Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tindakan yang Dilakukan Orang Narsis untuk Menyudahi Hubungan

KOMPAS.com - Di masa awal hubungan, apa pun yang dilakukan pasangan biasanya kita maklumi dan bukan menjadi masalah besar.

Pada waktu itu, rasa jatuh cinta membuat kita menjadi kurang teliti dalam melihat kekurangan pasangan. Namun jika ini terus berlanjut, hubungan dapat berakhir buruk.

Salah satu contohnya adalah bila kamu berkencan dengan orang yang narsis. Mungkin awalnya kamu tidak menyadarinya.

Orang narsis adalah orang yang kurang memiliki empati, membutuhkan perhatian lebih, dan cenderung sensitif jika menerima kritik.

Intinya, orang narsis hanya mencintai dan memikirkan dirinya saja tanpa mau memikirkan orang lain.

Misalnya, kita memamerkan baju atau sepatu baru saat pergi berkencan dengan pasangan, namun pasangan tidak menanggapinya dan hanya memedulikan penampilannya sendiri.

Bisa juga kita bertengkar dengan pasangan, dan si dia menyalahkan kita untuk sesuatu yang bukan kesalahan kita.

Kedua contoh tersebut menunjukkan bahwa pasangan dengan sifat demikian adalah pasangan yang narsis.

Di saat kita memutuskan mengakhiri hubungan dengan orang narsis, kita akan kesulitan menghadapi reaksi pasangan, dan tidak mudah menemukan jalan keluar dari situasi itu.

Mengenal gangguan kepribadian narsistik

W. Keith Campbell, profesor psikologi di University of Georgia menuturkan, narsisme dan gangguan kepribadian narsistik adalah dua hal yang berbeda.

"Jika kita menganggap narsisme dan gangguan kepribadian narsistik sama, itu sama saja seperti menganggap sama antara kesedihan dan depresi," katanya.

"Apabila Anda mengatakan kekasih seorang narsisis, Anda biasanya menggambarkan dia sebagai orang yang egois, tidak berperasaan, dan mencari perhatian. Bahasa kita sehari-hari seperti itu."

"Sedangkan jika pasangan adalah seorang narsisis, dan Anda menjalani proses perceraian karena perilakunya yang ekstrem, artinya dia memiliki tingkat narsisme tertentu yang relevan dengan intervensi pengobatan dan proses hukum, atau gangguan kepribadian narsistik."

Hal yang terjadi ketika kita memiliki pasangan narsis

Orang narsis dapat melakukan tindakan yang terkadang berbahaya sebelum kita berniat mengakhiri hubungan dengannya.

"Jika Anda mencoba mengakhiri hubungan dengan orang narsis, orang itu akan menjadi sangat kaku dan maladaptif," kata Elinor Greenberg, psikolog berlisensi dan terapis di Gestalt.

"Jika orang tersebut bereaksi buruk terhadap perpisahan, ia akan bereaksi sama seperti pada hubungannya terdahulu."

Greenberg menjelaskan empat cara yang dilakukan orang narsis untuk mengakhiri hubungan.

1. Bertindak layaknya seorang playboy

Orang narsis akan melakukan tindakan ini jika minat utama mereka dalam hubungan hanya mencari sesuatu yang baru dan seks, seperti pria Italia bernama Giacomo Casanova yang dikenal dunia sebagai "petualang" wanita.

"Seorang playboy tidak terlalu peduli dengan pasangannya dan tidak berencana memiliki hubungan jangka panjang, kendati ia tidak pernah mengungkapkan ini kepada Anda," tutur Greenberg.

"Akhirnya ia semakin bosan dan menemukan cara yang kejam dan tidak berperasaan untuk memutuskan hubungan."

Ada banyak contoh terkait tindakan orang narsis untuk menyudahi hubungan.

Salah satunya membawa pasangan ke sebuah pesta, namun di pesta tersebut, dia akan mendekati lawan jenis lain yang ditemuinya, bukan kita.

