Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua pada Anak, Apa Saja?

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, tentu kita ingin agar anak memiliki perilaku yang baik. Demi mencapai tujuannya ini, terkadang orangtua tidak sengaja mengatakan sesuatu yang kurang pantas diucapkan.

Padahal, ucapan orangtua sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Jika kita mengatakan sesuatu yang negatif dan kasar, dikhawatirkan anak akan sakit hati dan malah menghancurkan rasa kepercayaannya pada kita.

Untuk itu, sebaiknya kita menghindari beberapa kalimat yang tidak boleh diucapkan orangtua pada anak, seperti berikut ini.

“Aku harap kau tak pernah dilahirkan.”

Tidak ada anak yang ingin mendengar orangtua mereka mengucapkan kalimat seperti ini.

Meski sangat frustasi dan marah, Anda harus menahannya. Gigit lidah Anda bila perlu.

Tidak hanya menyakiti perasaan anak, kalimat ini dapat menghancurkan self-esteem anak dan membuat mereka merasa tak diinginkan.

“Cepatlah, atau Ayah tinggal.”

Anak-anak belum mengerti konsep waktu layaknya orang dewasa. Anak mungkin memiliki rasa takut diabaikan atau tersesat. Jika Anda mengatakan hal ini, rasa takut anak pun bisa bertambah.

Cobalah untuk mencari tahu mengapa anak lamban dan lakukan apa yang Anda bisa untuk membatnya melakukan sesuatu lebih cepat tanpa membuat mereka takut.

Misalnya, perhalus kata sambil menjanjikan untuk memberikan sesuatu yang mereka sukai jika mereka bisa bergerak cepat. Jangan lupa berikan pujian jika anak berhasil melakukannya.

“Kamu tidak pernah melakukan apa yang Ibu suruh.”

Saat Anda melontarkan frasa ini berulang kali, anak akan mulai merasa bahwa dia tidak mampu melakukan apapun dengan benar.

Mereka akan mulai berpikir untuk tidak mencoba melakukan sesuatu jika tidak dihargai.

Untuk mengatasinya, coba katakan, “Ibu ingin agar kamu melakukannya dengan cara seperti ini.”

Ingat, katakan apa yang Anda inginkan secara spesifik, sehingga anak dapat memahami dan melakukannya dengan baik.

“Andai saja kamu seperti adik atau kakakmu.”

Tidak ada orang yang suka dibandingkan. Semua orang tentu ingin diterima apa adanya, begitu pula dengan anak.

Melontarkan kalimat seperti ini pada anak hanya akan membuat dia merasa tidak kompeten dan mendorong persaingan antar saudara kandung.

Anak yang sering mendengar pernyataan semacam ini mungkin merasa bahwa mereka tidak dapat mencapai sesuatu yang berarti karena mereka tidak akan pernah sebaik saudara mereka.

Daripada membandingkan anak-anak Anda, sadarilah bahwa setiap anak berbeda dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri. Terima perbedaan mereka dan cintai mereka apa adanya.

Melontarkan komentar yang meremehkan pasangan

Anak-anak tidak perlu terjebak di tengah pertengkaran orangtua merka atau mendengar meremehkan pasangan.

Hal ini dapat membuat anak merasa mereka harus memihak karena takut Anda melontarkan kata-kata buruk tentang dia.

Meski Anda hidup terpisah dengan pasangan, penting untuk mengatakan hal baik tentang pasangan di depan anak.

“Kita tidak bisa membelinya.”

Jika terlalu sering mengatakan Anda tidak mampu membeli sesuatu pada anak, mereka akan berpikir bahwa hanya uang yang dapat memberi kebahagiaan.

Mereka juga bisa menganggap kalau keluarganya mengalami masalah finansial, terlepas apakah itu benar atau tidak.

Karena itu, akan lebih baik untuk mengatakan kata “tidak” saja tanpa harus menjelaskan apa alasan Anda menolak permintaan anak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/09/103056620/kalimat-yang-tidak-boleh-diucapkan-orangtua-pada-anak-apa-saja

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com