses penjinakkan anjing, terkait dengan perasaan keterikatan dan kepercayaan diri, yang pada akhirnya memfasilitasi pembentukan kesetiaan dan cinta dalam hubungan emosional.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/03/081308120/penjelasan-ilmiah-mengapa-anjing-begitu-setia-pada-tuannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com