Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak Remaja

Sebab, remaja melalui banyak perubahan dalam hidup, dan mulai berusaha untuk mejalani hidup tanpa orangtua.

Mereka juga mencoba untuk mencari jati diri sendiri, dan hal ini terkadang membuat orangtua tidak tenang.

Namun perlu diingat, remaja tidak melakukannya dengan sengaja. Mereka hanya mencoba mencari tahu cara menjalani hidup sendiri.

Di sisi lain, orangtua ingin yang terbaik bagi anak, dan ingin bisa membimbing anak dalam menghadapi masa remajanya.

Sayangnya, proses ini membuat orangtua kerap melakukan kesalahan dalam mendidik anak remaja.

Berikut adalah 10 kesalahan umum orangtua dalam mendidik remaja. Coba disimak.

1. Terlalu berlebihan atau pun menganggap remeh

Menurut laman Very Well Family, salah satu kesalahan terbesar orangtua adalah terlalu berlebihan atau menganggap remeh masalah remaja.

Remaja memang kerap melakukan kesalahan atau mengambil pilihan yang tidak seharusnya.

Namun, penting bagi orangtua untuk melakukan refleksi diri. Sebab, bisa saja orangtua yang menjadi sumber masalah itu.

Refleksi diri juga bisa membantu orangtua dalam membuat batasan bagi perilaku remaja.

2. Ekspetasi yang tidak realistis

Sebagai orang dewasa, mungkin kita berpikir hidup remaja adalah hal yang mudah.

Orangtua pun berharap agar anak remaja menjalani hidup bebas dan menyenangkan, karena “seharusnya” begitulah hidup remaja.

Namun -ternyata, harapan itu tidak realistis. Sebab, remaja adalah sosok yang moody dan terkadang tertutup, itulah hal realistis dari remaja.

3. Tidak ada aturan

Karena kita tahu bahwa remaja masih harus banyak belajar mengenai peran mereka di dunia dan mendapatkan kebebasan, bukan berarti orangtua tidak menetapkan aturan.

Meski orangtua ingin memberi anak remaja kebebasan, tentu perlu ada aturan dan batasan.

Sebab, remaja juga harus mencoba melatih moral dan kemampuan mereka untuk membuat pilihan tepat.

4, Melawan

Emosi remaja memang tinggi, apalagi jika dia tengah mengalami masalah sulit.

Mungkin mudah bagi orangtua untuk melawan anak dalam suatu argumen. Namun, biasanya hanya pertengkaran yang terjadi, dan tidak ada “pemenang” di dalamnya.

Akan lebih baik jika orangtua mendengarkan apa yang ingin dikatakan mereka dan mencari tahu apakah pertengkaran itu perlu dilakukan atau tidak.

Kita juga perlu mengetahui waktu yang tepat untuk mundur dan menenangkan diri.

5, Identifikasi berlebihan

Menurut Psychology Today, mencoba untuk mengidentifikasi perilaku remaja memang merupakan hal normal. Namun, tidak baik jika dilakukan secara berlebihan.

Kita perlu mengetahui batasannya. Saat seorang ibu mengidentifikasi perilaku anak usia remaja, mereka akan merasa kalau dia “diserang”.

Kondisi itu malah bakal membuat anak membangkang.

Untuk itu, berempatilah pada anak, namun jangan menganggap masalah mereka adalah masalah orangtua juga.

6. Memasukkan hati

Hormon adalah salah satu hal yang memegang peran penting dalam perkembangan remaja.

Hormon juga dapat membuat mereka berperilaku irasional, dan mengatakan apa yang sebenarnya tidak ingin mereka katakan.

Penting bagi orangtua untuk tidak memasukkan hati apa yang anak katakan, terutama dalam sebuah argumen.

Sebaiknya, biarkan situasi mendingin. Lalu, diskusikan dengan anak terkait apa yang terjadi dan apa yang kita rasakan.

7. Memprediksi masa depan

Mengkhawatirkan masa depan anak memang normal, apakagi remaja hanya selangkah menuju masa dewasa.

Namun jika berlebihan, bisa berbahaya. Para ahli menyebut situasi ini sebagai “catastrophic thinking,” dan ini bisa menghambat perkembangan remaja.

Hal ini dapat membuat orangtua terlalu fokus pada masa depan anak, dan lantas melupakan bagaimana keadaan anak kita sekarang.

8. Terlalu banyak bicara

Mendengarkan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan orangtua bagi anak mereka, terutama jika anak ada di usia remaja.

Sayangnya, orangtua terbiasa menyelesaikan semua masalah anak dan melakukannya tanpa sadar.

Perlu diingat, saat anak berada di usia remaja, penting bagi orangtua untuk mendengarkan dan tidak langsung memberi mereka solusi dan nasihat.

9. Menggoda

Menggoda anak mungkin bisa menjadi salah satu aktivitas menyenangkan yang dapat membuat anak dan orangtua lebih dekat.

Namun, jangan berlebihan.

Remaja tengah mencari jati dirinya serta masih belajar untuk menghargai dirinya. Remaja juga sangat sensitif.

Jadi, mungkin saja mereka terlihat tidak keberatan, namun sebenarnya merasa tersinggung.

10. Jangan sampai putus hubungan

Poin terakhir sekaligus poin terpenting, yaitu, jangan pernah putus hubungan dengan anak.

Menurut Positive Parenting Solutions, dalam transisi anak menuju masa dewasa, remaja tetap memerlukan bantuan dan petunjuk dari orangtua.

Namun, kini lebih berorientasi pada anak.

Orangtua memang perlu memberi remaja kebebasan lebih, namun penting bagi orangtua untuk mengingatkan anak kalau orangtua masih ada di sisinya.

Tinggalkan catatan kecil, atau ajak mereka makan di luar atau berbelanja sesekali guna membuat koneksi tetap kuat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/21/084358220/10-kesalahan-orangtua-dalam-mendidik-anak-remaja

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com