Bisa juga pasangan berselingkuh dan menunggu sampai kita mengetahui perselingkuhan itu, sehingga kita yang memutuskan untuk berpisah.

"Orang narsis seperti ini akan menyatakan secara terbuka bahwa Anda tidak lagi diinginkan dan ia secara aktif mencari pasangan lain," tambah Greenberg.

2. Melakukan hal ekstrem

Banyak hubungan yang kandas dibumbui konflik antara masing-masing pihak.

Namun jika kita mengakhiri hubungan dengan orang narsis, bentuk konfliknya bisa berbeda, menurut Greenberg.

"Saya pernah mendengar seseorang yang berpisah dari orang narsis, ia diusir dari rumah di tengah hujan lebat atau dipaksa keluar dari mobil," jelasnya.

"Orang narsis akan melakukan hal ekstrem seperti ini."

Campbell juga mengatakan hal serupa. "Pada intinya, narsisme adalah tentang kepentingan diri sendiri, sifat antagonis, dan rasa memiliki hak," ucap Campbell.

"Orang narsis percaya ia lebih penting daripada orang lain dan orang lain pantas diperlakukan seperti itu."

3. Menempatkan kita sebagai pihak yang salah

Orang narsis meyakini dirinya merupakan korban, dan segala kesalahan disebabkan oleh orang lain.

Karena alasan ini, banyak orang narsis yang tidak mau disalahkan karena berakhirnya suatu hubungan. Orang narsis justru menempatkan pasangannya sebagai pihak yang dinilai salah.

"Orang narsis akan berpura-pura bodoh dan menunjukkan perilaku buruk sampai Anda membuat keputusan untuk meninggalkannya," terang Greenberg.

"Ketika Anda memutuskan dia, dia terus berpura-pura bodoh dan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah pergi."

Strategi ini biasanya dilakukan orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik yang disebut narsisis rentan.

"Orang narsisis yang rentan melindungi diri dan berjuang untuk pengakuan," kata Campbell.

"Sebagian besar konflik melibatkan mental dan emosional karena orang narsisis rentan terlalu takut untuk menghadapi orang lain secara langsung."

Jangan sampai kita merasa bersalah ketika kita menjadi pihak yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan.

Sebab, meskipun orang narsis mengaku tidak mau berpisah darimu, tindakan yang dia lakukan justru sebaliknya.

4. Menjadikan kita sebagai "cadangan"

Setelah kita memutuskan berpisah dari pasangan yang narsis, kita mungkin menduga jika ia akan melakukan tindakan berbahaya nantinya.

Rupanya, mantan justru berusaha untuk tetap menjalin hubungan baik dengan kita. Apakah kita bisa merasa senang akan hal itu? Sebaiknya tidak.

"Orang narsis mencoba mempertahankan beberapa lawan jenis yang ada, biasanya tiga hingga lima orang. Kemudian ketika ia sedang kesal pada satu orang, ia bisa 'beralih' ke orang lainnya, ungkap Greenberg.

Greenberg mengambil kesimpulan tersebut setelah ia menghadiri pemakaman seorang pria kenalannya bertahun-tahun lalu.

"Ada tiga wanita muncul, dan ketiganya adalah kekasih pria itu."

"Mereka saling mengenal dan saling membenci, tetapi mereka tetap menerima pria tersebut karena dia pria yang sangat menarik, senang bepergian, dan terlihat menginginkan seorang wanita untuk menemaninya."

Kesimpulannya, jika mantan kekasih terlihat baik, jangan senang dulu.

Soalnya, tidak menutup kemungkinan jika sikapnya yang baik itu hanya akal-akalan orang narsis untuk menjadikan kita cadangan saat ia "ngambek" dengan wanita lain.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/07/112319120/tindakan-yang-dilakukan-orang-narsis-untuk-menyudahi-hubungan

Terkini Lainnya

88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com